Pemerintah Indonesia baru saja merilis tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II 2023. Tercatat ekonomi Indonesia bertumbuh 5,17% secara y-o-y, naik dibandingkan triwulan I yang sebesar 5,04%.
Seluruh sektor lapangan usaha berkontribusi positif terhadap prestasi ekonomi ini, didukung oleh transportasi dan pergudangan, jasa lainnya serta akomodasi & makan minum.
Dari sisi pengeluaran, kontribusi belanja pemerintah tumbuh tertingi sebesar 10,62% didorong oleh belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Sektor pengeluaran konsumsi rumah tangga yang merupakan penopang perekonomian Indonesia, juga bertumbuh 5,23% seiring kembalinya mobilitas masyarakat dan inflasi yang terkendali.
Sektor investasi atau pembentukan modal tetap bruto bertumbuh 4,63% didukung oleh berlanjutnya pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah mendorong permintaan barang modal, bangunan, serta peralatan dan mesin. Sementara itu, ekspor tumbuh negatif, seiring dengan pelemahan permintaan global yang dibayangi oleh kekhawatiran resesi.
Dari sisi wilayah, Pulau Jawa masih memegang dominasi kontribusi ekonomi sebesar 57,27% dan bertumbuh sebesar 5,18% secara y-o-y di triwulan II – 2023. Diikuti oleh Sumatra, yang memiliki kontribusi ekonomi sebesar 21,94% bertumbuh 4,9%.
Di 2023 ini, Bank Indonesia sendiri cukup optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 4,5 – 5,3% dengan dukungan stimulus makroprudensial yang dan laju inflasi yang terkendali di kisaran 3 ± 1%.
Pertumbuhan ekonomi domestik yang positif ini diharapkan dapat meredam potensi resesi global di semester II -2023, yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Tak hanya itu, menjelang akhir tahun, Indonesia akan segera memasuki masa persiapan perhelatan politik di awal 2024, yang diharapkan akan mendorong kinerja aset berisiko seperti pasar saham.