Bisnis microfinance adalah salah satu jenis bisnis yang berfokus membantu pendanaan masyarakat. Kenali lebih jauh apa itu microfinance dan fungsinya.
Jumlah masyarakat miskin di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 27,55 juta orang per September 2020. Microfinance adalah salah satu solusi pembiayaan bagi masyarakat, utamanya yang memiliki profil ekonomi menengah ke bawah. Kenali apa itu microfinance, sejarah, dan fungsinya di bawah ini.
Microfinance adalah gabungan kata dari “micro” berarti mikro atau skala kecil dan “finance” artinya keuangan. Jadi microfinance adalah pembiayaan untuk membantu usaha berskala kecil melalui kredit yang jumlahnya tidak terlalu besar. Meski jumlahnya tidak besar, nominal pinjaman microfinance biasanya sudah cukup guna memenuhi kebutuhan peminjamnya.
Microfinance di Indonesia rupanya memiliki sejarah panjang sejak zaman penjajahan Belanda. Sejarah microfinance di Indonesia diawali dari lembaga perkreditan rakyat bernama Hulp en Spaarbank yang didirikan pada abad ke-19.
Pasca kemerdekaan, lembaga tersebut mengalami perkembangan hingga menjadi sebuah bank nasional. Kemudian, lembaga perbankan berkembang pesat dalam rangka menyediakan kredit kecil usaha rakyat.
Sekarang, kredit mikro atau microfinance di Indonesia dimiliki hampir seluruh lembaga perbankan dengan acuan aturan dari Bank Indonesia. Microfinance di Indonesia diberikan kepada pelaku usaha produktif baik kelompok maupun individu.
Setelah membahas apa itu microfinance dan sejarahnya, kali ini kita akan membahas jenis jenis microfinance. Pinjaman microfinance terdiri dari dua jenis, yaitu microfinance konsumtif dan produktif. Adapun penjelasan masing-masing jenis microfinance adalah sebagai berikut.
Pinjaman Microfinance Konsumtif
Pinjaman microfinance konsumtif adalah bantuan kredit yang diberikan ke masyarakat untuk keperluan konsumsi sehari-hari serta berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Pinjaman Microfinance Produktif
Sedangkan pinjaman microfinance produktif merupakan kredit untuk pembelian aset atau hal lainnya yang bisa meningkatkan nilai dan menghasilkan pemasukan. Biasanya pinjaman ini dipergunakan sebagai modal untuk mengembangkan usaha. Contoh microfinance produktif seperti kredit usaha atau modal kerja.
Microfinance sangat berguna dalam mendukung kemajuan perekonomian suatu negara. Beberapa fungsi pinjaman microfinance di antaranya:
Membantu Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat
Suntikan modal dari microfinance mampu membantu pelaku usaha dalam memulai dan mengembangkan bisnisnya. Meningkatnya aktivitas bisnis mendorong peningkatan laba atau keuntungan sehingga tingkat ekonomi menjadi lebih maju. Dengan demikian, fungsi microfinance adalah membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Mengurangi Tingkat Kemiskinan
Microfinance adalah pembiayaan keuangan bagi masyarakat miskin. Pemberian modal untuk mendirikan dan menjalankan usaha memberikan kesempatan penduduk untuk mendapatkan penghasilan dari profit yang diperoleh. Masyarakat yang mampu mendapatkan pemasukan tetap dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Meningkatkan Jumlah Lapangan Kerja
Usaha yang mendapatkan suntikan dana diharapkan mampu berkembang dan melakukan ekspansi bisnis lebih luas. Ketika aktivitas bisnis mengalami kenaikan, pastinya membutuhkan sumber daya manusia lebih banyak untuk mendukung berjalannya operasional bisnis. Sehingga adanya microfinance mampu menyerap tenaga kerja manusia dengan tersedianya jumlah lapangan pekerjaan.
Menggalakkan Pemerataan Ekonomi
Salah satu fungsi microfinance adalah menggalakkan pemerataan ekonomi. Adanya bantuan modal atau dana untuk mengembangkan usaha menengah ke bawah, hal ini mendukung tujuan ekonomi agar lebih merata.
Meningkatkan Inklusi Keuangan Negara
Layanan microfinance tak lepas hubungannya dengan lembaga keuangan atau perbankan. Program microfinance yang menguntungkan membuat masyarakat mengakses dan menggunakan layanan produk keuangan perbankan. Sehingga fungsi microfinance mampu meningkatkan inklusi keuangan negara.
Bisnis microfinance memang ditujukan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah atau miskin. Namun, target pasar microfinance masih dibagi lagi dalam empat kelompok, antara lain:
The Poorest of The Poor
Target pasar pertama dari bisnis microfinance adalah the poorest of the poor. Kelompok ini merupakan masyarakat yang tidak mempunyai penghasilan karena beberapa faktor, seperti sakit, keterbatasan fisik (disabilitas), usia tua, dan sebagainya. Oleh sebab itu, golongan pertama dari target pasar microfinance disebut kelompok termiskin.
Labouring Poor
Sesuai dengan artinya, labouring poor adalah target pasar bisnis microfinance beranggotakan para buruh dengan pendapatan sangat kecil. Penghasilan buruh yang tidak pasti dan belum mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka kelompok buruh patut diberikan bantuan dana dari microfinance. Akibatnya, microfinance juga menyasar golongan ini melalui program padat karya.
Self-Employed Poor
Salah satu target pasar bisnis microfinance adalah self-employed poor, yaitu masyarakat dengan pekerjaan namun status ekonominya menengah ke bawah. Jenis pekerjaan yang dilakukan masyarakat kategori self-employed misalnya mengumpulkan barang rongsokan, berjualan keliling, dan sebagainya.
Meski punya penghasilan, self-employed poor tetap tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga menjadi salah satu target pinjaman microfinance.
Economically Active Poor
Target pasar bisnis microfinance terakhir adalah economically active poor. Kelompok ini terdiri dari masyarakat kelas menengah ke bawah tetapi sudah mempunyai penghasilan tetap dan bisa menabung. Golongan ini diberi pinjaman microfinance agar usahanya berkembang dan dapat menaikan taraf ekonominya lebih baik lagi.
Demikianlah pembahasan dari OCBC NISP tentang apa itu microfinance, sejarah, fungsi, dan target pasarnya! Bisnis microfinance adalah salah satu jenis usaha yang bisa dibuka pemerintah atau lembaga swasta lain dengan pengawasan OJK. Salah satu bank penyedia bantuan microfinance adalah OCBC NISP! Yuk ajukan bantuan pembiayaan ke OCBC NISP dan rasakan keuntungannya!