Saat ini mendapatkan akses pinjaman sangat mudah. Hanya bermodalkan Kartu Tanda Penduduk alias KTP, orang gampang mendapatkan pinjaman uang dengan cepat.
Perkembangan teknologi finansial saat ini sebenarnya dapat membantu orang yang benar-benar membutuhkan. Dengan hanya beberapa klik, kita bisa mendapatkan pinjaman tunai untuk berbagai keperluan.
Kemudahan ini memang menggiurkan, namun di baliknya mengintai bahaya terjebak dalam lingkaran hutang konsumtif. Banyak orang justru terjebak hutang dan tidak mampu menyelesaikannya.
Hutang konsumtif adalah utang yang digunakan untuk membeli barang atau jasa yang sifatnya konsumtif atau tidak produktif. Contohnya, membeli gadget terbaru, pakaian branded, atau liburan mewah.
Berbeda dengan utang produktif yang digunakan untuk investasi atau meningkatkan produktivitas, hutang konsumtif cenderung tidak memberikan keuntungan jangka panjang.
Hutang konsumtif juga sangat berbahaya karena dapat membuat seseorang terjebak dalam masalah finansial yang susah untuk diselesaikan. Hutang konsumtif juga akan menjadi beban keuangan yang berat.
Karena cicilan hutang terus menumpuk, seseorang dapat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Hal itu tentu akan stress dan rasa cemas terus meningkat.
Beberapa faktor yang mendorong hutang konsumtif adalah gaya hidup yang mencoba mengikuti tren. Faktor lainnya adalah iklan atau promosi yang menarik dan promosi yang agresif dapat memicu keinginan untuk membeli.
Andi adalah seorang karyawan muda yang baru bekerja yang memiliki gaji yang cukup. Sebenarnya, dengan penghasilan yang dimiliki, Andi dapat hidup nyaman.
Namun Andi yang seorang gadget addict selalu tidak bisa menahan keinginannya untuk memiliki gadget terbaru. Setiap ada model terbaru, Andi selalu ingin memilikinya.
Awalnya, Andi membeli gadget baru dengan uang tabungannya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai tergiur dengan promo cicilan 0% yang ditawarkan oleh berbagai platform e-commerce.
Tanpa berpikir panjang, Andi langsung membeli gadget incarannya dengan mengandalkan cicilan. Mungkin, kalau saja Andi hanya memiliki satu cicilan, tidak akan terlalu berdampak pada keuangan dan kehidupan Andi.
Namun, Andi tak mampu mengendalikan diri. Andi memiliki cicilan berlebihan sehingga gaji bulannya hanya cukup untuk membayar cicilannya saja. Sementara buat kebutuhan pokok, Andi kebingungan.
Cicilan gadget baru yang terus berjalan membuat keuangan Andi menjadi tertekan. Ia kesulitan menyisihkan uang untuk kebutuhan lain seperti membayar tagihan listrik, air, atau membeli bahan makanan.
Andi merasa sangat terbebani dengan utang yang terus menumpuk. Ia seringkali merasa cemas dan khawatir tentang masa depannya.
Andi sering merasa minder karena tidak bisa mengikuti gaya hidup teman-temannya yang punya barang mewah. Ia juga kesulitan untuk fokus pada pekerjaan karena pikirannya selalu terganggu masalah keuangan.
Untuk membayar cicilan, Andi terpaksa mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari. Ia mulai jarang pergi makan di luar atau membeli pakaian baru.
Untuk menutupi kebutuhan pokoknya, lagi-lagi tanpa berpikir panjang. Andi kembali meminjam uang. Siklus itu berulang setiap bulan, tanpa tahu ujungnya sehingga hutangnya semakin menumpuk.
Tak ingin kejadian yang menimpa Andi terjadi kepada kamu? Cobalah untuk melakukan beberapa tips untuk menghindari hutang konsumtif berikut ini:
Rencanakan pengeluaran dengan membuat anggaran bulanan yang realistis.
Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya sekedar keinginan.
Batasi paparan terhadap iklan dan promosi yang dapat memicu keinginan untuk berbelanja.
Jika ingin membeli barang mahal, cari alternatif yang lebih murah, misalnya dengan membeli barang bekas atau menabung terlebih dahulu.
Sebisa mungkin bayar semua pembelian menggunakan uang tunai agar lebih mudah mengontrol pengeluaran.
Perbaiki barang yang rusak daripada langsung membeli yang baru.
Jika perlu, cari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan dan melunasi hutang lebih cepat.
Jika kamu terlanjur mengalami masalah keuangan karena terjebak hutang konsumtif, hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah menghentikan kebiasaan berhutang. Hal ini adalah langkah pertama untuk menghentikan siklus hutang.
Selanjutnya, lakukan usaha agar cicilan kamu setiap bulan dapat berkurang sehingga kamu tak perlu berhutang lagi untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makan, transportasi, pakaian, dan listrik.
Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah menjual barang-barang berharga yang kamu punya untuk menutup hutang yang tengah berjalan. Sisakan hanya barang-barang yang memang kamu perlukan.
Ketiga, carilah bantuan professional atau lembaga yang dapat membantu kamu untuk mencari solusi permasalahan keuangan kamu. Salah satu lembaga yang dapat memberi kamu saran keuangan adalah perbankan.
Beberapa bank memiliki program khusus untuk membantu nasabahnya yang mengalami kesulitan keuangan. Kamu bisa menghubungi bank tempat kamu memiliki hutang untuk menanyakan program tersebut.
Selain itu, kamu juga dapat memperkaya tentang literasi keuangan melalui website-website yang terpercaya. Salah satunya, kamu dapat mencari artikel soal edukasi keuangan dan perbankan di halaman article OCBC.