Jual Beli dalam Islam: Pengertian, Hukum, Syarat, & Macamnya

26 Okt 2023

Kenali bagaimana cara jual beli dalam Islam yang sah.

Aturan jual beli dalam Islam membatasi tindakan yang sah dan tidak untuk dilakukan. Adapun hal ini diatur sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis.

Berdasarkan fatwa-fatwanya, jual beli dalam Islam adalah pertukaran harta dengan tata cara dan akad yang sesuai dengan hukum, rukun, dan syarat-syaratnya.

Perlu diketahui, jual beli dalam Islam juga harus dipastikan sah dan/atau tidak dilarang menurut Al-Qur’an dan hadis. Adapun terdapat beberapa jenis jual beli yang memenuhinya maupun tidak.

Jika ingin menggunakan sistem ekonomi syariah, Sobat OCBC NISP sebaiknya mengetahui bagaimana aturan jual beli dalam Islam beserta akadnya.

Untuk mengetahui bagaimana jual beli dalam Islam, yuk, baca artikel ini hingga akhir!

Pengertian Jual Beli dalam Islam

Dalam Islam, jual beli disebut al-bai' yang berarti memindahkan kepemilikan benda dengan akad saling mengganti. Selain itu, istilah ini juga dapat diartikan tukar menukar barang.

Adapun, berdasarkan mazhab Hanafi, jual beli merupakan pertukaran harta dengan memakai metode tertentu.

Sementara itu, menurut mazhab Syafi'i, jual beli adalah pertukaran harta benda yang dapat dikelola dan disertai ijab kabul sesuai syariat agama Islam.

Dapat disimpulkan, jual beli dalam islam berarti pertukaran harta atau benda yang tata caranya sesuai dengan syariat Islam.

Hukum Jual Beli dalam Islam

Dalam Islam, hukum jual beli diatur menurut Al-Qur'an dan hadis. Selengkapnya, hukum jual beli dalam Islam adalah sebagai berikut.

1. Hukum Jual Beli dalam Islam Menurut Al-Qur’an

Menurut Al-Qur'an, jual beli merupakan kegiatan halal dilakukan dalam agama Islam. Hal ini tercantum dalam surat Al-Baqarah pada ayat 275. Adapun arti ayat tersebut adalah sebagai berikut.

“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Al-Baqarah:275)

2. Hukum Jual Beli dalam Islam Menurut Hadis

Menurut hadis riwayat Al-Bazzar, Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda mengenai hukum jual beli.

Dalam hadis ini, dinyatakan bahwa jual beli yang mabrur adalah salah satu pekerjaan terbaik. Adapun mabrur merujuk kepada kegiatan yang terhindar dari tindakan menipu orang lain. Berikut ini adalah arti hadis tersebut selengkapnya.

“Dari Rifa’ah bin Rafi’ Ra., bahwasanya, Rasulullah pernah ditanya mengenai mata pencaharian yang paling baik. Beliau menjawab, Seseorang bekerja dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur." (H.R. Al-Bazzar)

 

Baca juga: Syirkah: Macam, Dasar Hukum, Syarat, Rukun, dan Contohnya

Rukun Jual Beli dalam Islam

Selain itu, terdapat pula rukun jual beli dalam ajaran agama Islam. Jika rukun tak terpenuhi, jual beli dianggap tidak sah. Adapun empat rukun jual beli dalam Islam adalah sebagai berikut.

  • Harus ada penjual dan pembeli.
  • Harus ada barang yang akan dijual.
  • Harus ada nilai tukar yang dapat menggantikan barang.
  • Harus ada ijab kabul atau ucapan serah terima antara penjual dan pembeli.

Syarat Jual Beli dalam Islam

Kemudian, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi jika ingin melakukan jual beli dalam ajaran agama Islam. Berikut ini adalah syarat-syarat jual beli dalam Islam.

  • Penjual dan pembeli harus baligh atau dewasa, berakal sehat, dan tidak suka boros.
  • Jual beli dilakukan atas kehendak sendiri.
  • Barang yang dijual harus ada saat transaksi serta jelas dan dapat dilihat oleh kedua pihak.
  • Barang yang dijual harus bermanfaat.
  • Barang yang dijual tidak kotor.
  • Barang yang dijual adalah miliki pedagangnya.

Macam-Macam Jual Beli dalam Islam

Dalam Islam, jual beli terbagi menjadi tiga macam yang berkaitan dengan kesahan dan larangannya.

Selengkapnya, berikut ini adalah macam-macam jual beli yang sah dan/atau dilarang dalam Islam.

1. Jual Beli yang Sah dalam Islam

Terdapat beberapa macam jual beli yang dianggap sah dalam Islam. Dalam Islam, segala jual beli yang memenuhi rukun dan syaratnya dianggap sah sehingga dapat dilakukan.

