Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Halaman yang Anda Cari Tidak Tersedia
Cara memilih reksa dana obligasi dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal.
Cara memilih reksa dana obligasi mungkin terbilang sulit dan membingungkan, mengingat banyak produk yang ditawarkan.
Terlebih lagi, keputusan investasi juga tidak boleh dilakukan sembarangan, sehingga kita perlu berhati-hati melakukannya.
Sebab, hal ini berhubungan dengan risiko dan keuntungan yang akan didapatkan nantinya.
Nah, cara memilih reksa dana obligasi sendiri bisa Sobat Cuan lakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal.
Apa sajakah itu? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
Sebelum memahami bagaimana cara memilih reksa dana obligasi, ada baiknya Sobat Cuan mengetahui apa perbedaannya dengan reksa dana pasar uang.
Jika dilihat dari portofolionya, kedua jenis reksa dana ini memang sama-sama mengalokasikan dana investor untuk produk surat utang (obligasi), hanya saja komposisi dan jatuh tempo yang dipilih berbeda.
Biasanya, untuk reksa dana obligasi, Manajer Investasi (MI) akan mengalokasikan sebagian besar dana ke produk surat utang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun.
Sedangkan pada reksa dana pasar uang, MI biasanya memilih produk surat utang dengan waktu jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Diketahui, reksa dana obligasi memiliki risiko sedang (moderat) dan cocok digunakan untuk investasi jangka waktu 1-5 tahun. Di sisi lain reksa dana pasar uang memiliki risiko rendah.
Nah, jika reksa dana obligasi memang sesuai dengan profil risiko Sobat Cuan, bisa langsung mulai investasi dan pilih produknya. Namun, bagaimana cara memilih reksa dana obligasi?
Untuk memilih reksa dana obligasi, tidak cukup jika hanya melihat total Asset Under Management (AUM) saja, karena Sobat Cuan perlu memperhatikan beberapa hal lainnya.
Nah, berikut cara memilih reksa dana obligasi yang bisa Sobat Cuan lakukan:
Pertama-tama, cara memilih reksa dana obligasi adalah cari tahu dulu komposisi dari setiap produknya.
Apakah komposisinya lebih banyak obligasi pemerintah atau obligasi korporasi. Diketahui, obligasi pemerintah relatif lebih aman karena pembayarannya telah dijamin oleh Undang-Undang.
Namun, pergerakan obligasi pemerintah lebih fluktuatif karena tingginya penawaran dan permintaan di pasar sekunder.
Sementara itu, obligasi korporasi dinilai lebih berisiko, karena pembayarannya bergantung pada kondisi perusahaan. Meski demikian, kupon yang diberikan relatif lebih tinggi.
Selain komposisinya, Sobat Cuan juga bisa melihat top-holding asetnya. Kira-kira, dana yang dikelola disebar ke aset apa saja.
Dengan begitu, Sobat Cuan bisa tahu strategi MI dalam mengelola dana yang diinvestasikan.
Baca juga: 6 Risiko Reksa Dana yang Dapat Terjadi, Investor Wajib Tahu!
Setelah melihat komposisi dan top holding-nya, Sobat Cuan tentu perlu melakukan analisis kinerjanya secara historis.
Untuk ini, Sobat Cuan bisa melihat beberapa indikatornya, yang meliputi return, drawdown, dan Compound Annual Growth (CAGR).
Kemudian, lihat juga angka drawdown-nya berapa. Drawdown sendiri menggambarkan penurunan maksimum dari suatu produk reksa dana.
Dengan kata lain, drawdown menggambarkan risiko penurunan tersebar produk reksa dana.
Selanjutnya, cara memilih reksa dana obligasi yaitu dengan memahami indikasi return-nya. Hal ini bisa Sobat Cuan lakukan dengan melihat indikator average yield.
Indikator tersebut menunjukkan kemungkinan return yang akan didapatkan ketika MI memegang produk reksa dana obligasi hingga waktu jatuh tempo.
Umumnya, jika indikator average yield tinggi, maka indikasi return-nya juga besar.
Namun sebagai catatan ketika menggunakan indikator ini, Sobat Cuan juga perlu mempertimbangkan berbagai faktor lainnya, di antaranya yaitu kualitas aset holding dan durasinya.
Tak kalah penting, cara memilih reksa dana obligasi selanjutnya yaitu dengan mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan.
