Berikut ini panduan lengkap urutan dan tata cara pelaksanaan ibadah haji mulai dari ihram di miqat hingga tahallul yang menjadi penutup rangkaian ibadah haji.
Haji bagi yang mampu merupakan rukun Islam kelima. Dalam pelaksanaannya, haji memerlukan persiapan yang cukup mulai dari materi, fisik atau kesehatan, hingga waktu.
Pelaksanaan haji dimulai dari prosesi memakai pakaian ihram dan berniat. Sejak saat itu, jamaah dilarang melakukan beberapa hal, seperti berhubungan suami istri, memotong kuku dan rambut, menggunakan penutup kepala, dan sebagainya.
Baca juga: Rekomendasi Tabungan Haji yang Bagus dan Cara Daftarnya
Ibadah haji terdiri dari tiga jenis, yaitu Haji Ifrad, Haji Qiran, dan Haji Tamattu’. Ifrad merupakan jenis haji yang paling utama, yaitu mengerjakan ibadah haji terlebih dulu lalu dilanjutkan dengan umrah.
Sementara Haji Qiran adalah pelaksanaan haji yang dikerjakan bersamaan dengan umroh. Sedangkan Haji Tamattu’ kebalikan dari Ifrad, yaitu mengerjakan umrah terlebih dulu, lalu ketika waktu haji tiba mereka memulai pelaksanaan haji.
Perbedaan antara ketiganya tentu saja pada niat yang diucapkan. Sementara prosesi yang ditempuh selama pelaksanaan haji sama, yaitu dimulai dari ihram di miqat dan seterusnya sebagai berikut.
Pelaksanaan haji dimulai dari berniat dan mengenakan pakaian Ihram di miqat atau titik awal ibadah haji yang sudah ditentukan sebelumnya.
Pakaian ihram untuk jamaah laki-laki berbeda dengan jamaah perempuan. Jamaah laki-laki menggunakan dua lembar kain putih tanpa jahitan, dimana satu untuk sarung sementara satu lagi untuk bagian atas tanpa menutup pundak sebelah kanan.
Sementara pakaian ihram untuk jamaah perempuan umumnya seperti mukena yang biasa digunakan untuk salat namun berwarna putih. Selain itu, saat mengenakan pakaian ihram, perempuan dilarang menggunakan penutup wajah.
Pemakaian ihram dilaksanakan di miqat atau titik awal pelaksanaan ibadah haji. Saat memakai ihram, jamaah akan mengucapkan niat haji, yaitu:
نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ تَعَالَى
“Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala.”
Artinya: “Saya berniat haji dengan berihram karena Allah ta’ala.”
Setelah ihram, jamaah haji akan menuju Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf atau berdiam diri sambil bermunajat dan berdoa. Wukuf merupakan puncak ibadah haji dan menjadi pembeda dengan umroh.
Wukuf dilaksanakan mulai siang hari tanggal 9 Dzulhijjah sampai subuh tanggal 10 Dzulhijjah. Jamaah bisa memilih wukuf pada siang hingga magrib, atau malam hingga subuh.
Beberapa hal ini perlu diperhatikan saat prosesi wukuf di Arafah, yaitu:
Berikutnya, jamaah akan menuju ke Masjidil Haram untuk melaksanakan tawaf atau prosesi mengelilingi Ka’bah. Tawaf dilaksanakan sebanyak tujuh kali putaran dengan posisi Ka’bah berada di sebelah kiri.
Selama tawaf, jamaah akan membaca bacaan talbiyah yaitu:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal-hamda wan-ni‘mata laka wal-mulk, la syarika laka.
Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan (juga milik-Mu).”
Baca juga: Tabungan Haji - Keunggulan, Cara Daftar, & Simulasinya
Berikutnya adalah sai, yaitu prosesi lari-lari kecil dari bukit Safa ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Sai sebaiknya dilaksanakan dalam kondisi suci, meskipun tetap sah jika jamaah berhadats.
Prosesi Sai ini menjadi napak tilas ketika Siti Hajar sedang mencarikan air untuk minum Nabi Ismail yang masih bayi. Saat itu, Siti Hajar mondar-mandir dari Safa ke Marwah untuk mencari air, namun hasilnya nihil.
Selanjutnya, jamaah akan menuju ke Mina dan melewati Muzdalifah. Saat di Muzdalifah ini, jamaah akan menginap atau mabit, seraya mengumpulkan batu kerikil berjumlah 7, 49, dan 70. Kerikil ini nantinya akan digunakan untuk prosesi melontar jumrah.
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah akan melakukan prosesi melontar jumrah Aqabah sebanyak tujuh kali. Prosesi ini kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban sebagai wujud syukur atas nikmat dari Allah.
Tiga jumrah ini adalah Ula, Wustha, dan Aqabah. Prosesi melontar ketiga jumrah dilaksanakan pada hari tasyrik atau tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah. Kerikil yang digunakan untuk melontar ketiga jumrah adalah kerikil yang dikumpulkan saat mabit di Muzdalifah.
Setelah melontar jumrah, jamaah akan kembali ke Masjidil Haram untuk melaksanakan tawaf wada atau perpisahan. Ini merupakan tawaf terakhir yang dilaksanakan sebelum jamaah meninggalkan Mekkah.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi
Tahallul atau memotong rambut dan menjadi tanda berakhirnya prosesi haji. Jamaah laki-laki dianjurkan untuk tahallul hingga gundul, sementara jamaah perempuan hendaknya memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
Itulah urutan dan tata cara pelaksanaan ibadah haji yang perlu kamu ketahui. Kamu juga bisa menjalankan semua prosesi itu dengan menabung untuk haji dimulai dari sekarang!
Kamu bisa memanfaatkan Tabungan Haji iB dari OCBC. Tabungan ini bisa digunakan untuk Haji Reguler, Haji Plus, maupun Haji Furoda.
Banyak keuntungan yang ditawarkan tabungan ini, mulai dari pendaftaran yang mudah dengan formulir online, tidak ada biaya yang dibebankan, serta terkoneksi dengan Sistem Komunikasi Haji Terpadu (SISKOHAT).
Syarat membuka Tabungan Haji iB dari OCBC cukup simple, yaitu menyiapkan dokumen berupa:
Pembukaan rekening tabungan haji bisa dilakukan di Kantor Cabang Syariah OCBC terdekat. Akad tabungan ini adalah wadiah yang memungkinkan nasabah mendapatkan bonus.
Setoran awal untuk membuka tabungan haji di OCBC mulai dari Rp100 Ribu. Kemudian, ketika tabungan sudah mencapai Rp25,1 Juta, kamu sudah bisa mendapatkan porsi keberangkatan haji dari Kementerian Agama.
Baca juga: 6 Syarat Wajib Haji dan Umroh yang Harus Anda Penuhi