Franchise fee adalah biaya untuk membeli bisnis waralaba.
Tertarik untuk membuka bisnis franchise? Kalau tertarik, maka Sobat OCBC NISP perlu mengenal apa itu franchise fee terlebih dahulu. Yap, franchise fee adalah sejumlah dana yang perlu dibayarkan kepada pemilik waralaba sebelum membuka bisnis waralaba.
Franchise fee ini termasuk ke dalam salah satu perjanjian bisnis yang perlu diperhatikan, baik oleh franchisor (pemilik waralaba) ataupun franchisee (pembeli waralaba).
Untuk mengenal apa itu franchise fee selengkapnya, Sobat OCBC NISP dapat menyimak artikel berikut ini sampai habis.
Pernahkah sobat OCBC mendengar apa itu franchise fee sebelumnya? Franchise fee adalah biaya yang perlu dibayarkan oleh franchisee (pembeli waralaba) kepada franchisor (pemilik waralaba) sebelum menjalankan bisnis waralaba tersebut.
Artinya, franchise fee adalah biaya yang digunakan untuk membeli hak penggunaan merek suatu usaha dalam kurun waktu tertentu.
Umumnya, seorang franchisee hanya perlu membayar franchise fee sekali pada awal perjanjian. Karena itulah, dalam dunia bisnis waralaba, franchise fee juga dikenal dengan istilah one time free.
Dalam bisnis waralaba, selain franchise fee, pembeli waralaba juga perlu membayarkan royalty fee kepada franchisor. Lantas, apa perbedaan franchise fee dan royalty fee?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, franchise fee adalah sejumlah dana yang perlu dibayarkan sebanyak satu kali sebelum mulai menjalankan bisnis waralaba.
Sementara itu, royalty fee merupakan biaya yang dibebankan pada pembeli waralaba selama terikat oleh kontrak franchise tersebut.
Dengan kata lain, royalty fee ini bisa didefinisikan sebagai kontribusi bagi hasil dari keuntungan franchisee selama menjalankan bisnis waralaba tersebut.
Jadi, pembeli waralaba perlu menyetorkan royalty fee setiap bulan kepada franchisor sesuai dengan tanggal yang sudah disepakati sebelumnya.
Selain itu, besaran royalty fee juga dapat dihitung berdasarkan persentase keuntungan atau pendapatan dari pembeli waralaba. Semakin tinggi pendapatan franchisee, maka semakin besar pula royalty fee yang perlu dibayarkan.
Royalty fee ini pun bisa digunakan untuk berbagai keperluan manajemen dan pengembangan bisnis para pembeli waralaba, seperti:
Pelatihan operasional waralaba.
Workshop dan bimbingan bisnis waralaba.
Audit dan evaluasi bisnis waralaba.
Pengembangan strategi pemasaran dan pengelolaan merek.
Baca juga: 10 Bisnis Franchise Kopi Hits Terlaris, Modal Mulai 5 juta!
Perlu diketahui bahwa franchise fee tidak dapat ditentukan secara sembarangan oleh pemilik waralaba.
Yap, pemilik waralaba perlu melakukan perhitungan yang matang serta memperhatikan faktor-faktor tertentu dalam menentukan biaya franchise.
Adapun metode yang umum dilakukan untuk menentukan biaya franchise adalah sebagai berikut.
Salah satu metode yang dapat dilakukan franchisor untuk menentukan franchise fee adalah market-oriented.
Melalui metode ini, franchisor akan menentukan biaya franchise berdasarkan daya beli konsumen.
Franchisor yang menerapkan metode customer-oriented akan memiliki franchise fee yang berbeda-beda pada setiap daerahnya.
Biasanya, franchise fee dengan metode customer-oriented akan memiliki harga yang lebih besar pada kota atau daerah besar karena masyarakatnya cenderung berani membayar tinggi.
Market-oriented merupakan metode menentukan franchise fee berdasarkan kompetitor bisnis di market atau pasar.
Penentuan franchise fee melalui market-oriented ini biasanya akan dihitung menggunakan data yang dirilis oleh lembaga terpercaya pada industri sejenis.
Meski terbilang cukup mudah, pendekatan market-oriented tentu memiliki risiko tersendiri.
Pasalnya, setiap bisnis franchise akan memiliki sistem, reputasi, dan nilai yang berbeda-beda sehingga sulit untuk menyesuaikan franchise fee dengan kompetitor lain.
Baca juga: 15+ Contoh Usaha Modal 10 Juta, Kekinian dan Menguntungkan!
Cost-oriented merupakan metode penentuan franchise fee dengan menghitung seluruh biaya yang diperlukan untuk mengembangkan sistem waralaba tersebut.
Jadi, jika pemilik waralaba ingin menggunakan metode ini, maka perlu memperkirakan franchise fee yang dapat menutup biaya operasional, produksi, serta keuntungan yang diharapkan.
Secara umum, pemilik waralaba akan menetapkan franchise fee untuk franchisee pada masa awal perjanjian.
Kendati demikian, terdapat beberapa kondisi yang membuat biaya franchise tersebut berubah atau bahkan tidak ada sama sekali, seperti:
Jika franchisee menjual kembali hak waralabanya ke pihak ketiga, maka hal tersebut dapat mengurangi harga dari franchise fee. Kondisi ini dikenal dengan istilah transfer fee.
Biasanya, bisnis franchise yang tergolong masih muda dan baru akan mengurangi beban franchise fee untuk menarik perhatian pembeli waralaba.
Salah satu faktor yang dapat memengaruhi harga franchise fee adalah multi-unit development.
Jika franchisee membeli waralaba untuk beberapa unit, franchisor dapat memberikan potongan atau diskon biaya franchise.
Melalui ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa franchise fee adalah salah satu biaya yang perlu dibayarkan untuk memulai bisnis waralaba. Oleh karenanya, jangan lupa untuk memahami kontrak perjanjiannya sebaik mungkin sebelum memulai bisnis franchise.
Mari temukan informasi seputar bisnis dan finansial selengkapnya dengan mengunjungi situs web OCBC NISP.
Baca juga: Business Plan: Pengertian, Jenis, Manfaat dan Cara Membuat