Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Orang yang membayar zakat dikenal dengan sebutan muzakki. Sementara orang yang berhak menerima zakat fitrah disebut dengan mustahik dan mereka ini terdiri dari 8 golongan.
Dengan demikian, pihak yang mengumpulkan zakat atau amil zakat tidak boleh sembarangan saat mendistribusikan zakat yang terkumpul. Mereka harus memastikan zakat disalurkan kepada 8 golongan tersebut.
Baca juga: Pengertian Zakat Mal, Syarat dan Cara Hitung [Lengkap]
Asnaf berasal dari bahasa Arab yang artinya golongan atau kelompok. Sehingga asnaf zakat fitrah adalah istilah untuk menyebutkan kelompok atau golongan orang-orang yang berhak menerima zakat.
Jumlah asnaf zakat ini adalah 8 golongan, yaitu orang fakir, miskin, amil, muallaf, gharim, ibnu sabil, riqab, dan sabilillah. Penetapan 8 asnaf ini berdasarkan pada firman Allah swt:
۞ اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعٰمِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغٰرِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ ٦٠
Artinya: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang memerlukan pertolongan), sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 60)
Berikut penjelasan ringkas tentang masing-masing golongan tersebut:
Fakir atau al-Fuqara adalah orang-orang yang tidak memiliki penghasilan dan harta sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan primer, seperti sandang, pangan, papan.
Contoh orang yang masuk kategori fakir adalah orang-orang yang kehilangan harta karena musibah, lansia yang sudah tidak bisa mencari nafkah dan tidak punya kekayaan, dan sebagainya.
Banyak orang Indonesia yang mengartikan sama antara fakir dan miskin. Memang secara garis besar keduanya memiliki kesamaan, yaitu tidak punya penghasilan dan harta.
Namun sebenarnya kelompok miskin masih lebih beruntung ketimbang fakir. Pasalnya, kategori miskin adalah orang yang punya penghasilan namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar secara menyeluruh.
Dalam hal ini, para amil yang bekerja menyalurkan zakat perlu cermat dalam menentukan kategori miskin. Adapun rumus yang bisa dilakukan adalah memperhatikan tiga hal:
Amil zakat adalah kelompok orang yang bekerja menerima dan mendistribusikan zakat fitrah. Golongan ini bisa berupa panitia seperti di masjid-masjid, atau Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang memang khusus menerima dan menyalurkan zakat.
Baik yang mengurusi zakat sebagai panitia maupun sebagai lembaga, mereka tetap merupakan amil yang berhak menerima zakat.
Zakat yang diberikan kepada amil adalah sebagai bentuk timbal balik atas pekerjaan yang sudah dilakukan. Maka meski seorang amil berasal dari golongan mampu, ia tetap harus diberi bagian.
Adapun jika kemudian ia memberikan jatahnya kepada orang lain yang lebih butuh, itu sudah menjadi urusannya sendiri.
Mualaf berasal dari bahasa Arab yang artinya orang yang baru diperkenalkan. Dalam hal ini, mualaf merujuk kepada orang-orang yang baru saja mengenal dan memeluk agama Islam.
Pemberian zakat kepada kelompok mualaf tidak perlu memandang kemampuan finansial mereka. Pasalnya, pemberian zakat ini dimaksudkan agar bisa menjadi penguat mereka kepada Islam.
Baca juga: 7 Manfaat dan Hikmah Wakaf dalam Kehidupan Sehari-hari
Gharim adalah kelompok masyarakat yang memiliki atau terlilit banyak utang. Adapun utang yang dimaksud adalah utang yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Selain itu, orang yang punya utang tidak otomatis berhak menerima zakat. Maka seorang amil harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti:
Ibnu sabil adalah istilah untuk menyebut orang-orang yang sedang dalam perjalanan namun tidak punya bekal untuk melanjutkan atau pulang. Namun perjalanan yang dilakukan harus dengan tujuan baik, seperti mencari nafkah, menuntut ilmu, dan sebagainya.
Contoh kelompok ibnu sabil adalah pelajar atau mahasiswa yang menuntut ilmu di luar kota, sementara mereka hidup dalam kekurangan. Maka mereka berhak menerima alokasi zakat fitrah.
Ini adalah kelompok orang yang sedang dalam kondisi terbelenggu atau tertindas oleh orang atau kelompok lain. Dalam masa sekarang, riqab bisa diartikan sebagai para pengungsi akibat konflik atau perang.
Contoh orang-orang yang masuk dalam kategori ini antara lain buruh migran yang mengalami penindasan, pengungsi konflik atau perang, korban perdagangan manusia, hingga orang-orang yang terusir dari kampung halaman mereka.
Secara harfiah, fii sabilillah bisa diartikan sebagai orang-orang yang sedang berada di jalan Allah. Berada di jalan Allah di sini maksudnya adalah sedang berjuang untuk kepentingan umum dan kepentingan agama.
Dalam hal ini, zakat fitrah bisa diberikan kepada para ustadz atau guru ngaji yang memiliki keterbatasan finansial, atau kepada yayasan dan lembaga pendidikan Islam.
Itulah 8 asnaf penerima zakat fitrah yang perlu kamu ketahui. Nah penting bagi kamu menyalurkan zakat fitrah kepada pihak yang kredibel dan profesional dalam mendistribusikannya.
Untuk itu, kamu bisa memanfaatkan layanan Syariah OCBC yang memiliki e-Channel bersama Rumah Zakat. Layanan ini siap menerima dan menyalurkan zakat, infak, dan sedekah yang kamu berikan.
Untuk kemudahan membayar zakat, kamu bisa menggunakan OCBC mobile. Pembayaran zakat atau donasi kebaikan apapun bisa kamu lakukan dengan mudah hanya melalui ponsel!
Baca juga: Doa Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri & Keluarga, Lengkap!
