CAPM Adalah: Cara Menghitung, Kelebihan dan Kekurangannya

24 Mei 2023

CAPM adalah salah satu model perhitungan expected return dalam investasi.

Secara umum, CAPM adalah instrumen penting dalam memperkirakan return investasi.

Pasalnya, capital asset pricing model adalah salah satu bentuk analisis investasi untuk mengukur tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu aset. 

Dengan CAPM, potensi pengembalian investasi serta risiko penanaman modal pada suatu aset dapat diperkirakan. 

Untuk memahami CAPM lebih lanjut, simak informasi lengkapnya di bawah ini!

Apa itu CAPM?

Capital Asset Pricing Model atau CAPM adalah suatu model yang digunakan dalam keuangan, untuk menghitung dan menentukan expected return dari suatu aset atau investasi. 

Model ini sangat penting untuk menganalisis portofolio dan penentuan harga aset dalam pasar modal. 

CAPM dikembangkan pertama kali oleh William F. Sharpe pada tahun 1960-an, kemudian diperluas oleh John Lintner dan Jan Mossin.

CAPM didasarkan pada prinsip bahwa aset keuangan memiliki dua jenis risiko, yaitu risiko sistematis (risiko pasar) dan tidak sistematis (risiko spesifik aset). 

Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi portofolio. Sedangkan, risiko tidak sistematis dapat dihilangkan melalui metode diversifikasi yang tepat. 

Dalam praktiknya, CAPM adalah suatu metode penetapan harga aset yang sederhana. 

Model ini digunakan sebagai dasar acuan bagi para investor untuk memahami berbagai peristiwa dalam pasar aset yang kompleks dan sulit dipahami.

Oleh karena itu, banyak investor yang memilih menggunakan metode CAPM untuk menghitung pengembalian aset berharga mereka.

Istilah dalam CAPM

Ada beberapa istilah dalam CAPM yang mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan investor, antara lain yaitu:

1. Risk Free Rate

Risk free rate adalah tingkat pengembalian yang bebas risiko, karena dianggap tidak memiliki kemungkinan perubahan nilai atau kegagalan pembayaran. 

Umumnya, tingkat pengembalian bebas risiko ini digunakan sebagai acuan untuk mengukur premi risiko, contohnya obligasi pemerintah.

Notasi yang digunakan untuk risk free rate dalam CAPM adalah Rf.

2. Expected Return

Expected return adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para investor dari suatu investasi. Adapun notasi expected return dalam CAPM adalah Re.

3. Return Market

Return market atau tingkat pengembalian pasar dalam CAPM mengacu pada tingkat fluktuasi indeks harga saham. 

Notasi yang digunakan untuk return market dalam CAPM adalah Rm.

Baca juga: Kriteria Investasi: Pengertian, Macam-Macam, dan Contohnya

4. Beta

Beta adalah suatu ukuran yang digunakan dalam CAPM untuk mengetahui tingkat sensitivitas aset berharga terhadap perubahan return pasar. 

Jika nilai beta adalah 1, artinya perubahan 1% dalam return pasar akan menghasilkan return yang sama pada aset berharga tersebut.

Jika nilai beta melebihi 1, maka saham tersebut memiliki risiko yang lebih tinggi daripada rata-rata risiko pasar. 

Sebaliknya, jika nilai beta kurang dari 1, maka saham tersebut memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata risiko pasar. 

Adapun notasi yang digunakan untuk beta dalam CAPM adalah Ba.

Cara Menghitung CAPM

Untuk menghitung CAPM, Sbat OCBC NISP bisa menggunakan rumus di bawah ini:

Ra= Rrf + [Ba x (Rm - Rrf)]

Keterangan rumus:

Ra= Tingkat pengembalian yang diharapkan

Rrf= Tingkat bebas risiko

Ba= Nilai beta 

Rm= Perkiraan pengembalian dari pasar

Rm - Rrf= Premi risiko

Kelebihan dan Kekurangan Model CAPM

Adapun sejumlah kelebihan dan kekurangan CAPM adalah sebagai berikut:

Kelebihan Model CAPM

Berikut ini kelebihan penerapan model CAPM, antara lain yaitu:

1. Perhitungan Cukup Sederhana

CAPM adalah metode perhitungan yang sederhana, dan dapat dengan mudah digunakan untuk menguji tingkat pengembalian serta memperoleh berbagai kemungkinan hasil. 

Kelebihan ini meningkatkan rasa kepercayaan diri dalam menentukan tingkat pengembalian yang dibutuhkan.

