Pola makan orang Eropa dikenal sangat beragam. Makanan yang mereka konsumsi dipengaruhi oleh banyak sejarah, budaya, dan juga iklim berbagai wilayah.
Pola makan orang Eropa bisa dikelompokkan menjadi empat yaitu berdasarkan wilayah. Keempatnya memiliki beberapa kesamaan, namun setiap regional memiliki ciri khas dan variasi yang signifikan.
Di Eropa Utara seperti Skandinavia dan Finlandia sering fokus pada ikan, kentang, dan roti gandum putih. Sementara di Eropa Barat seperti Prancis dan Italia, hidangannya lebih kompleks dan beragam.
Kebanyakan berfokus pada daging, pasta, keju, dan minyak zaitun. Di Eropa Timur seperti Rusia dan Polandia umumnya lebih mengenyangkan dengan banyak penggunaan tepung, kentang, dan daging yang lebih banyak.
Hidangan di negara-negara Eropa Selatan seperti Yunani dan Spanyol terinspirasi dari budaya Mediterania. Fokusnya pada buah-buahan, sayuran, minyak zaitun, dan seafood.
Meski memiliki perbedaan namun keluarga-keluarga di Eropa memiliki kebiasaan makan yang hampir sama. Buat orang Eropa, meja makan bukan hanya tempat untuk makan tapi juga ajang untuk bertukar informasi.
Baca juga: 10+ Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Hong Kong, Catat!
Meski begitu, mereka sangat memperhatikan table manner saat di meja makan. Mereka juga sangat memperhatikan nilai gizi yang terkandung dalam suatu makanan.
Secara umum, pola makan orang Eropa dapat dirangkum dalam beberapa ciri khas berikut:
1. Fokus pada Bahan Segar dan Musiman
Orang Eropa menghargai bahan makanan segar dan musiman yang ditanam di daerah mereka. Buah-buahan, sayuran, dan produk lokal lainnya menjadi bagian penting dari hidangan mereka.
Hal ini tercermin dalam tradisi pasar tradisional yang ramai di berbagai negara Eropa.
2. Hidangan Berbasis Gandum
Roti, pasta, dan nasi adalah makanan pokok di banyak negara Eropa. Roti gandum utuh dan pasta gandum kasar semakin populer karena manfaat kesehatannya.
3. Protein Beragam
Daging, ikan, telur, dan produk susu merupakan sumber protein utama dalam pola makan orang Eropa. Daging sapi, babi, dan unggas adalah pilihan populer, namun konsumsi ikan juga tinggi, terutama di negara-negara pesisir.
Baca juga: Liburan ke Luar Negeri, Siap Uang Tunai atau Cashless?
4. Lemak Sehat
Minyak zaitun extra virgin adalah lemak utama yang digunakan dalam masakan Eropa, terutama di negara-negara Mediterania. Minyak ini kaya akan lemak tak jenuh tunggal yang bermanfaat bagi kesehatan jantung.
5. Keju dan Produk Susu
Keju merupakan bagian integral dari budaya kuliner di banyak negara Eropa. Berbagai jenis keju dengan rasa dan tekstur yang berbeda dinikmati dalam berbagai hidangan. Susu, yogurt, dan mentega juga sering dikonsumsi.
6. Pengolahan Makanan yang Sederhana
Teknik memasak tradisional di Eropa umumnya fokus pada bahan-bahan segar dengan pengolahan yang minimal. Merebus, mengukus, dan menumis adalah metode memasak yang umum.
7. Budaya Makan yang Ramah Sosial
Makan bersama adalah tradisi penting dalam budaya Eropa. Orang Eropa suka menikmati makanan bersama keluarga dan teman, sambil bersosialisasi dan bertukar cerita.
8. Minuman
Air putih adalah minuman utama di Eropa. Kopi dan teh juga populer, terutama untuk sarapan dan camilan. Konsumsi anggur merah sedang, terutama di negara-negara Mediterania, dikaitkan dengan manfaat kesehatan jantung.
