Indonesia memutuskan untuk bergabung menjadi anggota BRICS. Yuk cari tahu apa itu BRICS, lengkap dengan sejarahnya!
Menteri Luar Negeri Sugiono secara resmi telah mengajukan keinginan Indonesia untuk menjadi anggota kelompok ekonomi BRICS. Hal itu disampaikan Sugiono saat hadir dalam KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, Kamis (24/10/2024).
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Roy Soemirat, pengajuan menjadi anggota BRICS tidak hanya disampaikan secara lisan dalam KTT tersebut.
Roy mengatakan, Indonesia juga menyampaikan keinginan keanggotaan itu melalui surat yang diajukan kepada Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov.
Lebih lanjut Roy menjelaskan, Menlu Sugiono dalam pertemuan tersebut menekankan pentingnya kerja sama dengan negara-negara BRICS dan negara-negara dunia selatan.
“Seperti penegakan hak atas pembangunan berkelanjutan, juga kerja sama untuk mendukung reformasi sistem multilateral agar lebih inklusif, representatif, dan sesuai dengan realitas saat ini,” katanya dikutip dari Kompas, Selasa (12/10/2024).
Baca juga: KSEI Adalah: Sejarah, Tugas, dan Layanannya
Kamu yang tidak mengikuti isu ini pasti bertanya, apa sih BRICS itu? BRICS adalah singkatan dari Brazil, Rusia, India, China, dan South Africa.
BRICS merupakan organisasi antarpemerintah yang dibentuk untuk menyoroti peluang investasi. Namun dalam perjalanannya, BRICS berkembang menjadi blok geopolitik, dan anggotanya bertemu setiap tahun.
Hubungan bilateral di antara BRICS dilakukan khususnya berdasarkan pada prinsip non-intervensi, kesetaraan, dan saling menguntungkan. Saat ini, anggota BRICS adalah terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Etiopia, dan Uni Emirat Arab.
BRICS berdiri pada tahun 2009. Saat itu, negara-negara pendirinya, yaitu Brazil, Rusia, India, dan China mengadakan KTT di Rusia dan menamakan diri mereka sebagai BRIC.
Pada tahun berikutnya, Afrika Selatan mengajukan diri untuk menjadi anggota BRIC. Lalu tahun 2011, Afrika Selatan resmi menjadi anggota, dan nama organisasi kemudian diubah menjadi BRICS.
Adapun Iran, Mesir, Etiopia, dan Uni Emirat Arab menghadiri KTT pertama mereka sebagai negara anggota pada KTT tahun 2024 di Rusia. Arab Saudi belum bergabung secara resmi, tetapi berpartisipasi dalam kegiatan BRICS sebagai negara yang diundang.
Baca juga: Cara Menjadi Pengusaha Sawit: Panduan untuk Pemula
Jika digabungkan, negara-negara anggota BRICS mencakup sekitar 30% permukaan bumi dan 45% populasi global.
Afrika Selatan memiliki ekonomi terbesar di Afrika, sedangkan Brasil, India, dan Tiongkok termasuk di antara 10 negara terbesar di dunia berdasarkan populasi, luas wilayah, dan produk domestik bruto (PDB) nominal.
Sementara berdasarkan paritas daya beli, Rusia muncul sebagai ekonomi terbesar di Eropa pada tahun fiskal terakhir.
Kelima negara anggota awal tersebut merupakan anggota G20, dengan PDB nominal gabungan sebesar US$28 Triliun (sekitar 27% dari produk dunia bruto), total PDB (PPP) sekitar US$65 Triliun (33% dari PDB PPP global), dan diperkirakan US$5,2 Triliun dalam cadangan devisa gabungan (per 2024).
Negara-negara BRICS dianggap sebagai pesaing geopolitik terdepan bagi blok G7 yang terdiri dari negara-negara maju terkemuka.
Anggapan sebagai pesaing ini akibat dari inisiatif-inisiatif yang dilakukan seperti New Development Bank, BRICS Contingent Reserve Arrangement, BRICS Pay, BRICS Joint Statistical Publication, dan mata uang cadangan keranjang BRICS.
Baca juga: Dropshipper atau Reseller, Mana yang Lebih Cuan?
Pada KTT BRICS 2023 di Afrika Selatan, negara-negara BRICS berkomitmen untuk mempelajari kelayakan adanya mata uang bersama baru atau yang serupa.
Perdagangan internasional yang lebih mudah dan adil, serta pengurangan besar dalam biaya transaksi akan menjadi beberapa alasan mengapa negara-negara tersebut dapat membentuk serikat mata uang.
Selain itu, BRICS juga memiliki sistem pembayaran khusus melalui BRICS Pay. Inisiatif ini dimulai pada KTT BRICS 2015 di Rusia, yang saat itu para anggota membicarakan sistem pembayaran yang akan menjadi alternatif bagi sistem SWIFT.
Tujuannya adalah untuk awalnya beralih ke penyelesaian dalam mata uang nasional. Bank Sentral Rusia menyoroti manfaat utamanya sebagai cadangan dan redundansi jika terjadi gangguan pada sistem SWIFT.
Itulah ulasan mengenai apa itu BRICS dan alasan Indonesia bergabung di dalamnya. Kamu bisa mendapat informasi menarik lain seputar keuangan dan perbankan dengan membuka laman Article OCBC.
Baca juga: Perbedaan Pajak dan Retribusi, Sudah Tahu?