Kemenangan Trump diperkirakan akan mengubah prospek pasar saat ini, namun tidak sampai menggoyahkan pasar keuangan. Tidak ada alasan untuk panik, jadi tetaplah berinvestasi. – Vasu Menon, Managing Director, Investment Strategy, Wealth Management Singapore, OCBC Bank
Debat pertama Biden-Trump menandai dimulainya fokus utama pasar terkait pemilihan umum AS bulan November mendatang. Dari debat tersebut, terlihat peningkatan peluang kemenangan Trump. Berdasarkan survei CNN, 67% pengamat mengatakan bahwa Trump memenangkan debat.
Debat ini sangat efektif dalam menampilkan pencitraan, penilaian mental kandidat untuk menjadi Presiden AS dan memahami isu domestik seperti biaya hidup dan imigrasi. Dalam hal ini, Trump tampil jauh lebih baik dibandingkan Biden. Trump tampil lebih dinamis, tangguh, percaya diri, dan lebih tajam dalam menjawab pertanyaan, meskipun beberapa kali menyampaikan informasi yang salah.
Di sisi lain, Biden terlihat kaku, tampak tidak sehat, beberapa kali terdengar pelan, kurang jelas, dan terlihat kesulitan saat menyampaikan beberapa komentar dan sanggahan. Performa kurang memuaskan Biden mengancam kampanye yang selama ini berjalan dengan baik, memicu serangan dari Partai Republik bahwa pada usia 81 tahun, presiden tertua dalam sejarah AS ini tidak layak menjalani masa jabatan empat tahun mendatang.
Pasar tidak bereaksi banyak terhadap debat Jumat lalu karena investor paham bahwa debat ini masih sangat awal, dan politik AS sangat tidak stabil. Lagipula, Trump dijadwalkan akan dijatuhi hukuman pada 11 Juli 2024 menyusul vonisnya baru-baru ini atas 34 tuduhan kejahatan di New York, dan masih belum jelas bagaimana hal ini akan berdampak pada pemilu. Selain itu, meskipun putaran pertama debat presiden dimenangkan oleh Trump, masih terlalu dini, karena masih 128 hari lagi sebelum pemilu AS pada 5 November dan perlu dicermati apakah Biden dapat kembali.
Namun demikian, ke depannya investor harus mempertimbangkan dengan lebih serius probabilitas kemenangan Trump bulan November, yang memiliki dampak beragam bagi pasar keuangan, dengan munculnya ketidakpastian baru dan potensi volatilitas pasar yang lebih besar.
Apakah kemenangan Trump positif atau negatif bagi pasar?
Tidak ada jawaban yang pasti mengenai apakah kemenangan Trump akan berdampak positif atau negatif bagi pasar.
Banyak hal bergantung pada apakah Partai Republik Trump dapat mengamankan kemenangan di Kongres, yang dapat memudahkan jalan Trump untuk memenuhi janji-janjinya, seperti pemotongan pajak, tarif, deregulasi, dan pengetatan imigrasi (yang diperkirakan akan memperketat pasar tenaga kerja AS).
Bahkan jika Kongres terpecah seperti saat ini, Trump diperkirakan dapat melewati Kongres dengan mengeluarkan perintah eksekutif untuk pembatasan imigrasi dan tarif. Namun, jika Kongres terpecah (antara Partai Republik dan Partai Demokrat), diperkirakan bukan hal yang buruk. Ini akan berfungsi sebagai ‘check and balance’ terhadap Trump jika ia mencoba perubahan terlalu radikal. Sehingga ini akan memberikan stabilitas pada sistem politik AS.
Meskipun pemotongan pajak dan deregulasi dapat mendorong pasar saham, tekanan fiskal yang ditimbulkan akibat pemotongan pajak yang tidak terdanai dapat menyebabkan defisit anggaran AS semakin melebar dan hal ini dapat menyebabkan imbal hasil obligasi AS meningkat, bukannya menurun seperti yang diperkirakan pelaku pasar.
Inflasi - yang berasal dari pemotongan pajak, pengetatan imigrasi, dan tarif yang diperkirakan akan diterapkan Trump terhadap impor, dapat menjadi tantangan bagi Federal Reserve (Fed) AS yang telah bekerja keras untuk melawan tekanan harga.
