5 Perbedaan Obligasi dan Deposito, Jangan Sampai Tertukar!

6 Apr 2023

Salah satu perbedaan obligasi dan deposito adalah perolehan suku bunganya.

Mengetahui perbedaan obligasi dan deposito penting untuk menghindari risiko dalam berinvestasi. Perbedaan keduanya ada pada tingkat suku bunga yang dihasilkan.

Namun obligasi dan deposito juga memiliki persamaan, yakni keduanya ada waktu jatuh tempo bagi kepemilikan investasi.

Lantas, bagaimana cara membedakan antara investasi obligasi dan deposito? Yuk simak informasi berikut ini untuk mengetahui jawabannya!

Apa Itu Obligasi dan Deposito?

Jika ingin mengetahui perbedaan obligasi dan deposito, Anda harus mengenal definisinya terlebih dahulu.

Obligasi adalah investasi surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi, dengan keuntungan berupa kupon bunga setiap bulan.

Sedangkan deposito adalah salah satu jenis investasi berupa menyimpan uang kepada perusahaan perbankan, dengan keuntungan bunga yang telah disepakati.

Perbedaan Obligasi dan Deposito

Obligasi dan deposito adalah salah satu jenis instrumen investasi yang sama-sama dijamin oleh pemerintah.

Namun terlepas dari persamaan tersebut, ada beberapa perbedaan obligasi dan deposito yang perlu Anda ketahui, di antaranya:

1. Pihak Penerbit Investasi yang Berbeda

Perbedaan obligasi dan deposito pertama adalah pihak penerbit investasi yang berbeda antara satu sama lain.

Pihak penerbit obligasi adalah berasal dari instansi atau pemerintah, sedangkan deposito merupakan instrumen investasi yang dikeluarkan oleh pihak perbankan.

Investor bisa membeli investasi deposito langsung dari bank. Namun, untuk obligasi perlu disesuaikan dengan cara transaksi penerbitnya, yaitu pemerintah, di pasar sekunder.    

Baca juga: 8 Perbedaan Saham dan Obligasi, Ini yang Paling Untung!

2. Jumlah Minimal Dana Investasi yang Dikeluarkan

Selain pihak penerbitnya, perbedaan obligasi dan deposito terletak pada jumlah minimal dana investasi yang dikeluarkan.

Obligasi memiliki pilihan jumlah minimal dana investasi. Namun, hak tersebut disesuaikan dengan jenis yang akan dipilih.

Misalnya, pada obligasi ritel jangka pendek, jumlah minimal investasi sekitar Rp1 juta. Sedangkan untuk jangka panjang, besarnya antara puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Berbeda dengan deposito, jumlah minimal investasi yang boleh dikeluarkan mulai dari Rp10 juta.

3. Jaminan Investasi yang Berbeda

Pada dasarnya, obligasi dan deposito adalah instrumen investasi yang sama-sama dijamin oleh pemerintah.

Namun, melalui ketentuan penjamin investasi itulah yang menjadi perbedaan obligasi dan deposito.

Obligasi memiliki jaminan dari pemerintah sehingga harus disesuaikan dengan Undang-Undang (UU) yang berlaku.

UU tersebut menjamin kewajiban yang dimiliki penerbit, untuk membayar kupon atau bunga saat sudah jatuh tempo.

Sedangkan pada deposito, investasi memiliki jaminan pemerintah oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pembayaran dana pokok dan bunga investasi ini biasanya berasal dari APBN.

4. Besaran Bunga dan Pajak yang Diterima

Besaran bunga dan pajak menjadi perbedaan obligasi dan deposito, di mana tergantung pada kebijakan masing-masing pihak penerbit investasi.

Investasi obligasi memiliki besaran bunga sekitar 5 sampai 12 persen dan pajak yang tergolong kecil, yaitu sebesar 15%.

Sementara itu, investasi deposito memiliki besaran pajak yang lebih besar dari obligasi, yaitu sekitar 20%. Adapun jumlah bunga yang diterima antara 5 hingga 6 persen per tahunnya.

5. Keuntungan Modal yang Diperoleh

Perbedaan obligasi dan deposito terakhir adalah pada keuntungan modal yang diperoleh, atau disebut sebagai capital gain.

Contohnya adalah Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Ritel (SR) yang memiliki capital gain. Keuntungan didapat saat investor menjual harga lebih tinggi daripada di pasar sekunder.

