Apa saja risiko investasi yang dapat dialami investor? Yuk cek ulasannya.
Dewasa ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya investasi. Tak khayal banyak dari mereka memilih terjun di dalamnya. Namun, satu hal penting yang perlu dipahami yaitu risiko investasi. Sebelum memulainya, Anda perlu mengetahui apa saja risiko investasi dan bagaimana cara meminimalisirnya.
Agar tidak asal terjun dalam dunia investasi, kali ini OCBC NISP membantu Anda untuk memahami pengertian, jenis serta bagaimana melakukan manajemen risiko investasi yang benar. Yuk simak sampai tuntas!
Risiko investasi adalah kondisi dimana investor berpotensi mengalami kerugian dari aktivitas investasi. Dengan kata lain, keuntungan atau imbal hasil yang diharapkan dari investasi tidak sesuai.
Dalam hal ini, risiko investasi berbanding lurus dengan imbal hasil investasi. Jika keuntungan investasi tinggi, maka risikonya tinggi. Begitu pun sebaliknya, apabila keuntungan investasi rendah, umumnya risikonya pun rendah.
Selain itu, penting bagi investor untuk mengenali dan memahami profil risiko investasi. Hal itu bermanfaat dalam menentukan produk investasi apa yang paling cocok dengan kebutuhan investor dan profil risiko tersebut.
Misalnya, contoh risiko investasi adalah capital loss atau kerugian modal pada saham. Hal tersebut terjadi ketika nilai jual lebih rendah dibandingkan nilai beli. Maka dari itu, investasi saham disebut sebagai investasi high return dan tergolong high risk. Hal itu juga menjadikan, investasi saham lebih cocok kepada investor dengan profil risiko yang agresif.
Sebelum mengetahui cara meminimalisir dan manajemen risiko investasi. Langkah pertama yang harus Anda ketahui adalah jenis-jenisnya. Berikut 7 jenis risiko investasi adalah diantaranya:
Risiko Pasar
Jenis pertama dari risiko investasi adalah risiko pasar, yaitu adanya fluktuasi atau naik turunnya nilai aset di pasar. Hal itu diakibatkan dari berubahnya sentimen pasar keuangan seperti obligasi dan saham. Perubahan tersebut biasanya terjadi karena kondisi tertentu, misalnya perubahan politik, resesi ekonomi, inflasi, kerusuhan, dan lain-lain.
Risiko pasar juga dikenal sebagai risiko sistematik yang tidak dapat dihindari oleh para investor. Risiko ini juga dapat menyebabkan investor mengalami penurunan modal investasinya atau capital loss. Meski demikian, Anda jangan khawatir, penurunan aset investasi seperti ini bukan termasuk risiko investasi jangka panjang.
Risiko Likuiditas
Jenis kedua dari risiko investasi adalah risiko likuiditas. Risiko ini timbul dari kesulitan tersedianya uang tunai dalam suatu periode waktu. Hal itu dapat terjadi apabila pihak pengutang tak bisa menjual asetnya karena pihak lain tidak ada yang berminat membelinya di pasar.
Misalnya, seseorang dari pihak A tidak dapat membayar utangnya secara tunai saat jatuh tempo kepada pihak B. Tetapi, pihak A memiliki aset yang nilainya cukup untuk membayar utang tersebut.
Tetapi, jika tidak ada pihak lain yang bersedia membeli aset tersebut, maka likuiditasnya tidak bisa dicairkan menjadi uang tunai.
Perlu Anda ingat, bahwa risiko likuiditas berbeda dengan penurunan aset investasi. Risiko ini kemungkinan terjadi akibat tidak ada minat dari pihak lain yang mau membeli atau menukar aset karena kedua belah pihak sulit untuk bertemu.
Risiko Negara
Jenis ketiga dari risiko investasi adalah risiko negara atau politik. Risiko ini erat kaitannya dengan aktivitas dan kondisi politik negara. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan perundang-undangan yang berpengaruh terhadap perekonomian negara.
Risiko ini bukan tidak mungkin dapat mempengaruhi kerugian bagi investor dikarenakan adanya perubahan ketentuan perundang-undangan. Maka dari itu, jika orang dari luar negeri ingin berinvestasi di negara berbeda, penting untuk dilakukan adalah melihat situasi politik di negara tersebut.
Risiko Suku Bunga
Jenis keempat dari risiko investasi adalah risiko suku bunga. Peningkatan suku bunga merupakan penyebab dari menurunnya nilai relatif aset berbunga seperti obligasi atau pinjaman. Meskipun suku bunga meningkat, hal itu membuat keuntungan investasi dan nilai obligasi berbunga akan mengalami penurunan, begitu pun sebaliknya.
Risiko Inflasi
Jenis kelima dari risiko investasi adalah risiko inflasi atau risiko daya beli. Risiko investasi saham ini adalah inflasi yang mempengaruhi daya beli lalu mengakibatkan nilai kas dari investasi saat ini tak akan memiliki nilai banyak di masa depan. Hal tersebut juga berpotensi menurunkan daya beli masyarakat karena kenaikan harga rata-rata diatas harga konsumsi.
Saat seseorang yang berinvestasi dengan memegang uang tunai atau aset, biasanya risiko inflasi akan terjadi pada hal tersebut. Inflasi akan menggerus nilai uang atau aset yang mereka punya. Sebagai contoh, bila seorang investor memiliki dana investasi tunai sebesar Rp20 juta dengan tingkat inflasi 5%, maka per tahunnya dana tersebut akan berkurang sebanyak Rp1 juta.
Risiko Valuta Asing
Jenis keenam dari risiko investasi adalah risiko valuta asing atau risiko nilai tukar mata uang. Risiko investasi jangka pendek ini erat kaitannya dengan fluktuasi kurs mata uang suatu negara terhadap kurs mata uang negara lain.
Risiko yang juga sering disebut currency risk ini disebabkan dari adanya perubahan valuta asing di pasaran dan pada saat dikonversikan ke mata uang rupiah tidak sesuai dengan harapan.
Risiko Reinvestasi
Jenis terakhir dari risiko investasi adalah risiko reinvestasi. Risiko jenis ini terjadi saat pendapatan dari suatu aset investasi mengharuskan investor untuk menginvestasikan kembali aset tersebut. Besar kemungkinan, arus kas investasi akan menghasilkan keuntungan yang lebih kecil pasca direinvestasikan ke produk investasi baru.
Setelah mengetahui jenis-jenis dari risiko investasi, hal selanjutnya yang perlu Anda ketahui ketika hendak berinvestasi adalah cara meminimalisir risikonya. Berikut beberapa cara yang bisa Anda ikuti untuk meminimalisir risiko investasi adalah diantaranya:
Intinya, saat Anda berinvestasi apapun itu produknya, risiko akan selalu ada. Maka dari itu, Anda harus bisa memahami manajemen risiko investasi dengan baik. Sehingga, investasi yang Anda lakukan akan ‘lolos’ dari risiko investasi serta mendapatkan imbal hasil maksimal.
Itu dia beberapa risiko investasi yang perlu Anda pahami sebagai persiapan sebelum terjun dalam aktivitas investasi. Meski memiliki risiko, namun keuntungan yang ditawarkan jauh lebih besar, terlebih untuk masa depan Anda. Jadi, jangan takut untuk memulai investasi ya!