Ngabuburit sambil berburu takjil memang menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan saat ramadan. Apalagi saat ini, media sosial sedang ramai pembahasan soal war alias rebutan takjil.
Ada orang yang sengaja mengantre takjil sejak pukul 15.00 karena takut kehabisan. Ada juga yang tergoda memborong takjil karena lapar mata dan kepingin semua.
Tapi tahukah kamu kalau aktivitas berburu takjil bisa bikin kantong boncos apalagi kalau dilakukan setiap hari? Bayangkan setiap hari kamu menghabiskan Rp20.000 hingga Rp30.000 untuk membeli takjil.
Dalam sebulan, kamu sudah menghabiskan Rp600.000 hingga Rp900.000 untuk takjil. Padahal jika dikumpulkan, uang sebanyak itu bisa jadi tambahan dana untuk investasi kamu, misalnya membeli Reksa Dana.
Baca Juga: Mengenal Impulsive Buying, Faktor Pemicu, & Tips Mencegahnya
Impulsive Buying
Godaan untuk membeli banyak makanan untuk buka puasa memang kadang tak terhindarkan. Apalagi saat berburu takjil, perut dalam kondisi lapar dan haus karena berpuasa.
Tak heran jika makanan yang terlihat oleh mata semua terlihat enak dan ingin dibeli semua. Pada akhirnya, kamu mengeluarkan banyak uang hanya untuk membeli takjil.
Perilaku tersebut biasa disebut impulsive buying yang artinya keinginan membeli suatu barang atau makanan secara spontan tanpa pertimbangan terlebih dulu, benar-benar butuh atau sekadar ingin.
Mungkin kalau dilakukan sekali, tidak akan terlalu berpengaruh. Tapi kalau dilakukan setiap hari, bisa-bisa selama bulan Ramadan kamu akan boros dan keuangan bisa .
Banyak orang terjebak dengan belanja impulsif saat ramadan dan lebaran. Ketika mereka menyadari, biasanya keuangan sudah terlanjur berantakan dan sehabis lebaran hampir tak punya uang.
Baca Juga: 10 Aplikasi Keuangan Terbaik untuk Melacak Pengeluaran Anda
Lalu bagaimana agar hal itu tidak terjadi? Berikut ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan agar tak terjebak impulsive buying saat ramadan dan lebaran.
Langkah pertama untuk menghindari impulsive buying adalah dengan membuat rencana anggaran yang terperinci. Tentukan alokasi dana kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, dan tagihan bulanan.
Selain itu, alokasikan juga dana untuk tabungan dan kebutuhan mendesak. Semua alokasi dana ini harus tetap ada selama bulan Ramadan dan tidak boleh diganggu gugat.
Dengan adanya rencana yang terperinci ini, kamu tidak perlu pusing akan boncos sehabis lebaran karena semua dana sudah kamu alokasikan.
Selama bulan Ramadan, alokasikan dana untuk membeli takjil dan acara buka bersama. Dua hal itu terlihat remeh tapi bisa bikin kantong bolong.
Dana untuk takjil dan bukber ini bisa kamu ambil dari budget makan siang yang tidak terpakai karena puasa. Tinggal kalikan hari kamu puasa, itulah dana kamu untuk membeli takjil dan buka bersama.
Misalnya saat tidak puasa, bujet makan siang kamu Rp20.000 dan kamu puasa selama 30 hari, berarti bujet untuk takjil dan bukber adalah Rp600.000. Jumlah itu menjadi batas untuk kamu untuk membeli takjil dan bukber.
Kamu juga bisa cuan dengan memanfaatkan bujet makan siang yang tidak terpakai karena sedang berpuasa. Caranya dengan menggunakan uang bujet makan siang untuk berinvestasi.
Baca Juga: 7 Dampak Negatif Hidup Boros, Begini Tips Menghindarinya!
Fitur Pay Later memang terlihat menggiurkan dan bisa membantu saat kamu ingin membeli suatu barang tapi belum punya uang. Tapi kalau kamu kebablasan, fitur ini bisa menjadi bumerang.
Jangan sampai cuma gara-gara kamu ingin membeli takjil viral, kamu pakai fitur ini ya. Mending, daripada kamu jadi susah kontrol, non aktifkan saja fitur Pay Later, deh. Jangan sampai kamu terjebak hutang Pay Later yang bikin masalah lebih besar.
Kamu sebenarnya bisa memasukkan barang apapun misalnya takjil mewah yang lagi viral ke keranjang belanja di marketplace. Tapi sebisa mungkin, jangan terburu-buru untuk checkout.
Inilah fungsi fitur keranjang belanja online. Setelah memasukkan barang ke keranjang, kamu bisa melihat-lihat lagi dan berpikir apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau sekadar pingin saja?
Apakah takjil berharga mahal tersebut worth it untuk dibeli? Mending, kamu mencari alternatif takjil yang lain yang lebih murah tapi tetap enak dan mengeyangkan, kan?
Dana free spending adalah dana untuk berbelanja suka-suka. Jadi setiap habis gajian, silakan mengalokasikan dana ini dengan catatan tidak berlebihan dan tidak mengganggu pos kebutuhan lainnya.
Dana tersebut bisa menjadi semacam batas untuk kamu bebas berbelanja yang kamu mau termasuk membeli jajanan atau takjil buka puasa. Tapi ingat ya, untuk selalu mematuhinya agar kamu kamu bisa terhindar dari impulsive buying.
Demikian beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menghindari impulsive buying saat bulan Ramadan. Kalau kamu bisa mencegahnya, bukan hanya keuanganmu yang akan aman, bisa jadi, portofolio investasi kamu juga bertambah.
Baca Juga: 7 Tips Belanja Hemat di Bulan Ramadan yang Praktis
Salah satu investasi dengan investasi Reksa Dana di Bank OCBC. Kalau setiap hari kamu membeli Reksa Dana Rp10.000, dalam sebulan kamu sudah berinvestasi sebesar Rp300.000.
Syarat membuka Reksa Dana di OCBC juga sangat mudah. Pertama, kamu harus menjadi Nasabah OCBC dan membuat Single Investor Identification (SID) di OCBC mobile. Caranya adalah sebagai berikut:
1. Login OCBC mobile dan klik Investasi
2. Pilih Reksa Dana dan lengkapi data diri
3. Upload dokumen yang diminta (KTP dan NPWP)
4. Lalu isi formulir buat profil risiko mu
5. Setujui syarat & ketentuan lalu masukkan PIN transaksi
Setelah pengajuan berhasil dikirim, tunggu maksimal tiga hari kerja dan selamat, kamu sudah bisa mulai berinvestasi Reksa Dana di OCBC dengan cara:
Mudah bukan? Jadi daripada uangmu menguap karena terlalu impulsif membeli takjil, mending alokasikan saja ke investasi Reksa Dana di OCBC. Yuk, cuz!