Selain itu, jumlah pinjaman yang diterima belum tentu sesuai dengan yang kamu harapkan. Pasalnya, bank akan menaksir agunan yang kamu miliki untuk menentukan berapa pinjaman yang akan diberikan.
Nah dalam hal ini, salah satu rasio yang digunakan bank untuk menaksir agunan dalam pinjaman properti atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah Loan to Value (LTV).
Baca juga: Perbedaan Kredit Produktif dan Konsumtif yang Wajib Diketahui
Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, Loan to Value (LTV) adalah rasio pinjaman terhadap nilai.
LTV adalah rasio untuk mengukur seberapa besar pinjaman yang diajukan jika dibandingkan dengan nilai agunan yang dijadikan jaminan.
LTV merupakan mekanisme penilaian yang dilakukan bank atau lembaga keuangan untuk menyetujui besaran pinjaman yang akan diberikan.
Biasanya, pinjaman dengan rasio LTV tinggi dianggap sebagai pinjaman berisiko tinggi. Sehingga, jika pinjaman disetujui, bank biasanya akan menetapkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi juga.
Secara umum, rasio LTV digunakan untuk semua jenis pinjaman. Namun dalam pengajuan kredit rumah, LTV menjadi matriks yang bisa mengukur jumlah hutang yang telah digunakan saat membeli rumah, lalu dibandingkan dengan rumah yang sudah dibeli.
Di Indonesia, aturan tentang LTV ini ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral dan akan menjadi acuan bagi bank lain saat memberikan pinjaman.
Baca juga: 10 Biaya Kartu Kredit yang Wajib Diketahui Penggunanya
Ada beberapa alasan mengapa rasio LTV menjadi penting sebelum bank menetapkan akan memberi pinjaman atau tidak, termasuk berapa besaran pinjamannya. Berikut beberapa alasan LTV penting.
LTV adalah salah satu metrik yang digunakan oleh pemberi pinjaman untuk menilai risiko pemberian pinjaman. Semakin tinggi LTV, semakin besar risiko yang dihadapi pemberi pinjaman karena jumlah pinjaman yang diberikan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai jaminan yang diberikan.
LTV juga membantu pemberi pinjaman menentukan jumlah maksimum pinjaman yang dapat diberikan kepada peminjam. Semakin tinggi LTV, semakin besar jumlah pinjaman yang dapat diberikan.
Namun, pemberi pinjaman harus memastikan bahwa jumlah pinjaman yang diberikan masih dalam batas yang dapat diterima dan tidak melebihi nilai jaminan yang diberikan.
LTV juga berperan dalam melindungi pemberi pinjaman dari potensi kerugian jika peminjam gagal memenuhi kewajibannya atau terjadi kredit macet.
Dengan membatasi LTV, pemberi pinjaman bisa memastikan bahwa nilai jaminan yang diberikan mencukupi untuk menutupi jumlah pinjaman yang diberikan.
LTV juga memainkan peran penting dalam memastikan ketersediaan dana cadangan bagi pemberi pinjaman.
Dengan membatasi LTV, pemberi pinjaman bisa memastikan bahwa mereka memiliki dana cadangan yang cukup untuk menutupi risiko default atau penurunan nilai aset jaminan di masa mendatang.
Baca juga: Cara Mengajukan Pinjaman Renovasi Rumah, Ini Syaratnya!
Rasio Loan to Value (LTV) adalah parameter penting dalam penentuan pinjaman. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi rasio LTV.
Nilai properti adalah faktor utama yang mempengaruhi rasio LTV. Semakin tinggi nilai properti, semakin rendah rasio LTV-nya, dan sebaliknya. Nilai properti ditentukan oleh berbagai faktor seperti lokasi, ukuran, kondisi, dan fasilitas properti.
Besarnya uang muka yang disediakan oleh peminjam juga berpengaruh pada rasio LTV. Semakin besar uang muka yang diberikan, semakin rendah rasio LTV-nya. Uang muka biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga properti yang harus dibayar tunai oleh peminjam pada saat pembelian.
Jenis properti juga memainkan peran dalam menentukan rasio LTV. Properti yang digunakan sebagai tempat tinggal primer biasanya memiliki rasio LTV yang lebih rendah daripada properti investasi atau komersial.
Kondisi pasar properti lokal dan kondisi ekonomi secara keseluruhan juga dapat mempengaruhi rasio LTV. Saat pasar properti sedang lesu atau nilai properti menurun, pemberi pinjaman mungkin akan lebih berhati-hati dalam menentukan rasio LTV agar mendapat perlindungan dari risiko.
Kondisi kredit peminjam juga berperan dalam penentuan rasio LTV. Pemberi pinjaman akan mempertimbangkan riwayat kredit peminjam, debt burden ratio, dan skor kredit saat menentukan rasio LTV.
Setiap pemberi pinjaman memiliki kebijakan sendiri terkait dengan rasio LTV yang mereka terapkan. Beberapa pemberi pinjaman mungkin memiliki batasan lebih ketat terhadap rasio LTV, sementara yang lain mungkin lebih fleksibel.
Baca juga: 7 Tips Memilih KPR yang Aman Sesuai Kebutuhan, Wajib Tahu!
Cara menghitung rasio LTV cukup mudah. Kamu bisa mengacu pada rumus berikut ini.
Rasio LTV = (Jumlah pinjaman / Nilai aset) x 100
Sebagai contoh, Pak Budi memerlukan dana sebesar Rp500 Juta untuk pembelian rumah di daerah Depok yang harganya Rp800 Juta. Pak Budi pun datang ke bank untuk mengajukan pinjaman. Maka perhitungan rasio LTV-nya sebagai berikut:
Rasio LTV = (Jumlah pinjaman / Nilai aset) x 100
= (Rp500 Juta / Rp800 Juta) x 100
= 0,625 x 100
= 62,5%
Dapat disimpulkan bahwa rasio LTV Pak Budi dengan melihat jumlah pinjaman dan nilai aset adalah 62,5%. Jika jumlah ini diperbolehkan oleh bank, maka Pak Budi bisa saja mendapatkan pinjaman yang diinginkan.
Itu dia ulasan mengenai Loan to Value (LVP) yang perlu kamu ketahui sebelum mengajukan kredit properti. Kamu bisa membuka halaman Article OCBC untuk mendapatkan informasi tentang keuangan dan perbankan seperti ini!
Baca juga: 5 Jenis Pinjaman Bunga Rendah bagi yang Butuh Dana Cepat