Apa sih penyebab rupiah melemah di hadapan Dolar Amerika Serikat? Baca ulasan berikut ini buat tahu jawabannya!
Nilai tukar mata uang suatu negara akan dikomparasi dengan nilai mata uang global atau universal. Saat ini, mata uang global yang dijadikan acuan adalah Dolar Amerika Serikat (USD).
Ada beberapa alasan mengapa USD yang jadi acuan, seperti nilainya yang stabil, kuat, dan besar. Selain itu, USD juga menjadi metode pembayaran pada banyak transaksi internasional.
Rupiah sebagai mata uang Indonesia juga dikomparasi dengan USD. Memperdagangkan rupiah dengan dolar bisa menjadi acuan seberapa kuat mata uang Indonesia itu.
Baca juga: Ini Dia 7 Investasi Mata Uang Asing Paling Diincar & Tipsnya
Namanya perdagangan, nilai rupiah bisa saja menguat dan melemah tergantung beberapa kondisi. Dalam beberapa waktu terakhir, rupiah dilaporkan melemah.
Misalnya, pada perdagangan Jumat (23/8/2024), nilai tukar rupiah terhadap USD turun 45 poin atau sekitar 0,29%. Hal itu membuat rupiah berada di level Rp15.645 per USD, dari yang sebelumnya Rp Rp15.600 per USD.
Penurunan nilai tukar rupiah ini bukan kasus yang baru. Sama seperti kondisi pasar, nilai rupiah juga akan fluktuatif, tergantung kondisi perekonomian, sosial, dan politik Indonesia maupun global.
Nah berikut adalah beberapa penyebab rupiah melemah yang paling umum terjadi.
Tingkat inflasi akan mempengaruhi performa nilai rupiah terhadap USD. Inflasi yang rendah akan menyebabkan nilai rupiah menguat, sebaliknya, inflasi tinggi akan melemahkan nilai rupiah.
Selain inflasi, nilai tukar mata uang juga akan melemah karena kondisi hutang pemerintah. Ketika pemerintah tidak memperoleh modal asing, misalnya, maka kondisi itu akan menyebabkan inflasi dan depresi rupiah.
Suku bunga ditetapkan oleh bank sentral sebagai cara untuk mengekang kenaikan inflasi dan menstabilkan perekonomian negara.
Nilai tukar, suku bunga, dan tingkat inflasi semuanya saling berhubungan. Secara umum, kenaikan suku bunga akan membuat nilai rupiah menguat, sebaliknya, pemotongan suku bunga membuat rupiah melemah.
Berikutnya, kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (bank sentral AS) cenderung menarik investor untuk menempatkan dana mereka di aset berdenominasi dolar AS, seperti obligasi AS.
Hal ini karena langkah itu menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi karena suku bunganya naik. Sebaliknya, kondisi itu menyebabkan arus modal keluar dari Indonesia, melemahkan rupiah.
Penyebab berikutnya adalah kondisi politik dalam negeri Indonesia. Ketika politik stabil, maka nilai tukar rupiah pun akan menguat karena investor percaya dan mau menempatkan uangnya di Indonesia.
Sebaliknya, ketika situasi politik tidak pasti, seperti saat pemilihan umum, atau terjadi ketidakpastian hukum, investor pun akan ragu untuk menempatkan uang di Indonesia, dan membuat rupiah melemah.
Ketidakpastian ekonomi global, seperti perang dagang, krisis keuangan, atau penurunan harga komoditas global yang diandalkan Indonesia seperti minyak atau batu bara, dapat menurunkan permintaan terhadap Rupiah dan menyebabkan depresiasi.
Baca juga: Pengertian Valuta Asing, Fungsi, Sistem & Perhitungannya
Menguat atau melemahnya nilai tukar mata uang akan berpengaruh pada kondisi perekonomian negara. Begitu pula dengan rupiah yang melemah, maka akan menyebabkan beberapa hal berikut.
Pelemahan rupiah menyebabkan harga barang menjadi lebih mahal, karena dibeli dengan mata uang asing. Kenaikan harga barang, terutama barang-barang pokok dan energi, dapat mendorong inflasi domestik.
Pada akhirnya, inflasi ini akan menekan daya beli masyarakat, terutama bagi mereka dengan pendapatan tetap.
Pemerintah dan perusahaan yang memiliki hutang dalam mata uang asing akan menghadapi beban yang lebih berat untuk membayar kembali hutang tersebut.
Ketika rupiah melemah, jumlah rupiah yang diperlukan untuk membayar utang dalam dolar atau mata uang lain akan meningkat, yang akan membebani anggaran dan kas perusahaan.
Jika pelemahan rupiah tidak diimbangi dengan peningkatan ekspor, defisit transaksi berjalan akan memburuk. Biaya impor yang lebih tinggi bisa melebihi pendapatan dari ekspor, yang memperlebar defisit. Defisit yang besar akan menambah tekanan pada nilai tukar rupiah.
Pelemahan rupiah yang terus-menerus akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi dan menurunkan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing.
Ketidakpastian ini bisa berdampak negatif pada investasi, baik investasi langsung maupun portofolio, yang pada akhirnya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: 10 Metode Budgeting, Bantu Kelola Keuangan Lebih Efektif!
Ketika rupiah melemah, masyarakat perlu mengantisipasinya agar keuangan terlindungi dan dampak negatifnya berkurang. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan ketika rupiah melemah.
Pelemahan rupiah akan menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa, terutama yang hasil impor. Untuk itu, kamu perlu lebih disiplin dalam mengelola keuangan.
Prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok dan kurangi pengeluaran yang tidak terlalu mendesak. Membuat anggaran bulanan yang lebih ketat akan membantu menghindari pemborosan.
Pelemahan rupiah bisa menyebabkan fluktuasi pada nilai aset yang berbasis rupiah. Kamu yang memiliki tabungan atau investasi sebaiknya mempertimbangkan untuk mendiversifikasi portofolio.
Caranya dengan menyimpan sebagian aset dalam mata uang asing atau dalam bentuk investasi lain yang lebih stabil, seperti emas atau obligasi dalam mata uang asing.
Ketidakpastian ekonomi yang ditimbulkan oleh pelemahan rupiah bisa berdampak pada stabilitas pekerjaan dan penghasilan.
Oleh karena itu, penting bagimu untuk memperkuat cadangan dana darurat yang dapat digunakan dalam situasi krisis, misalnya dengan menambah jumlah tabungan atau mengurangi utang yang tidak mendesak.
Itulah ulasan mengenai apa saja penyebab rupiah melemah. Kamu bisa membuka halaman Article OCBC untuk mendapatkan informasi menarik lain seputar keuangan dan perbankan.
Baca juga: Apa itu Pips dalam Forex? Nilai Tukar dan Cara Menghitungnya