Drawdown reksa dana adalah salah satu istilah dalam dunia investasi. Apakah itu?
Drawdown reksa dana adalah istilah yang harus dipahami terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mulai berinvestasi.
Reksa dana memang menjadi salah satu instrumen investasi yang direkomendasikan untuk pemula.
Sebab, cara kerja reksa dana adalah dana dikelola oleh manajer investasi. Jadi, investor pun tidak perlu repot-repot melakukan analisis pasar efek.
Meskipun begitu, investasi reksa dana tetaplah memerlukan strategi. Oleh karena itu, yuk pahami apa itu drawdown reksa dana agar risiko bisa diminimalisasi!
Drawdown reksa dana adalah indikator yang bisa digunakan untuk melihat besarnya potensi kerugian dari suatu produk reksa dana.
Drawdown reksa dana dapat diketahui dengan menghitung persentase penurunan harga suatu produk investasi dari titik paling tinggi ke terendah dalam satu periode.
Biasanya, dalam suatu produk reksa dana, terdapat tulisan “drawdown 1Y”, yang berarti menunjukkan besaran penurunan terbesar selama 1 tahun terakhir.
Jadi misalnya, nilai drawdown-nya adalah sebesar 30% per tahun. Maka, dalam 1 tahun periode, produk tersebut pernah mengalami penurunan harga maksimal dari titik tertinggi ke terendah sebesar 30%.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa makin rendah persentase drawdown, maka harga produk reksa dana tersebut akan semakin stabil dan bisa menjadi pertimbangan Sobat Cuan untuk membelinya.
Meskipun begitu, nilai drawdown bukan berarti menjadi jaminan kesuksesan reksa dana. Hanya saja, nilai reksa dana adalah salah satu indikator yang bisa menjadi pertimbangan sebelum memutuskan membeli produk tersebut.
Umumnya, besaran drawdown yang tinggi terjadi pada jenis produk reksa dana campuran dan saham karena nilainya lebih fluktuatif.
Oleh sebab itu, banyak investor reksa dana saham memperhatikan besaran drawdown suatu produk terlebih dahulu sebelum membelinya.
Sementara itu, jenis reksa dana pasar uang biasanya memiliki nilai drawdown yang relatif rendah di kisaran nol koma sekian. Bahkan, tak jarang juga nilainya bisa mencapai 0.00 persen.
Baca juga: 8 Perbedaan Reksadana dan Saham, Mana yang Lebih Untung?
Biasanya, nilai drawdown akan tersedia pada detail tiap produk reksa dana tanpa harus dihitung secara manual.
Namun, jika ingin mengetahui proses perhitungannya, cara menghitung secara manual drawdown reksa dana adalah dengan memperhatikan grafik harga suatu produk selama periode tertentu.
Misalnya, Sobat Cuan ingin mengetahui berapa nilai drawdown untuk produk reksa dana saham perusahaan X.
Sebagai langkah pertama, cobalah melihat grafik yang menggambarkan pergerakan harga reksa dana saham perusahaan X dalam 1 tahun, contohnya tahun 2022.
Kemudian, lihatlah di titik mana harga reksa dana saham perusahaan X berada pada nilai paling tinggi dan catat berapa besarannya.
Setelah itu, lihat juga di titik mana harga reksa dana perusahaan tersebut mencapai nilai terendah dan catat besarannya.
Misalnya, titik tertinggi ada di tanggal 5 September 2022 dengan nilai Rp1.000. Sementara itu, titik terendah ada di tanggal 1 Juni 2022 dengan nilai sebesar Rp800.
Maka, cara menghitungnya drawdown reksa dana adalah selisih nilai : nilai tertinggi x 100%. Dari kasus perusahaan X di atas, maka nilai dari drawdown reksa dana adalah sebesar 20% untuk tahun 2022.
Seperti penjelasan sebelumnya, nilai drawdown reksa dana adalah indikator yang sesungguhnya tidak serta-merta menjadi tolok ukur atau jaminan kesuksesan suatu produk.
Meskipun begitu, saat ingin berinvestasi pada suatu produk reksa dana, tentu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan agar Sobat Cuan tidak mendapatkan kerugian di masa depan, bukan?
Nah, untuk menghindari kerugian tersebut, maka ada baiknya memahami dan memperhatikan besaran nilai drawdown pada suatu produk.
Jadi, ketika nilai drawdown reksa dananya tinggi, Sobat Cuan mungkin bisa mempertimbangkan untuk tidak membelinya.
Selain itu, drawdown reksa dana adalah indikator yang juga bisa menjadi pembanding antara suatu produk.
Misalnya, Sobat Cuan menemui kebimbangan untuk berinvestasi pada produk A atau B. nah, nilai drawdown pada masing-masing produk bisa menjadi salah satu pertimbangannya.
Namun, alangkah baiknya untuk membandingkan beberapa aspek lain juga selain besaran nilai drawdown agar risiko kerugian dapat makin diminimalisasi.
Baca juga: 4 Keuntungan Reksadana dan Kerugiannya Bagi Investor
Nah, agar potensi kerugian makin terhindarkan, Sobat Cuan juga mungkin bisa mempertimbangkan indikator lain selain nilai drawdown ketika akan membeli produk reksa dana.
Beberapa indikator lain yang bisa Sobat Cuan perhatikan, yaitu:
Total return 1Y. Indikator ini mencerminkan berapa besaran keuntungan yang diperoleh reksa dana dalam jangka 1 tahun terakhir.
Expense ratio. Indikator yang satu ini bertujuan mengukur seberapa besar pengeluaran biaya untuk mengelola reksa dana. Makin kecil nilai expense ratio, maka kepiawaian manajer investasi dalam mengelola reksa dana tersebut secara efisien lebih baik.
Total AUM. Total AUM (Asset Under Management) adalah jumlah dana investasi yang dikelola produk reksa dana tersebut. Jadi, besar AUM menandakan banyaknya investor yang membeli produk tersebut.
CAGR 1Y. CAGR atau Compounded Annual Growth Rate adalah besaran kenaikan rata-rata reksa dana tiap tahunnya berdasarkan pergerakan harga 1 tahun terakhir.
Demikian penjelasan mengenai apa itu drawdown reksa dana yang sebaiknya Sobat Cuan pahami sebelum mulai berinvestasi.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa drawdown reksa dana adalah tingkat kerugian paling tinggi pada tiap produk reksa dana.
Nah, jika ingin mulai berinvestasi, Sobat Cuan juga bisa gunakan fitur Life Goals OCBC NISP untuk capai tujuan finansial secara lebih mudah.
Sebab dengan Life Goals OCBC NISP, investasi bisa dilakukan hanya dengan modal mulai dari Rp20.000/hari.
Menarik, bukan? Yuk, raih #FinanciallyFit bersama OCBC NISP!
Baca juga: 6 Cara Investasi Reksadana Bagi Pemula Agar Untung Maksimal