Seperti yang diketahui, terdapat biaya yang biasanya harus dikeluarkan oleh investor, seperti redemption fee (biaya penjualan kembali unit), subscription fee (biaya pembelian), switching fee (biaya pengalihan), dan biaya transfer bank.
Perihal ini, Sobat Cuan bisa memilih produk yang memiliki biaya rendah dan kompetitif.
Bagaimana? Setelah mengetahui cara memilih reksa dana obligasi, apakah Sobat Cuan masih bingung?
Jika iya, berikut beberapa rekomendasi reksa dana obligasi yang bisa Sobat Cuan pertimbangkan:
Rekomendasi reksa dana obligasi yang pertama yaitu Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A.
Total aset yang dikelola oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) ini sudah mencapai Rp4,66 triliun, dengan tingkat return hingga 10,58% dalam satu tahun.
Di sisi lain, Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A memiliki drawdown sebesar 2,51% dan average yield 6,59%. Adapun expense ratio produk ini, yaitu 2.73%.
Baca juga: Adakah Pajak Reksa Dana? Simak Ketentuan dan Cara Lapornya
Danamas Stabil merupakan salah satu rekomendasi reksa dana obligasi yang performanya cenderung stabil.
Produk ini juga menduduki posisi puncak reksa dana obligasi dengan dana kelolaan sebesar 17,06 triliun dan CAGR 5,69% dalam satu tahun.
Bahkan, drawdown Danamas Stabil berada di angka 0% dalam satu tahun ini dengan average yield-nya 7,31% per Mei 2023.
Dilihat dari top holding-nya, komposisi Danamas Stabil didominasi dengan obligasi korporasi.
Rekomendasi reksa dana obligasi selanjutnya yaitu ABF Indonesia Bond Index Fund yang komposisinya didominasi dengan obligasi pemerintah.
Sejauh ini, ABF Indonesia Index Fund telah mengelola aset sebesar Rp5,70 triliun dengan CAGR 11,43% dalam satu tahun.
Adapun angka drawdown-nya sejauh ini, yaitu 2,19%. Produk ini juga memiliki average yield 6,32% per Mei 2023.
Tak kalah apik dengan performa reksa dana obligasi lainnya, East Spring IDR Fixed Income Fund Kelas A juga menunjukkan kinerja yang bagus.
Dengan total AUM 5,92 triliun, produk ini menduduki posisi kedua reksa dana obligasi dengan kelolaan aset terbanyak.
East Spring IDR Fixed Income Fund Kelas A sendiri memiliki drawdown sebesar 2,36% dalam satu tahun dengan CAGR 10%.
Selanjutnya, yaitu ada Manulife Obligasi Unggulan Kelas A. Produk ini memiliki angka drawdown sebesar 3,52% dalam satu tahun.
Di sisi lain produk ini juga memiliki CAGR dan average yield yang tinggi. Dimana CAGR-nya berada di angka 6,45% dan average yield 6,47% dalam satu tahun.
Adapun minimal pembelian Manulife Obligasi Unggulan Kelas A yaitu Rp10.000 dengan biaya investasi gratis.
Nah, itulah cara memilih reksa dana obligasi, perbedaannya dengan reksa dana pasar uang, beserta rekomendasinya.
Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa cara memilih reksa dana obligasi bisa Sobat Cuan lakukan dengan melihat AUM, performa produk, durasi, indikasi return, komposisi, dan top holding-nya.
Bagaimana, apakah Sobat Cuan sekarang sudah paham dengan cara memilih reksa dana obligasi?
Bila sudah paham dan tertarik untuk investasi reksa dana obligasi, Sobat Cuan bisa beli produknya di reksa dana OCBC NISP.
Nantinya, dana yang Sobat Cuan investasikan akan dikelola oleh Manajer Investasi Profesional.
Nah, untuk membeli produknya, Sobat Cuan bisa menggunakan ONe Mobile yang mendukung segala kemudahan dan kenyamanan transaksi.
Jadi, Sobat Cuan bisa membeli produk reksa dana di mana saja dan kapan pun tanpa khawatir ribet lagi.
Yuk, mulai investasi dengan beli reksa dana di OCBC NISP!
Baca juga: Apakah Reksa Dana Bisa Rugi? Ini Jawaban & Tips Mengatasinya!