2. Portofolio Terdiversifikasi

Model CAPM mengasumsikan bahwa investor memegang portofolio yang terdiversifikasi (mirip dengan portofolio pasar).

Oleh karena itu, dengan melakukan diversifikasi yang tepat, risiko tidak sistematis (risiko spesifik) dapat dihilangkan.

3. Risiko Sistematis Ikut Diperhitungkan

CAPM mempertimbangkan risiko sistematis (beta), yang sering kali diabaikan oleh model pengembalian lain seperti Dividend Discount Models (DDM). 

Risiko sistematis adalah variabel penting karena bersifat tak terduga dan sering kali tidak dapat dikurangi sepenuhnya.

4. Adanya Variabilitas dari Risiko Bisnis dan Keuangan 

Jika mempertimbangkan peluang investasi dengan kombinasi bisnis dan pembiayaan yang berbeda dari kondisi saat ini, perhitungan pengembalian lain seperti Weighted Average Cost of Capital (WACC) tidak dapat digunakan.

Namun menariknya, CAPM tetap dapat digunakan meskipun terjadi kondisi atau perubahan tersebut.

Baca juga: Apa itu Obligasi FR (Fixed Rate)? Ini Kelebihan & Risikonya

Kekurangan Model CAPM

Berikut ini kekurangan penerapan model CAPM, antara lain yaitu:

1. Risk Free

Tingkat bunga bebas risiko yang umumnya digunakan sebagai masukan Rf adalah tingkat pengembalian surat berharga pemerintah dengan jangka waktu pendek. 

Di Indonesia, kita dapat menggunakan BI Rate 7 Days sebagai acuan. 

Namun, masalah timbul ketika tingkat pengembalian ini berubah setiap hari, sehingga menciptakan volatilitas dan ketidakpastian.

2. Return Market

Return market adalah gabungan antara keuntungan modal dan dividen dari seluruh pasar. Namun, masalah muncul saat terjadi pengembalian pasar yang negatif pada suatu waktu.

Untuk mengatasi ini, pengembalian pasar jangka panjang digunakan untuk memperlancar return market.

3. Dibangun dengan Asumsi yang Tidak Realistis

CAPM didasarkan pada asumsi bahwa investor dapat meminjam dan meminjamkan aset pada tingkat bunga bebas risiko yang sama dengan pemerintah. 

Namun, pada kenyataannya, investor individu tidak dapat memperoleh atau memberikan pinjaman pada tingkat yang sama dengan pemerintah.

Akibatnya, garis pengembalian minimum yang diperlukan mungkin tidak sesuai dengan kenyataan, dan mengakibatkan estimasi pengembalian lebih rendah daripada hasil model CAPM.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa penerapan model CAPM dibangun dengan asumsi yang tidak realistis.

4. Perlu Penemuan Reflektif Beta dari Investasi

Dalam menggunakan CAPM untuk menilai investasi, bisnis perlu menemukan nilai beta yang mencerminkan risikonya. 

Terkadang, diperlukan penggunaan reflektif beta atau proxy beta. Namun, menentukan nilai beta tersebut secara tepat merupakan hal sulit dan dapat memengaruhi keakuratan hasil yang diperoleh.

Demikianlah informasi seputar CAPM, mulai dari pengertian, hingga kelebihan dan kekurangannya. 

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa CAPM merupakan salah satu model analisis yang penting dalam menentukan potensi pengembalian investasi.

Jika Sobat Cuan tertarik untuk memulai investasi, Life Goals OCBC NISP bisa menjadi pilihan yang tepat. 

Dengan fitur investasi dari Life Goals OCBC NISP, Sobat Cuan dapat memulai investasi dengan modal yang terjangkau, mulai dari Rp20.000/hari.

Tunggu apa lagi? Yuk, raih tujuan finansial Anda bersama OCBC NISP!

Baca juga: Reksa Dana Terproteksi: Cara Kerja, Karakteristik & Risiko


Story for your Inspiration

Baca

Investasi - 20 Feb 2025

Proteksi Diri Anda dan Keluarga dengan Asuransi

Baca

Tips & Trick - 19 Feb 2025

Waspada! Jual Beli Rekening Bank, Bisa Menjerat Anda ke Masalah Hukum!

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB
OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.
Nyala

Nyala

Dorong ambisimu untuk wujudkan kebebasan finansial, karena Tidak Ada Yang Tidak Bisa dengan Nyala OCBC

Download OCBC mobile