SVB sendiri merupakan bank terbesar ke-16 di AS, dan melaporkan kebangkrutan pada 10 Maret 2023, akibat pengelolaan solvabilitas yang terlalu agresif, juga diperburuk dengan adanya bank run/ bank rush.
Menjelang akhir pekan kedua bulan Maret, sektor perbankan menjadi sorotan investor global, setelah pemberitaan pailitnya Silicon Valley Bank (SVB).
SVB sendiri merupakan bank terbesar ke-16 di AS, dan melaporkan kebangkrutan pada 10 Maret 2023, akibat pengelolaan solvabilitas yang terlalu agresif, juga diperburuk dengan adanya bank run/ bank rush.
Bank run terjadi saat nasabah pemilik simpanan menarik dana mereka dari perbankan secara besar-besaran di saat yang bersamaan, yang didorong oleh adanya kepanikan dan kekhawatiran bahwa bank tersebut tidak akan mampu memenuhi kewajibannya.
Kenapa terjadi bank run?
Efek domino SVB dapat berlanjut ke bank kelas menengah lain yang memiliki pengelolaan solvabilitas yang sama dengan SVB.
Sehingga diperlukan kesigapan dari bank sentral untuk mencegah snowballing effect yang akan memperburuk sistem perbankan AS.
Hal ini dapat mendorong kebijakan bank sentral AS untuk lebih lunak dalam jangka waktu pendek hingga menengah, seperti menahan dan/ atau memangkas suku bunga, untuk mencegah terjadinya risiko sistemik yang lebih besar pada perekonomian AS, yang saat ini masih berjuang melawan inflasi yang terlalu tinggi.
Kebijakan yang lebih longgar ini, tentunya akan mendorong kembalinya likuiditas ke pasar di masa depan, sehingga dapat mendorong kinerja aset yang lebih berisiko.