Berikut ini beberapa instrumen investasi yang menguntungkan saat rupiah melemah.
Nilai rupiah terhadap dolar bisa sangat fluktuatif. Artinya, nilai rupiah ini bisa saja menguat, namun juga melemah karena beberapa sebab seperti kondisi ekonomi, gejolak politik, dan sebagainya.
Pelemahan rupiah tentu saja berpengaruh pada kondisi perekonomian. Beberapa dampak pelemahan rupiah antara lain inflasi, ketidakpastian ekonomi, hingga mahalnya harga-harga barang dan jasa.
Baca juga: Pengertian Return on asset (ROA), Fungsi, & Perhitungannya
Pelemahan rupiah juga akan berpengaruh pada portofolio investasi. Pada beberapa aset, melemahnya rupiah akan membuat portofolio merah alias merugi.
Dengan begitu, penting bagi kamu untuk cermat memilih aset atau instrumen investasi saat rupiah melemah. Berikut beberapa instrumen yang bisa dipilih.
Emas telah lama dianggap sebagai aset safe haven, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan pelemahan mata uang. Ketika rupiah melemah, nilai emas dalam rupiah biasanya naik, karena emas dihargai dalam dolar AS di pasar internasional.
Sebagai aset safe haven, emas tidak hanya berfungsi sebagai pelindung nilai (hedging) terhadap inflasi, tetapi juga menawarkan perlindungan dari volatilitas mata uang.
Investasi emas bisa dilakukan dalam bentuk fisik, seperti emas batangan atau perhiasan, serta dalam bentuk non-fisik seperti reksa dana emas atau saham perusahaan tambang emas. Selain stabilitas, emas juga likuid, artinya mudah dijual jika diperlukan.
Selain investasi, kamu juga bisa menabung emas dengan mudah melalui OCBC mobile.
OCBC merupakan bank pertama yang menghadirkan produk Tabungan Emas digital yang bekerja sama dengan Pegadaian. Tabungan Emas OCBC adalah produk dan layanan berbasis Syariah yang memungkinkan Nasabah untuk melakukan kegiatan investasi emas secara digital.
Produk Tabungan Emas ini menawarkan banyak keuntungan, seperti:
Cara membuka Tabungan Emas di OCBC mobile juga cukup mudah, yaitu:
Investasi dalam mata uang asing menjadi strategi penting saat rupiah melemah. Membeli mata uang asing yang lebih kuat, seperti dolar AS, euro, atau yen Jepang, bisa melindungi nilai kekayaanmu dari penurunan nilai rupiah.
Selain membeli mata uang asing secara fisik atau melalui rekening bank, kamu juga bisa berinvestasi dalam pasar forex, meskipun membutuhkan pengetahuan lebih dalam tentang dinamika pasar mata uang.
Keuntungan dari investasi mata uang asing tidak hanya datang dari apresiasi mata uang tersebut terhadap rupiah, tetapi juga dari bunga yang mungkin diperoleh jika mata uang asing disimpan dalam bentuk deposito berjangka.
Baca juga: 10+ Jenis Investasi Terbaik untuk Simpanan Masa Depan
Saat rupiah melemah, perusahaan yang berorientasi ekspor biasanya diuntungkan karena pendapatan mereka dalam mata uang asing meningkat nilainya dalam rupiah.
Saham perusahaan di sektor-sektor seperti komoditas (misalnya, minyak kelapa sawit, batubara, atau logam), agribisnis, dan manufaktur yang sebagian besar produknya diekspor, cenderung memiliki performa yang baik dalam kondisi ini.
Selain itu, perusahaan multinasional yang memiliki operasi global dan menghasilkan pendapatan dalam berbagai mata uang juga menawarkan stabilitas di tengah fluktuasi nilai tukar.
Obligasi yang diterbitkan dalam mata uang asing, seperti dolar AS, menawarkan perlindungan tambahan terhadap pelemahan rupiah. Ketika membeli obligasi ini, kamu menerima pembayaran bunga dan pengembalian pokok dalam mata uang asing.
Hal ini berarti nilai investasi tidak terpengaruh oleh penurunan nilai rupiah, dan kamu bisa mendapat keuntungan jika nilai mata uang asing tersebut naik terhadap rupiah.
Selain itu, obligasi pemerintah dalam mata uang asing, seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) yang diterbitkan dalam dolar AS, menawarkan keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen lainnya.
Reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan investasi yang lebih aman saat rupiah melemah. Terlebih reksa dana tersebut memiliki eksposur global.
Jenis reksa dana ini biasanya menginvestasikan dana di berbagai instrumen pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat utang jangka pendek yang diterbitkan dalam mata uang asing.
Diversifikasi ini memungkinkan reksa dana untuk mengurangi risiko yang dihadapi dalam satu pasar atau mata uang tertentu.
Itulah ulasan mengenai jenis investasi yang menguntungkan saat rupiah melemah. Kamu bisa membuka halaman Article OCBC untuk mendapatkan informasi menarik lain seputar keuangan dan perbankan.
Baca juga: Apa Itu Bursa Efek? Ini Sejarah, Peran, Jenis, & Contoh