Kebiasaan Makan Keluarga Eropa
Setiap wilayah biasanya memiliki kebiasaan makan yang berbeda-beda, begitu juga orang-orang Eropa. Berikut beberapa kebiasaan keluarga Eropa saat makan:
Sarapan di Eropa termasuk mudah dan paling lama hanya 15 menit. Selain roti, sereal, ataupun yoghurt. Beberapa keluarga menambahkan telur, sosis, atau salami di menu sarapan mereka.
Baca juga: 7 Tips Liburan Ke Luar Negeri dengan Budget Hemat Tapi Seru
Di negara Nordik, para anak dan orang dewasa juga suka sekali menyantap oatmeal saat sarapan. Uniknya, mereka kerap memulai sarapan dengan sesuatu yang manis seperti susu, kopi, teh, jus, cokelat, buah, atau selai buah.
Tak heran jika kamu berlibur ke Eropa, kamu jarang menemukan sandwich yang biasa disantap sebagai sarapan. Mereka hanya menyajikan roti manis dengan ditemani secangkir teh, kopi, atau cokelat panas.
2. Makan Berat di Malam Hari
Kebiasaan ini mungkin kurang cocok untuk kamu yang diet karena orang Eropa justru makan makanan berat saat malam hari. Saat sarapan, mereka biasanya akan makan sedikit.
Uniknya, mereka memiliki kebiasaan hanya menyantap makanan hangat sehari sekali, saat makan siang atau makan malam. Jika pagi hari mereka makan yang manis, di siang hari, mereka biasa makan sandwich atau salad.
Sementara saat makan malam, mereka makan makanan berat seperti stek, nasi, pasta, burger, atau pizza. Bagi orang Eropa, dinner menjadi sangat penting bagi tubuh mereka setelah lelah beraktivitas di luar.
Makan malam adalah momen untuk memanjakan tubuh. Karena itu makan malam biasanya dibuat lebih komplit dan berat ketimbang dua waktu lainnya dengan menyantap makanan fresh from the oven.
Baca juga: 6 Tips Backpacker ke Luar Negeri, Siapkan dari Sekarang!
3. Jarang Ngemil
Orang-orang di Eropa biasanya jarang suka ngemil, apalagi ngemil kue-kue manis ataupun chiki sambil nonton tv. Di Prancis, ngemil dianggap sebagai sesuatu yang tidak elegan
Banyak ngemil snack dianggap berbahaya karena mengandung lemak dan kolesterol tinggi. Mereka sangat membatasi asupan snack yang dimakan untuk menjaga tubuh agar selalu tetap ramping dan sehat.
Namun di akhir pekan, orang Eropa biasanya lebih memanjakan lidah dengan sesuatu yang manis seperti cokelat. Jika makan snack, orang Eropa lebih suka mengunyah biskuit buah-buahan, muesli bar, atau kue beras.
4. Makan di Meja Makan
Orang Eropa sangat disiplin saat jam makan. Lapar tidak lapar, saat waktunya makan bersama, semua anggota keluarga wajib berkumpul di meja. Tradisi ini hampir ditemui di seluruh Eropa.
Bahkan anak-anak balita di Eropa dibiasakan sudah mandiri di meja makan mereka sendiri tanpa harus dipangku orang tua. Saat usia mulai satu bulan, mereka saya sudah ikut makan bersama keluarga di meja.
Menginjak satu tahun, kursi khusus pun dipersiapkan di samping kursi orang tuanya. Lalu di usia 2 tahun mereka sudah harus bisa makan sendiri sehingga tidak akan merepotkan orang tua untuk menyuapi mereka.
Baca Juga: Apa itu Visa Schengen? Pengertian, Cara Buat dan Biayanya
5. Tidak Boleh Membawa Ponsel di Meja Makan
Orang Eropa sangat menikmati waktu kebersamaan di meja makan hingga bisa saja mengobrol begitu lama. Keberadaan ponsel memang tidak jauh dari mereka tapi selalu absen saat makan malam.
Sangat tidak sopan sibuk dengan ponsel masing-masing ketika semua anggota keluarga sedang menyantap hidangan.