2. Jual Beli yang Dilarang dalam Islam

Ada berbagai macam jual beli yang dilarang dalam agama Islam. Dalam jual beli ini, syarat dan rukunnya tidak terpenuhi sehingga transaksi tak dianggap sah. Berikut ini adalah macam-macam jual beli yang dilarang dalam Islam.

  • Jual beli hasil tanaman yang belum tampak panennya. Sebab, akhirnya tanaman itu bisa gagal panen di kemudian hari.
  • Jual beli barang haram, seperti darah, bangkai, dan daging babi.
  • Jual beli sperma hewan. Sebab, kadarnya tidak diketahui dan bentuknya tak bisa diterima.
  • Jual beli anak binatang padahal masih dalam perut induknya. Pasalnya, belum tentu anak hewan tersebut lahir.
  • Jual beli barang yang belum sepenuhnya dimiliki.
  • Jual beli yang tidak pasti atau gharar. Sebab, hasil jual beli ini hanya mengandalkan spekulasi.

     

    Baca juga: Perencanaan Keuangan Syariah: Tujuan, Prinsip, dan Caranya

    3. Jual Beli yang Sah tapi Dilarang dalam Islam

    Ketika dianggap sah karena sudah memenuhi rukun dan syaratnya, jual beli bisa jadi dilarang sebab tata caranya tidak sesuai syariat dalam agama Islam.

    Selengkapnya, macam-macam jual beli yang sah tapi dilarang dalam Islam adalah sebagai berikut.

  • Jual beli saat sedang khutbah dan/atau salat Jumat.
  • Jual beli yang dilakukan dengan menghadang penjual sebelum masuk ke pasar.
  • Jual beli yang dilakukan dengan tujuan menimbun barang.
  • Jual beli yang dilakukan dengan mengurangi timbangan.
  • Jual beli yang dilakukan dengan mengecoh atau menipu pelanggan.
  • Jual beli barang yang sebelumnya sudah dipesan oleh orang lain.

Akad Jual Beli dalam Islam

Seperti disebutkan sebelumnya, terdapat akad jual beli dalam Islam. Adapun akad jual beli adalah kesepakatan antara penjual dan pembeli yang wajib ada pada setiap prosesnya.

Dalam hal ini, akad harus diucapkan secara jelas setelah ada kegiatan jual beli. Selain itu, kedua pihak harus ikhlas saat akad telah diucapkan.

Ketika mengucapkan akad, semua rukun dan syarat jual beli harus sudah terpenuhi. Dalam Islam, terdapat dua belas macam akad jual beli yang sesuai syariat Islam, yaitu:

  • Musyarakah, yaitu akad yang dilakukan antara pengumpul-pengumpul modal usaha.
  • Wadi'ah, yaitu akad yang dilakukan jika ada penitipan barang kepada salah satu pihak.
  • Wakalah, yaitu akad yang menjadi pengikat antara kedua pihak.
  • Kafalah, yaitu akad yang mengatur jaminan dalam proses jual beli.
  • Qardh, yaitu akad yang mengatur pemberian pinjaman ke nasabah.
  • Hawalah, yaitu akad yang mengatur pengalihan utang.
  • Rahn, yaitu akad yang mirip pegadaian.
  • Ijarah, yaitu akad yang mengatur pengalihan hak guna barang.
  • Mudharabah, yaitu akad yang dilakukan antara pengelola modal dan pemilik.
  • Istishna', yaitu akad yang proses transaksi dan pembayarannya disepakati pembeli.
  • Murabahah, yaitu akad yang harga jual dan keuntungannya disepakati kedua pihak.
  • Salam, yaitu akad yang dilakukan dengan melakukan pemesanan.

Demikian sejumlah informasi mengenai jual beli dalam Islam. Ketika akan melakukan jual beli, Sobat OCBC NISP harus memperhatikan hukum, rukun, syarat, dan macam-macamnya.

Jika ingin transaksi jual beli aman dan sesuai syariah, layanan syariah OCBC NISP bisa menjadi solusi yang tepat!

Pasalnya, Sobat OCBC NISP dapat menemukan kenyamanan dan keamanan dalam mengelola keuangan secara syariah menggunakan berbagai produk simpanan, pembiayaan, asuransi, serta pembayaran.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk, mulai jual beli sesuai syariah dengan bergabung jadi nasabah Bank OCBC NISP!

Baca juga: Bisnis Syariah: Pengertian, Hukum, Prinsip & Contohnya


Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 26 Nov 2024

Haji Mabrur Adalah: Pengertian dan Ciri-cirinya

Baca

Edukasi - 4 Okt 2024

Mengenal Arti Manasik Haji dan Panduan Pelaksanaannya!

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB
OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.
Nyala

Nyala

Dorong ambisimu untuk wujudkan kebebasan finansial, karena Tidak Ada Yang Tidak Bisa dengan Nyala OCBC

Download OCBC mobile