Tahun 2023, Amerika Serikat menjadi sorotan karena adanya berpotensi terbelit krisis hutang menggunung. Jika krisis hutang tersebut terjadi dan negara Paman Sam jatuh ke lubang resesi, apa yang yang akan terjadi?
Untuk pertama kalinya, gagal bayar utang negara tersebut kemungkinan segera berimbas ke seluruh dunia. Pesanan produk dari pabrik Cina yang menjual barang elektronik ke AS, misalnya, bisa seketika jeblok.
Investor Swiss pemilik obligasi AS pun bakal menderita kerugian besar. Berikutnya, perusahaan Sri Lanka tidak lagi dapat menggunakan dolar sebagai alternatif mata uang.
Menurut ekonom Moody’s Analytics, Mark Zandi, tidak ada sudut ekonomi global yang akan selamat jika pemerintah AS gagal bayar hutang dan krisis tidak diselesaikan cepat. Utang nasional AS telah melebihi US$ 31 triliun.
Sebagai kekuatan ekonomi terbesar dunia, AS memang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian global. Ancaman gagal bayar hutang AS pun menjadi perhatian serius banyak negara, termasuk Indonesia.
Lalu, berapa sih hutang yang dimiliki AS? Berdasarkan data yang terbaru per Januari 2023 utang AS sudah menembus US$ 31 triliun atau sekitar Rp 461 ribu triliun (kurs Rp 14.900/US$) pada tahun lalu.
Angka ini setara dengan 137% dari total PDB AS. Artinya batas utang tersebut sudah dicapai, dan Kementerian Keuangan AS tidak bisa lagi menerbitkan obligasi untuk membiayai belanja.
Baca Juga: Berapa Jumlah Hutang Indonesia? Berikut Penjelasannya!
Dari tahun ke tahun, jumlah utang Negara Adikuasa memang terus meningkat. Hal itu disebabkan defisit fiskal yang terus membengkak, dan semakin terakselerasi memasuki abad 21.
AS juga tercatat sebagai negara dengan utang terbanyak di dunia. Melihat data terpisah dari Ticdata dan Departemen Keuangan AS, per Januari 2023 dari total tersebut, lebih dari US$ 7 triliun Amerika Serikat berutang kepada asing, salah satu yang terbesar yakni Cina, yang kerap dilawan berseteru.
Berdasarkan data dari Departemen Keuangan AS, Cina memiliki surat utang atau obligasi (Treasury) senilai US$859,4 miliar pada Januari 2023. Cina menjadi negara kreditur terbesar kedua AS.
Secara tren surat utang atau obligasi (Treasury) yang dipegang Cina mengalami penurunan. Namun angkanya masih besar. Dalam setahun terakhir, hanya mampu turun 16,87% dari senilai US$1.033,8 miliar pada Januari 2022.
Di urutan pertama ada Jepang yang memiliki Treasury AS senilai US$ 1,1 triliun. Jepang menjadi pemegang Treasury AS terbesar sejak pertengahan 2019 lalu mengalahkan Cina.
Pasca perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina berkobar, pemerintah Tiongkok cenderung melepas kepemilikan Treasury, sementara Jepang terus bertambah.
Baca Juga: Daftar Negara dengan Jumlah Hutang Terbanyak di Dunia
Sebagaimana diketahui, utang luar negeri dibutuhkan tiap negara untuk menutup defisit anggarannya. Di Indonesia, utang luar negeri banyak difungsikan untuk membiayai foreign exchange gap.
Pemerintah AS harus mengurangi belanja, memilih mana yang harus dipenuhi, membayar gaji pegawai negeri, manfaat Jaminan Sosial, atau bunga utang. Jika pemerintah AS memilih tidak membayar bunga utang, maka disebut default.
Namun, untuk diketahui sepanjang sejarah modern Amerika Serikat tidak pernah mengalami gagal bayar. Jika sampai terjadi, maka dampaknya akan parah.
Yellen memperingatkan bahwa kegagalan Kongres untuk menaikkan pagu utang yang menyebabkan gagal bayar akan memicu "malapetaka ekonomi", suku bunga lebih tinggi untuk tahun-tahun mendatang.
Ketika gagal bayar terjadi, peringkat kredit Amerika Serikat akan di-downgrade. Pelaku pasar bisa berondong-bondong menjual surat utang AS (Treasury), yieldnya akan melesat naik dan bisa mempengaruhi suku bunga di Amerika Serikat. Treasury tidak lagi dipandang sebagai aset aman (safe haven).
Jika sampai terjadi gagal bayar, penurunan peringkat utang bisa sangat tajam, dan gejolak di pasar finansial tentunya akan sangat besar, tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga dunia.
