Alat pembayaran tunai adalah metode transaksi dalam bentuk kertas maupun logam.
Alat pembayaran tunai telah lama menjadi salah satu metode transaksi yang banyak digunakan dalam kegiatan keuangan sehari-hari.
Pembayaran dengan tunai cenderung efisien karena hanya melibatkan dua bentuk, yaitu uang kertas dan logam.
Oleh karena itu, tak heran apabila masih banyak orang yang memilih sistem pembayaran ini, meskipun berada di era digital seperti sekarang.
Untuk pemahaman yang lebih mendalam, mari simak penjelasan terkait alat pembayaran tunai, mulai dari pengertian, jenis, kelebihan, dan kekurangannya di bawah ini!
Secara sederhana, alat pembayaran tunai adalah salah satu bentuk transaksi keuangan yang dilakukan secara langsung.
Cara melakukan metode pembayaran ini cukup mudah, di mana pembeli hanya perlu memberikan sejumlah uang sesuai dengan harga barang atau jasa yang dibeli.
Dengan kata lain, alat pembayaran ini termasuk metode transaksi yang paling sederhana karena tidak memerlukan perantara teknologi atau pihak ketiga antara penjual dan pembeli.
Selain itu, metode pembayaran tunai bersifat tradisional karena sudah dilakukan sejak lama.
Lalu, alat pembayaran ini bisa berupa mata uang nasional yang sah, seperti dolar, euro, yen, dan lain-lain.
Oleh karena itu, mata uang pembayaran tunai di Indonesia adalah rupiah (Rp).
Sama halnya seperti alat pembayaran non tunai, metode transaksi ini juga terbagi menjadi beberapa macam. Dua jenis alat pembayaran tunai di antaranya, yaitu:
Pertama, jenis alat pembayaran tunai adalah dalam bentuk kertas. Jenis ini berbahan dasar kertas yang sudah melalui pengesahan dan ditandai gambar, cap, serta tanda tertentu.
Beberapa keuntungan uang kertas dibandingkan jenis lainnya adalah pengirimannya yang mudah dan dapat dipecahkan dalam jumlah berapapun.
Di Indonesia, uang kertas sendiri akan dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Lalu, uang kertas biasanya mencakup nilai nominal yang berbeda. Contoh alat pembayaran tunai jenis kertas di Indonesia mulai dari Rp1.000 sampai Rp100.000.
Selanjutnya, selain uang kertas, ada juga jenis alat pembayaran tunai di Indonesia adalah dalam bentuk logam atau koin.
Jenis alat pembayaran tunai ini memiliki bahan dasar dari aluminium dan nikel.
Berbeda dengan jenis lainnya, uang logam bersifat kuat, tahan lama, dan sulit untuk dipalsukan.
Contoh alat pembayaran tunai berbahan dasar logam yaitu Rp100, Rp200, Rp500, dan Rp1.000.
Baca juga: Apa itu Pembayaran Minimum Kartu Kredit? Yuk, Pelajari!
Meskipun perkembangan teknologi semakin canggih, namun beberapa orang masih memilih untuk menggunakan sistem pembayaran yang satu ini, baik tunai atau logam.
Hal ini dikarenakan metode pembayaran tunai memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
Saat ini, masih banyak beberapa wilayah di Indonesia yang belum didukung dengan infrastruktur teknologi.
Oleh karena itu, tak sedikit orang yang masih belum bisa melakukan pembayaran non tunai, seperti uang elektronik atau kartu kredit.
Selain itu, metode transaksi ini lebih mudah digunakan untuk pedagang kecil dibandingkan alat pembayaran non tunai.
Menggunakan metode pembayaran tunai akan membantu Sobat OCBC NISP menghindari risiko hutang yang berlebihan.
Hal ini dikarenakan Sobat OCBC NISP memiliki kendali penuh atas jumlah uang yang dikeluarkan sehingga tidak boros dan terhindar dari risiko finansial, seperti hutang.
Lebih lanjut, dalam metode pembayaran tunai, tidak ada biaya tambahan atau bunga yang perlu dikhawatirkan. Jadi, Sobat OCBC NISP bisa menghindari risiko hutang ke bank.
Meskipun ada beberapa kelebihan, alat pembayaran yang satu ini juga memiliki kekurangan untuk kemudahan transaksi. Beberapa kekurangan tersebut di antaranya, yaitu:
Pertama, metode pembayaran tunai kurang praktis, terutama untuk bertransaksi dengan jumlah yang besar.
Selain repot dibawa, metode pembayaran ini juga kurang efisien untuk transaksi jarak jauh atau ketika belanja online.
Lalu, catatan transaksi masih harus dicatat secara manual, yang dapat menghabiskan waktu dan membuat pemeriksaan pengeluaran menjadi lebih sulit.
Dikarenakan alat pembayaran ini memiliki ukuran yang kecil, maka mudah berisiko hilang apabila tidak disimpan dengan baik.
Selain itu, baik uang kertas maupun logam, dapat dengan mudah masuk ke celah atau lipatan barang lain, sehingga mudah tertimbun dan sulit untuk dicari.
Terakhir, kekurangan metode pembayaran tunai adalah risiko kriminalitas yang tinggi, seperti pencurian, pemalsuan, dan pencucian uang.
Hal ini dikarenakan pembayaran tunai tidak meninggalkan jejak digital sehingga akan sulit dilacak, terutama untuk identitas pemiliknya.
Lalu, transaksi tunai juga tidak memiliki bukti pembayaran yang sah sehingga sulit untuk melindungi penjual dan pembeli dari risiko kriminalitas.
Itu dia sederet informasi terkait alat pembayaran tunai, mulai dari pengertian sampai kelebihan dan kekurangannya.
Meskipun perkembangan teknologi semakin canggih, namun beberapa orang masih menggunakan pembayaran tunai karena efisien dan risiko hutang yang kecil.
Lalu, untuk memudahkan transaksi keuangan sehari-hari, Sobat OCBC NISP juga bisa memanfaatkan layanan Nyala.
Nyala adalah layanan transaksi praktis di mana Sobat OCBC NISP bisa tarik tunai secara gratis hingga 30x.
Selain itu, ada juga keuntungan lainnya dari Nyala yaitu bebas biaya top-up e-wallet dan tagihan bulan, investasi mulai dari Rp10 ribu, dan proses pinjaman yang mudah.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, capai #FinanciallyFit bersama Nyala OCBC NISP!
Baca juga: Kenali 9 Jenis Alat Pembayaran Luar Negeri dan Caranya