Supply chain management adalah proses pengelolaan produk hingga ke konsumen.
SCM atau Supply Chain Management adalah suatu konsep yang krusial dalam dunia bisnis modern.
Ini melibatkan koordinasi efisien dari berbagai elemen dalam supply chain atau rantai pasokan untuk mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.
Dalam artikel kali ini, kita akan membahas arti, tujuan, manfaat, proses, dan contoh dari supply chain management secara lengkap. Jadi, pastikan Sobat OCBC NISP menyimak hingga akhir, ya!
Dalam era bisnis yang semakin dinamis dan global, pengelolaan rantai pasok atau Supply Chain Management (SCM) telah menjadi landasan kunci bagi kesuksesan perusahaan.
Supply chain management merupakan suatu pendekatan yang mengarah pada pengelolaan aliran barang, informasi, serta jasa dari pemasok hingga konsumen akhir.
Penerapan SCM memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan rantai pasok secara efisien dan efektif, sehingga dapat mengurangi biaya operasional serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
Tujuan utama dari penerapan supply chain management adalah meningkatkan efisiensi serta efektivitas koordinasi antara pasokan (supply) dan permintaan (demand).
Namun, di samping itu, supply chain management juga bertujuan untuk mencapai dominasi pasar atau setidaknya menjalankan bisnis secara sukses.
Dalam upaya memenangkan persaingan pasar yang dimaksud, perusahaan harus mampu menghasilkan produk dengan karakteristik sebagai berikut:
Harga terjangkau
Berkualitas tinggi
Tepat waktu
Bervariasi
Supply chain management memberikan berbagai manfaat yang signifikan bagi perusahaan.
Adapun beberapa manfaat supply chain management adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
Membantu perusahaan menghindari kelebihan atau kekurangan persediaan.
Memungkinkan perusahaan untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan pemasok.
Membantu perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif.
Membantu memastikan bahwa produk sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.
Proses dalam supply chain management melibatkan serangkaian langkah yang saling terhubung.
Adapun langkah-langkah utama dalam proses supply chain management adalah sebagai berikut:
Tahap pertama dalam aktivitas supply chain management adalah mengetahui kebutuhan pelanggan.
Proses ini dimulai dengan memahami kebutuhan serta preferensi pelanggan, yang kemudian akan dijadikan panduan untuk merencanakan produksi dan distribusi.
Baca juga: 10 Tips Mengelola Stok Barang di Gudang agar Bisnis Lancar
Proses selanjutnya dalam supply chain management adalah perencanaan.
Berdasarkan informasi dari pelanggan, perusahaan dapat merencanakan produksi, pengadaan bahan baku, dan aliran pasokan secara efisien.
Proses berikutnya dalam supply chain management adalah pengadaan.
Langkah ini melibatkan pemilihan pemasok yang andal, dan mendapatkan kebutuhan bahan baku dengan biaya sedikit namun memiliki kualitas baik.
Mengelola persediaan dengan efisien sangatlah penting untuk menghindari biaya penyimpanan yang berlebihan.
Di samping itu, proses supply chain management ini juga dikelola dengan hati-hati dan dipertahankan kualitasnya untuk memenuhi permintaan produksi.
Proses selanjutnya dalam supply chain management adalah produksi.
Bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan mematuhi standar kualitas dan spesifikasi yang telah ditentukan.
Setelah proses produksi, tahapan selanjutnya adalah transportasi. Pada tahap ini, produk yang telah diproduksi perlu diangkut ke tujuan akhir.
Pilihan metode transportasi yang efisien akan berpengaruh pada biaya dan kecepatan pengiriman.
Terakhir, jika terjadi masalah tentang produk atau pelanggan ingin mengembalikan barang, maka prosesnya harus diatur dengan baik.
Responsif terhadap masalah ini dapat membangun kepercayaan pelanggan.
Dalam praktiknya, berbagai jenis perusahaan menerapkan supply chain management untuk mengoptimalkan operasional dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan supply chain management:
Dalam industri layanan kesehatan, seperti rumah sakit, supply chain management membantu mengelola pasokan peralatan medis, obat-obatan, dan layanan kesehatan.
Dengan merencanakan persediaan, mengelola pengadaan, dan mengoptimalkan proses distribusi, rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien.
Baca juga: Barang Setengah Jadi: Pengertian, Ciri-Ciri & Contohnya
Dalam industri otomotif, supply chain management membantu mengatur pengadaan suku cadang, produksi mobil, serta distribusi ke dealer dan konsumen.
Di industri ritel, supply chain management memainkan peran penting untuk mengatur persediaan, manajemen gudang, dan pengiriman produk kepada pelanggan dalam waktu tertentu.
Sebuah perusahaan yang menghasilkan makanan ringan seperti kerupuk bisa menerapkan supply chain management sebagai berikut:
Mengidentifikasi kebutuhan bahan mentah.
Mengelola persediaan dengan bijaksana.
Mengkoordinasikan proses produksi dengan permintaan pasar.
Mengoptimalkan jaringan distribusi untuk mencapai pelanggan dengan cepat.
Perusahaan farmasi harus memastikan obat-obatan yang dihasilkan berkualitas tinggi dan aman.
Mereka perlu mengelola rantai pasok mulai dari bahan baku hingga obat siap dijual di apotek.
Demikianlah ulasan mengenai apa itu supply chain management, tujuan, manfaat, proses, dan contoh penerapannya yang perlu Sobat OCBC NISP ketahui.
Kesimpulannya, supply chain management adalah suatu konsep untuk mengelola aliran barang, informasi, dan layanan dari tahap pengadaan hingga distribusi produk ke konsumen akhir.
Dengan memahami arti, tujuan, dan langkah-langkahnya, bisnis dapat memanfaatkan SCM sebagai alat penting untuk mencapai performa yang optimal.
Nah, agar semakin optimal, Sobat OCBC NISP bisa memanfaatkan layanan Supply Chain Financing dari OCBC NISP.
Melalui layanan ini, Sobat OCBC NISP bisa mendapatkan pembiayaan dan jaminan yang kompetitif, lho! Menarik, bukan?
Ayo, jadi nasabah sekarang, dan optimalkan proses supply chain management bersama OCBC NISP!
Baca juga: Apa itu Commodity Supercycle? Ini Pengertian dan Penyebabnya