7. Tabble Manner
Table manner dipelajari orang Eropa dengan sangat sederhana. Contohnya dengan mengajarkan anak memegang pisau di sebelah kiri dan garpu di sebelah kanan.
Para anggota keluarga dilarang meninggalkan meja makan duluan jika anggota keluarga lainnya masih ada yang makan, kecuali sedang ada hal penting yang harus segera dilakukan.
Anak-anak yang rewel dan tidak ingin makan di meja, selalu didisiplinkan terlebih dahulu untuk bersikap baik di meja makan. Makanan yang berada di piring juga harus dihabiskan.
Jika masih lapar, mereka dipersilakan kembali mengisi piring mereka dengan makanan yang masih ada. Tidak akan ada yang menyindir berapa kalori yang sudah dimakan.
Baca juga: 10 Tips liburan Hemat yang Tetap Seru & Menyenangkan
Itulah pola dan kebiasaan makan keluarga Eropa. Jika kamu liburan ke Eropa, tak ada salahnya kamu mengikuti kebiasaan tersebut dengan mencoba sarapan, makan siang, dan juga makan malam ala keluarga Eropa.
Mumpung di Eropa, kamu bisa menjajal menjadi warga lokal Eropa dengan menjajal kebiasaan makan di kafe-kafe atau restoran di Eropa. Soal bayar-membayar, kamu tidak perlu khawatir.
Kamu bisa menjadi seperti warga lokal Eropa kalau selama liburan, kamu ditemani dua #KartuWajibLiburan dari OCBC yang bisa diterima di berbagai negara, termasuk di wilayah Eropa.
#KartuWajibLiburan pertama adalah Nyala Global Debit OCBC yang memudahkan setiap transaksi yang kamu lakukan di luar negeri. Nyala Global Debit juga memungkinkan kamu untuk transaksi secara online maupun offline. Artinya, transaksi online atau offline akan langsung didebet dari rekening valas.
Hal ini lantaran Nyala Global Debit OCBC dilengkapi dengan 12 mata uang, yaitu IDR, USD, AUD, SGD, JPY, EUR, HKD, CHF, NZD, CAD, GBP, dan CNH. Semua transaksi yang dilakukan dengan 12 mata uang ini akan langsung didebit dan bebas konversi.
Jika kamu menemukan merchant yang tidak menerima cashless, kamu juga bisa bebas tarik tunai mata uang asing dengan Nyala Global Debit. Tarik tunai dengan Nyala Global Debit tidak dikenakan biaya sama sekali alias gratis pada ATM OCBC di Hong Kong, Singapura, dan Malaysia!
Dengan tarik tunai ini, kamu jadi tak perlu ke money changer untuk menukar mata uang. Nggak bikin repot, kan?
Baca Juga: Ingin Liburan ke Cappadocia? Yuk Cek Cara Bikin Visa Turki Berikut!
Cara mendapatkan kartu Nyala Global Debit OCBC ini sangat mudah. Kamu bisa mengajukannya melalui OCBC mobile lalu mengambil kartu Nyala Global Debit pada kantor cabang OCBC terdekat.
Sementara bagi kamu yang belum menjadi nasabah OCBC, bisa langsung membuka rekening OCBC melalui OCBC mobile dan nikmati semua kemudahannya.
Kartu wajib liburan berikutnya adalah Kartu Kredit 90°N OCBC. Produk ini merupakan andalan saat traveling dengan keuntungan pengumpulan miles lebih cepat.
Ada beberapa keuntungan yang bisa kamu dapat dengan menggunakan Kartu Kredit 90°N OCBC, yaitu:
Baca Juga: 7 Alasan Pengajuan Visa Ditolak, Salah Satunya karena Tabungan
Kartu Kredit 90°N OCBC juga merupakan kartu kredit serba digital melalui aplikasi OCBC mobile. Artinya, banyak transaksi yang bisa kamu lakukan melalui aplikasi tersebut.
Jadi, jangan lupa untuk membawa dua #KartuWajibLiburan dari OCBC biar liburan kamu lancar dan anti repot!