Suku bunga acuan adalah hal yang berpengaruh pada kondisi ekonomi suatu negara.
Suku bunga acuan adalah salah satu indikator yang penting dalam menilai kondisi ekonomi suatu negara.
Pasalnya, hal tersebut ditetapkan oleh bank sentral untuk digunakan sebagai acuan oleh lembaga keuangan lainnya dalam menetapkan suku bunga yang berlaku.
Untuk memahami suku bunga acuan lebih lanjut, simak informasi lengkapnya di sini!
Sederhananya, suku bunga acuan adalah besarnya bunga yang ditetapkan secara berkala oleh bank sentral, dalam hal ini yaitu Bank Indonesia.
Nah, suku bunga acuan Bank Indonesia ini kemudian menjadi tumpuan berbagai produk pinjaman bank dan lembaga keuangan lain.
Untuk menetapkan suku bunga acuan, ada sejumlah faktor yang mendasarinya, yaitu tingkat inflasi, jumlah permintaan barang, kondisi ekonomi, serta banyaknya uang beredar di masyarakat.
Contohnya begini, pada bulan Ramadan, terjadi kenaikan terhadap harga bahan makanan secara drastis, sehingga menyebabkan inflasi volatile food.
Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Indonesia sebagai bank sentral melakukan upaya untuk menjaga stabilitas nilai mata uang. Alhasil, ditetapkanlah besaran suku bunga acuan dengan nilai tertentu.
Dengan ditetapkannya suku bunga acuan tersebut, diharapkan daya beli masyarakat akan berkurang dan inflasi pun dapat ditekan.
Suku bunga acuan saat ini yang diberlakukan di Indonesia adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Suku bunga ini berlaku mulai 19 Agustus 2016.
Sebelumnya, telah disebutkan secara singkat mengenai fungsi suku bunga acuan, yaitu untuk menjaga stabilitas nilai mata uang.
Adapun fungsi secara lengkap dari suku bunga acuan adalah sebagai berikut:
Saat inflasi tengah melambung tinggi, bank sentral dapat mengupayakan pengendalian melalui penetapan besaran suku bunga acuan.
Jika suku bunga acuan naik, maka bunga tabungan dan deposito pun akan bertambah. Alhasil, masyarakat lebih memilih menyimpan uang di bank daripada membelanjakannya.
Dengan demikian, permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa pun akan menurun karena hal tadi.
Jadi, fungsi suku bunga acuan adalah untuk mengontrol laju inflasi di dalam negeri agar besarnya tidak makin memuncak.
Fungsi selanjutnya dari suku bunga acuan adalah mampu mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, menaikkan suku bunga acuan akan membuat masyarakat lebih terdorong untuk menyimpan uangnya di bank.
Alhasil, jumlah uang yang beredar pun akan berkurang karena masyarakat memilih untuk tidak membelanjakannya.
Baca juga: 6 Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran dan Keuangan
Pernahkah Sobat OCBC NISP berpikir bahwa bank bisa saja menetapkan bunga dengan nominal yang besar agar makin untung?
Hal tersebut tidak akan terjadi. Sebab, salah satu fungsi suku bunga acuan adalah mencegah penetapan suku bunga yang tidak wajar oleh bank.
Jadi, bank dan lembaga keuangan harus memasang besaran bunga berdasarkan suku bunga acuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
Apabila bank atau lembaga keuangan lain tidak mengacu pada suku bunga yang ditetapkan BI, maka pihak berwenang akan mendeteksi adanya kecurangan.
Fungsi selanjutnya dari suku bunga acuan adalah membantu memaksimalkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Ketika suku bunga acuan rendah, pinjaman menjadi lebih murah. Akibatnya, hal ini mendorong masyarakat untuk mengambil pinjaman yang bisa digunakan sebagai modal membangun bisnis.
Selain itu, suku bunga acuan rendah juga bisa mendorong perusahaan mengajukan pinjaman bank untuk melakukan ekspansi bisnis. Dampaknya, lapangan kerja baru meningkat.
Di sisi lain, penetapan suku bunga acuan yang besar saat terjadi inflasi juga membuat masyarakat memilih mengeluarkan uangnya untuk membeli produk investasi.
Dengan begitu, jumlah uang yang beredar akan berkurang, sehingga laju inflasi pun dapat ditekan.
Dari contoh-contoh kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa suku bunga acuan adalah salah satu upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Pengendalian daya beli masyarakat juga ada kaitannya dengan kenaikan laju inflasi yang sedang terjadi.
Jadi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kenaikan inflasi dapat terjadi karena tingginya permintaan masyarakat terhadap barang.
Nah, agar inflasi tidak makin melambung, Bank Indonesia bisa menaikkan suku bunga acuan. Alhasil, masyarakat pun lebih memilih untuk menyimpan uangnya alih-alih membelanjakannya.
Dalam menetapkan besaran suku bunga acuan, Bank Indonesia akan mengadakan pertemuan secara berkala untuk mengevaluasi kondisi ekonomi, inflasi, serta tujuan kebijakan moneter.
Dari evaluasi tersebut, akan diputuskan apakah besaran suku bunga acuan perlu dinaikkan, diturunkan, atau dipertahankan.
Jika suku bunga acuan telah ditetapkan, maka bank-bank lain harus menjadikannya patokan dalam memasang besaran bunga pada produk perbankan mereka.
Kemudian, masyarakat pun akan memilih tindakan-tindakan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi mereka berdasarkan suku bunga tersebut.
Jadi misalnya, jika bunga bank naik, masyarakat akan cenderung memilih untuk menyimpan uangnya, begitu pun sebaliknya.
Baca juga: Cara Menghitung Bunga Deposito Paling Mudah, Ini Rumusnya!
Suku bunga acuan yang naik memiliki dampak cukup krusial pada dunia perekonomian negara. Adapun beberapa dampak naiknya suku bunga acuan adalah sebagai berikut:
Biaya pinjaman di bank menjadi lebih tinggi
Daya beli masyarakat menurun karena mereka lebih memilih menyimpan uangnya
Menguatkan nilai tukar mata uang karena dapat menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya
Mengendalikan laju inflasi
Lapangan kerja baru dapat berkurang karena bisnis menjadi terhambat
Demikian informasi seputar apa itu suku bunga acuan yang perlu diketahui.
Dari pemaparan tersebut, dapat dikatakan bahwa suku bunga acuan adalah hal yang memiliki peran krusial dalam mengontrol arus ekonomi sebuah negara.
Oleh karena itu, penting untuk memahami fungsi dan dampak dari suku bunga acuan tersebut.
Jika tertarik dengan topik seperti ini, kunjungi OCBC NISP untuk mendapatkan berbagai informasi seputar keuangan dan bisnis.
Yuk, kunjungi laman OCBC NISP sekarang juga!
Baca juga: 5 Jenis Pinjaman Bunga Rendah bagi yang Butuh Dana Cepat