Cash ratio adalah hal yang berkaitan dengan perhitungan keuangan perusahaan.
Cash ratio adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan finansial perusahaan dalam melunasi kewajiban utang usaha.
Dengan adanya cash ratio, perusahaan bisa melunasi berbagai kewajibannya, seperti gaji karyawan, utang pajak, dan tagihan lain secara tepat waktu.
Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai cash ratio, yuk simak uraian di bawah ini!
Cash ratio adalah salah satu rasio likuiditas yang digunakan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan.
Cash ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar atau utang jangka pendek dengan menggunakan total kas dan setara kas yang dimilikinya.
Rasio ini memberikan gambaran tentang sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajiban finansialnya dengan menggunakan aset yang paling likuid, atau mudah dicairkan dalam kurun waktu singkat.
Di samping itu, perhitungan cash ratio adalah salah satu metode yang paling realistis dari tiga rasio likuiditas lainnya ketika perusahaan mengalami kebangkrutan.
Pemberi pinjaman atau kreditur kadang-kadang menggunakan rasio ini untuk menilai apakah perusahaan dapat memenuhi kewajibannya dalam situasi kebangkrutan.
Cash ratio memiliki beberapa fungsi penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Adapun beberapa fungsi dari cash ratio adalah sebagai berikut:
Salah satu fungsi cash ratio adalah dapat membantu perusahaan meningkatkan penjualan.
Dengan memiliki cadangan kas yang cukup, perusahaan dapat memanfaatkannya untuk meluncurkan program pemasaran, meningkatkan produksi, atau mengembangkan produk baru.
Kemampuan untuk mendanai inisiatif ini dapat membantu perusahaan meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.
Dengan memiliki cash ratio yang baik, perusahaan dapat mengurangi ketergantungan pada pinjaman dan pembiayaan luar.
Hal ini mengurangi biaya bunga dan membantu perusahaan mengelola overhead cost menjadi lebih efektif.
Dengan mengurangi beban finansial, perusahaan dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk investasi dalam operasional yang efisien.
Baca juga: Risiko Likuiditas: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Cash ratio yang sehat juga memungkinkan perusahaan untuk mengelola piutang dengan lebih baik.
Dengan memiliki cukup kas dan setara kas, perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek seperti pembayaran tagihan dari pelanggan.
Hal ini mencegah penumpukan piutang yang tidak tertagih dan membantu menjaga aliran kas menjadi lancar.
Cash ratio yang baik memberikan perusahaan kemampuan untuk melunasi utang jangka pendek dengan mudah dan tepat waktu.
Melalui nilai kas yang cukup, perusahaan dapat menghindari risiko gagal bayar dan mempertahankan hubungan baik dengan pemberi pinjaman atau kreditor.
Hal ini penting dalam membangun reputasi keuangan yang kuat dan memperoleh kepercayaan dari para pemangku kepentingan.
Cash ratio yang baik juga memberikan fleksibilitas kepada perusahaan untuk membeli atau membayar aset dengan menggunakan kas.
Perusahaan dapat memanfaatkan cash ratio ini untuk melakukan investasi strategis atau membayar aset yang diperlukan untuk operasional bisnis.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan operasional serta pertumbuhan jangka panjang.
Adapun beberapa faktor yang dapat memengaruhi cash ratio adalah sebagai berikut:
Situasi ekonomi
Karakter industri
Pertumbuhan bisnis
Profil risiko pemilik usaha
Rumus cash ratio adalah membagi jumlah kas dan setara kas perusahaan dengan kewajiban lancarnya, atau dapat ditulis sebagai berikut:
Cash Ratio = (Kas + Setara Kas)/Kewajiban Lancar)
Di samping itu, hasil dari perhitungan cash ratio dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Rasio kas = 1
Menunjukkan bahwa aset kas perusahaan sama dengan kewajiban lancarnya.
Artinya, perusahaan dapat membayar utang lancar sepenuhnya dengan kas dan setara kas yang dimilikinya.
Rasio kas < 1
Menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki cukup kas untuk membayar utang jangka pendeknya.
Angka di bawah 1 menunjukkan persentase dari utang yang dapat dilunasi dengan kas yang dimiliki.
Rasio kas > 1
Menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih dari cukup kas untuk membayar utang jangka pendek pada neraca.
Angka di atas 1 menunjukkan jumlah kali lipat dari utang yang dapat dilunasi dengan kas.
Baca juga: Urutan Laporan Keuangan yang Benar dari Awal Sampai Akhir
Untuk memahami lebih lanjut tentang cash ratio, Sobat OCBC NISP dapat melihat contoh berikut ini.
Misalkan neraca perusahaan ABD melampirkan data sebagai berikut:
Uang tunai: Rp50.000.000
Setara kas: Rp25.000.000
Utang usaha: Rp20.000.000
Utang jangka pendek: Rp25.000.000
Maka, perhitungan cash ratio dapat dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam rumus yang sudah ada.
Cash Ratio = (Kas + Setara Kas)/Kewajiban Lancar)
Cash Ratio = (50 + 25)/(20 + 25)
= 75/45
= 1.67
Hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa cash ratio perusahaan ABD memiliki tingkat likuiditas yang cukup baik.
Untuk menjaga cash ratio tetap aman dan seimbang, perusahaan dapat mengikuti beberapa tips berikut:
Mengurangi pengeluaran yang tidak penting.
Pantau dan evaluasi arus kas perusahaan secara teratur.
Menjual aset yang tidak terpakai.
Lakukan perencanaan kas yang baik.
Kelola piutang dengan efektif, terutama dalam hal kebijakan penagihan.
Demikianlah ulasan lengkap tentang apa yang dimaksud dengan cash ratio beserta fungsi dan cara menghitungnya.
Pada intinya, cash ratio adalah salah satu aspek yang bisa dijadikan dasar bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.
Meski begitu, perlu dicatat bahwa cash ratio bukanlah cara paling akurat untuk mengetahui performa bisnis suatu perusahaan.
Semoga penjelasan dari OCBC NISP di atas dapat menambah wawasanmu seputar pengelolaan keuangan di perusahaan, ya.
Jika tertarik mengetahui istilah lain seputar dunia keuangan, segera kunjungi OCBC NISP dan terus nantikan update artikel terbarunya!
Baca juga: 5+ Strategi Keuangan Perusahaan Agar Mendapat Profit Optimal