Sementara itu, instrumen deposito tidak memiliki potensi capital gain, karena tidak bisa dijual oleh investor kepada nasabah lainnya.

Baca juga: Apa itu Capital Gain? Ini Arti, Jenis, & Cara Menghitungnya

Tips Menghindari Kesalahan saat Berinvestasi Obligasi dan Deposito

Sebelum berinvestasi, ada baiknya Anda mengetahui cara menghindari kesalahan saat menanamkan modal pada instrumen obligasi dan deposito.

Apalagi setelah mengetahui perbedaan obligasi dan deposito, tentu Anda harus membuat keputusan secara matang saat memilih jenis investasi yang akan ditentukan.

Sehubungan dengan ini, Anda bisa membagi dana ke dalam beberapa instrumen investasi, sebagai antisipasi terjadinya kerugian.

Adapun sejumlah tips yang bisa Anda lakukan untuk menghindari kesalahan saat berinvestasi obligasi dan deposito antara lain yaitu:

1. Jangan Langsung Tergiur dengan Suku Bunga Tinggi

Salah satu contoh marketing yang biasa dilakukan oleh bank adalah perubahan tingkat suku bunga tinggi, sehingga mampu menarik perhatian nasabah.

Siapa yang tidak tergiur saat ditawarkan suku bunga tinggi dalam berinvestasi? Maka dari itu, ada baiknya sebelum menanamkan modal, coba lakukan riset terlebih dahulu.

Beberapa perusahaan perbankan memang menjanjikan suku bunga tinggi, namun di satu sisi, mereka juga membebankan pajak yang sangat besar bagi para investor.

Hal ini tentu saja berisiko tinggi merugikan Anda.

2. Berinvestasi Lebih dari Satu Jenis Instrumen

Tips yang satu ini bisa menjadi solusi bagi Anda saat mengalami keadaan genting, atau membutuhkan dana darurat.

Sebagai contoh, Anda memiliki dana untuk investasi sebesar Rp30 juta, kemudian bagilah dana tersebut menjadi dua. Misalnya, Rp10 juta untuk obligasi dan Rp20 juta untuk deposito.

Cara tersebut bisa membantu Anda agar terhindar dari denda atau penalti, serta nilai bunga yang rendah karena mencairkan dana sebelum jatuh tempo.

3. Selektif dalam Memilih Instansi Investasi

Selanjutnya, jangan hanya berfokus pada tawaran keuntungan yang diberikan, namun perhatikan juga tingkat risikonya. Adapun salah satu caranya adalah dengan memastikan bahwa institusi tempat berinvestasi sudah memiliki izin dari salah satu lembaga yang berwenang.

Salah satu contohnya adalah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Kementerian Koperasi dan UKM.

Itu dia informasi mengenai perbedaan obligasi dan deposito yang perlu Anda ketahui agar tidak salah dalam mengidentifikasi keduanya.

Investasi deposito ataupun obligasi pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Tapi jika dilihat dengan cermat, investasi obligasi lebih menawarkan keuntungan yang besar daripada deposito. Maka tak heran jika obligasi lebih banyak diminati.

Namun jika Sobat OCBC NISP tetap ingin berinvestasi melalui deposito, tak perlu khawatir karena Bank OCBC NISP memiliki layanan Deposito IDR yang memberikan keuntungan optimal.

Dana penempatan yang ringan, hanya dengan minimal Rp8 juta Anda akan mendapatkan keuntungan yang didapat lebih cepat dan jangka waktu yang fleksibel.

Menabung deposito dengan aman karena hanya dapat dicairkan oleh pemilik rekening. Semakin banyak Anda menabung, semakin tinggi bunga yang akan didapat.

Yuk, wujudkan impianmu dengan mulai menabung di OCBC NISP sekarang juga!

Baca juga: 2 Cara Mencairkan Deposito, Ketahui Syarat dan Langkahnya!


Story for your Inspiration

Baca

News Update - 20 Des 2024

Four lessons from the US inflation data

Baca

Investasi - 18 Des 2024

Pinjol Makin Mudah, Hati-hati Terjebak Hutang Konsumtif

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB
OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.
Nyala

Nyala

Dorong ambisimu untuk wujudkan kebebasan finansial, karena Tidak Ada Yang Tidak Bisa dengan Nyala OCBC

Download OCBC mobile