Jadi, ada risiko jika Trump menang, Fed diperkirakan akan berhati-hati dan tidak menurunkan suku bunga sebanyak yang diproyeksikan oleh para pejabatnya dalam ‘dot plot’ mereka setelah pertemuan kebijakan Fed bulan Juni (para pejabat Fed telah memproyeksikan penurunan suku bunga sebanyak empat kali pada tahun 2025). Keadaan dapat lebih buruk jika Trump mengutak-atik independensi Fed dan menekan para pejabat untuk mempertahankan suku bunga rendah.
Di tengah ketidakpastian, emas menjadi diuntungkan, dan harga minyak dapat turun jika Trump mencabut pembatasan pengeboran AS dan mengakhiri sanksi terhadap Rusia yang diberlakukan setelah invasi Ukraina.
Selain itu, perusahaan-perusahaan minyak bumi, gas alam, dan energi tradisional diperkirakan akan mendapatkan keuntungan atas kebijakan pro-minyak Trump karena ia telah berjanji untuk mencabut pembatasan produksi minyak dalam negeri.
Mata uang crypto dapat diuntungkan karena Trump telah menampilkan dirinya sebagai sosok pendukung mata uang crypto selama masa kampanyenya dalam beberapa minggu terakhir. Dia mengecam upaya Partai Demokrat untuk mengatur crypto dan mengatakan bahwa dia sangat mendukungnya.
Dari perspektif lebih luas, sektor teknologi AS juga dapat akan diuntungkan dari kebijakan deregulasi Trump.
Inisiatif yang dilakukan Biden dan para pemimpin dunia untuk memerangi perubahan iklim diperkirakan akan gagal jika Trump menang. Perusahaan-perusahaan energi bersih dan kendaraan listrik (EV) dapat terkena dampak negatif karena Trump telah mengatakan bahwa ia akan membalikkan seluruh kebijakan EV Biden, termasuk memberikan kredit pajak kepada pembeli EV.
Perlu diingat bahwa ada perkiraan bahwa Trump akan memprioritaskan pembatasan imigrasi daripada pemotongan pajak selain pemberlakuan tarif baru yang cepat, karena ini lebih mudah dicapai dan disahkan. Namun, langkah seperti itu tidak akan menjadi kabar terbaik untuk aset berisiko.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, investor yang telah menghadapi beberapa hambatan global, sekarang harus menghadapi ketidakpastian tambahan jika Trump menang. Namun, hal ini seharusnya tidak menghentikan investor untuk mencari peluang dan tetap berinvestasi.
Berinvestasi berdasarkan ekspektasi politik bukanlah pendekatan terbaik. Hal ini terlihat jelas pada pemilihan presiden AS tahun 2016. Ketika hasil pemilu menjadi fokus pada malam hari tanggal 7 November 2016, S&P 500 futures awalnya jatuh, tetapi pada pembukaan perdagangan tanggal 8 November, pasar saham mengalami rebound, dan indeks S&P 500 ditutup +1.2% lebih tinggi. Jadi, ditengah panasnya pemilihan umum, sering kali melewatkan momentum yang ternyata pendorong kinerja penting.
Melihat kinerja indeks S&P 500 selama masa kepresidenan Trump tahun 2017-2020 memvalidasi hal ini. Indeks membukukan kenaikan 21.8% pada tahun pelantikannya, didorong oleh pemotongan pajak. Diikuti dengan penurunan 4.4% pada tahun berikutnya, akibat perang dagang yang dimulai Trump terhadap China. Namun, selama dua tahun terakhir masa kepresidenan Trump, indeks S&P 500 kembali pulih dan membukukan keuntungan masing-masing sebesar 31.5% dan 18.4%. Jadi, volatilitas pasar saham AS bergerak hampir 70% di bawah kepemimpinan Presiden Trump.
Source: Fisher Investments Australasia Pty Ltd, May 2024.
Used with permission of Fisher Investments Australasia Pty Ltd
Dengan kata lain, meskipun kepresidenan Trump menyebabkan ketidakpastian yang lebih besar dan berpotensi lebih banyak volatilitas, namun tidak akan melemahkan pasar dalam jangka menengah. Menariknya, Trump sering merujuk pada bagaimana pasar saham AS berkinerja baik di bawah pengawasannya karena ia melihatnya sebagai rapor kinerjanya. Oleh karena itu, ia diperkirakan lebih menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang terlalu drastis yang dapat menyebabkan pasar saham turun tajam.
Ingin mendapatkan informasi lebih lanjut untuk perkembangan pasar dan produk investasi di OCBC? Silahkan hubungi Premier Banking Manager Anda, atau kunjungi cabang OCBC terdekat.