Istilah value for money mungkin pernah kita dengar. Bagi yang belum tahu, value for money merupakan sebuah konsep untuk pengukuran kinerja atau sebuah indikator kinerja.
Konsep ini mengacu pada perbandingan antara kualitas produk atau jasa dengan harga yang ditawarkan. Sederhananya, apakah produk yang didapatkan sebanding dengan uang yang dibayarkan atau tidak?
Konsep ini tidak hanya berlaku untuk barang fisik, tetapi juga untuk layanan, investasi, dan bahkan kebijakan publik. Misalnya sebuah badan sektor publik yang memiliki anggaran tertentu.
Kemudian anggaran yang sudah diserap tersebut, apakah menghasilkan suatu nilai yang sesuai atau tidak. Untuk menilai hal itu, value for money memiliki sejumlah indikator yaitu ekonomi, efisien, dan efektif.
Selama ini, sektor publik sering dinilai sebagai gudangnya inefisiensi, pemborosan, kebocoran anggaran, dan institusi yang merugi. Kemudian muncul tuntutan agar sektor publik menerapkan value for money dalam menjalankan aktivitasnya.
Metode value for money tak cuma bisa diterapkan dalam penilaian finansial saja. Metode ini juga bisa dipakai untuk menilai kinerja yang bersifat non finansial seperti kualitas pelayanan pelanggan dan sebagainya.
Pengertian Value for Money
Untuk lebih jelasnya, ada baiknya kita melihat beberapa definisi apa itu value for money yang ditulis oleh beberapa penulis buku. Berikut beberapa definisi di antaranya:
Baca Juga: 7 Prinsip Manajemen Keuangan dalam Pengelolaan Perusahaan
Menurut Nordiawan dan Hertianti (2010), value for money adalah indikator yang memberikan informasi kepada kita apakah anggaran atau dana yang dibelanjakan menghasilkan suatu nilai bagi masyarakat.
Semenatara menurut Mahmudi (2015), value for money adalah konsep yang memiliki pengertian penghargaan terhadap nilai uang. Pengukuran kinerja ini adalah untuk mengukur ekonomi, efisiensi, dan efektivitas suatu kegiatan atau program dalam organisasi.
Definisi value for money menurut Ardila (2015), value for money adalah konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada suatu konsep untuk menilai kinerja suatu organisasi sektor publik.
Penilaian itu tidak hanya ditinjau dari aspek keuangan saja, tetapi juga ditinjau dari non keuangan untuk menilai tingkat keberhasilan suatu program kerja sektor publik.
Definisi terakhir menurut Mardiasmo (2002), value for money adalah konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
Indikator Value for Money
Dari sejumlah definisi di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa tiga indikator dalam value for money adalah ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Jadi mari kita bahas secara detail mengenai masing-masing indikator tersebut.
Baca juga: Laporan Keuangan Konsolidasi: Manfaat dan Cara Membuatnya
Secara prinsip ekonomi, kita ingin mendapatkan kualitas tertentu dengan harga terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan value yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisasi input resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak efektif.
Secara singkatnya, dengan konsep value for money, suatu anggaran atau layanan dapat berjalan dengan ekonomis dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien dalam arti bahwa penggunaan dan hasilnya dimaksimalkan, serta efektif dalam arti pencapaian tujuan dan sasaran.
Konsep menawarkan berbagai manfaat, baik bagi konsumen maupun produsen. Beberapa di antaranya adalah:
Baca Juga: 10 Tips Menghadapi Inflasi Agar Keuangan Tetap Terlindungi
Konsumen merasa lebih puas karena mendapatkan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi mereka tanpa harus mengeluarkan biaya yang berlebihan.
Produsen atau penyedia layanan dapat meningkatkan efisiensi operasional dengan mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa tanpa menaikkan harga secara signifikan.
Perusahaan yang menawarkan produk atau jasa dengan value for money yang tinggi akan lebih kompetitif di pasar.