Namun kekhawatiran itu akhirnya tidak terjadi. AS selamat dari gagal bayar hutang setelah Presiden AS Joe Biden menandatangangi undang-undang yang menangguhkan plafon hutang pemerintah AS sebesar US$31,4 triliun.
Baca Juga: Kenali 9 Jenis Alat pembayaran Luar Negeri dan Caranya
Undang-undang yang mencegah Washington mengalami default atau gagal bayar pertama kalinya dengan hampir menyentuh ambang batas dalam dua hari itu ditandatangani Biden pada 3 Juni 2023.
Dampak AS Gagal Bayar Hutang
Lantas, apa saja dampak yang mungkin terjadi jika AS gagal bayar utang? Mengapa gagal bayar hutang AS menjadi ancaman serius bagi negara lain termasuk Indonesia?
Jika AS gagal membayar hutang, maka akan memicu ketidakstabilan pasar keuangan global yang sangat besar. Beberapa dampak potensial yang bisa terjadi antara lain:
Kepercayaan investor terhadap aset-aset berisiko, termasuk saham dan obligasi, akan menurun drastis. Hal ini akan memicu aksi jual besar-besaran dan mengakibatkan penurunan harga aset secara signifikan.
Untuk mengatasi dampak dari gagal bayar utang AS, Bank sentral di berbagai negara kemungkinan akan menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga ini akan meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan dan konsumen, sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Mata uang negara-negara emerging market, termasuk rupiah, cenderung melemah terhadap dolar AS dalam situasi krisis. Pelemahan rupiah akan meningkatkan biaya impor dan mendorong inflasi.
Investor asing cenderung menarik investasinya dari negara-negara emerging market dan kembali ke negara asal atau berinvestasi di aset-aset yang dianggap lebih aman. Penurunan aliran modal asing akan mempersempit ruang fiskal pemerintah dan dapat memicu krisis keuangan.
Baca Juga: Mengenal Safe-Haven Asset
Dampak Langsung terhadap Indonesia
Indonesia, sebagai negara dengan perekonomian yang terbuka, sangat rentan terhadap gejolak ekonomi global. Beberapa dampak langsung yang mungkin terjadi jika AS gagal bayar utang adalah:
Pelambatan ekonomi global akibat gagal bayar utang AS akan berdampak pada permintaan terhadap ekspor Indonesia. Hal ini akan menekan pertumbuhan ekonomi domestik.
Pelemahan rupiah dan kenaikan harga komoditas akibat gangguan rantai pasok global akan mendorong inflasi di Indonesia.
Perlambatan ekonomi akan mengurangi permintaan tenaga kerja, sehingga meningkatkan tingkat pengangguran.
Jika tidak ditangani dengan baik, dampak dari gagal bayar utang AS dapat memicu krisis keuangan di Indonesia, seperti yang terjadi pada tahun 1998.
Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah antisipatif untuk meminimalkan dampak negatif dari gagal bayar utang AS. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
Meski saat ini gagal bayar hutang AS bukan lagi ancaman, namun negara lain termasuk Indonesia perlu terus memantau perkembangan situasi. Langkah-langkah untuk meminimalkan dampak negatif perlu diambil.
Pemerintah Indonesia juga perlu memperkuat fondasi ekonomi domestik dan meningkatkan ketahanan terhadap risiko eksternal. Hal itu agar ke depan pemerintah Indonesia bisa melewati masa-masa sulit, termasuk saat AS mengalami ancaman gagal bayar hutang kembali.
Langkah antisipasi memang perlu dilakukan agar kondisi finansial sebuah negara tidak goyang. Hal itu juga berlaku dalam mengelola finansial pribadi, karena itu kamu perlu melakukan beberapa strategi agar kekayaan kamu berkelanjutan.
Salah satunya dengan mengikuti Wealth Management dari OCBC. Wealth management adalah jasa pengelolaan keuangan keluarga yang disediakan oleh Bank untuk mengelola kekayaan secara komprehensif.
Baca Juga: Wealth Management - Jenis, Strategi, dan Cara Mendaftarnya
Tertarik menggunakan layanan manajemen kekayaan? Kamu bisa mencoba 5 tahapan cara mendaftar di bawah ini:
Kamu perlu mempersiapkan data diri dan dokumen yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan administrasi yang diminta oleh Bank ketika mendaftar.
Kunjungi cabang OCBC terdekat dan mendatangi customer service untuk mengisi formulir pendaftaran. Pastikan untuk mengisi datanya dengan benar.
Pihak bank akan melakukan verifikasi data yang tercantum dalam formulir dan juga dokumen-dokumen persyaratannya.
Jika data kamu sudah terverifikasi, kamu bisa mulai merencanakan pengelolaan keuangan dalam hal perlindungan, pertumbuhan, dan transisi untuk hari tua nanti.
Mudah, kan? Biar asetmu tahan lama dan terus berkembang, yuk daftar Wealth Management OCBC sekarang juga!