Konsep value for money dapat membantu konsumen dan organisasi dalam mengambil keputusan yang lebih rasional dan efektif.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Value for Money
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap value for money antara lain soal kualitas produk atau jasa. Kualitas adalah faktor utama yang menentukan suatu produk atau jasa yang diberikan baik atau tidak.
Selain itu, faktor harga yang wajar adalah faktor penting lainnya. Konsumen cenderung mencari dan memilih produk atau jasa yang menawarkan harga yang kompetitif.
Fitur tambahan dan manfaat yang ditawarkan oleh suatu produk atau jasa juga dapat meningkatkan persepsi konsumen terhadap value for money. Maka tak heran jika banyak produsen yang menawarkan value tambahan.
Baca juga: Laporan Keuangan Konsolidasi: Manfaat dan Cara Membuatnya
Merek yang kuat dan memiliki reputasi baik juga seringkali diasosiasikan dengan kualitas yang tinggi, meskipun harganya mungkin lebih mahal. Pengalaman pelanggan yang baik juga dapat meningkatkan persepsi value for money.
Value for Money dalam Kehidupan Sehari-hari
Meski konsep ini sering diterapkan dalam perusahaan, organisasi, atau sektor publik, namun value for money juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini agar pengeluaran kamu tidak boros dan efisien.
Beberapa aspek kehidupan yang bisa menggunakan konsep value for money adalah:
Sebelum membeli suatu barang, bandingkan harga dan kualitas produk dari berbagai merek.
Pertimbangkan kualitas layanan, biaya, dan reputasi penyedia jasa sebelum membuat keputusan.
Pilihlah investasi yang memberikan return yang baik sesuai dengan tingkat risiko yang kamu ambil.
Pemerintah dan organisasi harus selalu mempertimbangkan value for money dalam membuat keputusan kebijakan. Begitu juga kamu saat mengambil keputusan dalam hidup
Demikian penjelasan tentang konsep value for money. Selain untuk kehidupan sehari-hari, kamu juga perlu menerapkan value for money saat memutuskan untuk membuka usaha atau bisnis.
Baca juga: Ingin Kaya di Usia Muda? Lakukan 10 Cara Jadi Miliarder Ini!
Sebagai pengusaha, kamu juga perlu untuk memperhatikan agar pengeluaran bisnis kamu tidak boros, efisien, namun menghasilkan produk yang bagus sehingga diminati oleh pelanggan.
Agar keuangan kamu terkontrol dan terkelola dengan baik, hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah dengan memisahkan keuangan bisnis dan keuangan pribadi. Dengan keuangan terpisah, kamu akan lebih mudah dalam menganalisa keuangan bisnis.
Untuk mengelola keuangan bisnis, kamu bisa membuka rekening Nyala Bisnis di OCBC mobile. Dengan aplikasi OCBC mobile, kamu bisa memiliki lebih dari satu rekening Bank sekaligus.
Cara membuka rekening Nyala Bisnis pun sangat mudah karena kamu tak perlu datang ke kantor cabang OCBC untuk membuka rekening. Semua prosesnya bisa kamu lakukan dari mana saja melalui aplikasi OCBC mobile.
Kamu tidak membutuhkan waktu lama untuk membuka rekening Nyala Bisnis. Hanya membutuhkan waktu yang cepat dalam hitungan jam bahkan menit saja.
Terdapat 12 mata uang asing yang bisa kamu gunakan untuk keperluan bisnis kamu di Nyala Bisnis. Jadi kamu bisa lebih nyaman saat harus bertransaksi dengan mata uang asing.
Mudah, kan? Segera pisahkan keuangan bisnis dengan keuangan pribadi dengan Nyala Bisnis agar usaha yang kamu rintis bisa berkembang dengan baik.
Baca Juga: 10 Bisnis Online untuk Pelajar Tanpa Modal, Pasti Cuan!