Utang dapat membantu kita jika kebutuhan meningkat. Berikut jenis-jenis utang yang dapat dipilih sesuai keunggulannya. Yuk simak ulasannya!
Setiap tahun, kebutuhan individu terus meningkat. Namun, peningkatan kebutuhan terkadang tidak diiringi pendapatan atau gaji yang sebanding. Agar kebutuhan tetap terpenuhi, sebagian orang memilih berutang. Tapi, tahukah Anda bahwa terdapat beberapa jenis utang yang bisa diajukan?
Utang adalah bentuk pinjaman kepada individu atau lembaga. Jenis utang beraneka ragam. Mulai dari utang bentuk tunai hingga surat berharga. Biasanya masyarakat berutang untuk membeli rumah, mobil, atau mengembangkan usaha.
Untuk lebih lengkapnya, yuk simak ulasan di bawah ini.
Pengertian utang adalah suatu pinjaman dana baik bentuk tunai atau surat berharga yang digunakan untuk membeli barang atau jasa sebagai pemenuhan kebutuhan, di mana pinjaman harus dikembalikan dalam jangka waktu tertentu.
Orang yang memiliki hutang atau utang berkewajiban untuk mengembalikan pinjaman baik dibayarkan secara lunas atau mengangsur. Besaran utang atau hutang tergantung dari masing-masing kebutuhan individu atau perusahaan.
Jenis utang yang timbul atas pengelolaan keuangan terdiri dari utang produktif dan utang konsumtif. Mari simak penjelasannya.
Utang produktif
Utang jenis ini bertujuan untuk mendapatkan manfaat keuangan dengan berhutang. Contohnya utang produktif dimanfaatkan untuk investasi, modal kerja, modal usaha, membeli rumah untuk disewakan kembali, atau membeli kendaraan agar bisa dipakai untuk membantu aktivitas pekerjaan.
Dari utang yang dipakai untuk pengembangan bisnis, pengusaha bisa memperoleh pendapatan dan keuntungan. Nah, keuntungan itu dapat digunakan untuk membayar cicilan atau melunasi utang.
Utang konsumtif
Sesuai dengan namanya, utang konsumtif adalah pinjaman yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi yang sifatnya tidak mendesak atau tidak terlalu penting. Karena itu, jenis utang ini tidak memiliki dampak positif dan justru bisa menambah masalah finansial Anda.
Barang-barang konsumsi yang dibeli dengan berhutang akan mengalami penyusutan nilai atau harga. Sehingga jika dijual kembali, harga barang-barang tersebut akan turun drastis harganya dari harga beli.
Berdasarkan waktu pelunasannya, jenis jenis utang terbagi menjadi tiga yaitu utang jangka pendek, menengah, dan panjang. Berikut uraian penjelasannya.
Jenis Utang Jangka Pendek
Jenis utang jangka pendek adalah jenis pinjaman dengan jangka waktu pelunasan lebih singkat. Biasanya batas waktu maksimum pelunasan sekitar satu tahun.
Selain itu, jenis utang jangka pendek lebih dikenal dengan jenis utang lancar. Dalam suatu perusahaan yang memiliki jenis utang jangka pendek biasanya saat melunasi utang menggunakan suatu sumber yang dapat menyebabkan utang baru bagi perusahaan.
Contoh dari jenis utang jangka pendek seperti taksiran utang pajak, utang biaya, utang dagang, dan utang wesel.
Berikut ini jenis-jenis utang jangka pendek, sebagai berikut:
Jenis Utang Jangka Menengah
Jenis utang jangka waktu menengah merupakan sebutan untuk pelunasan utang dalam jangka waktu yang tidak terlalu singkat dan lama. Biasanya waktu pelunasan jenis utang jangka menengah ini sekitar 5 sampai 10 tahun.
Jenis Utang Jangka Panjang
Terakhir jenis utang jangka panjang yaitu pinjaman dengan masa pelunasan yang paling lama. Jenis utang jangka panjang dijumpai pada jumlah pinjaman yang cukup besar. Jangka waktu dari utang ini juga biasanya lebih dari 10 tahun.
Jenis utang jangka panjang sendiri terdiri dari berbagai produk utang, antara lain:
Untuk membedakan antar jenis utang, Anda dapat memahaminya melalui ulasan ciri-ciri jenis utang di bawah ini.
Ciri-Ciri Utang Jangka Panjang
Berikut merupakan ciri-ciri dari utang jangka panjang diantaranya:
Ciri-Ciri Utang Jangka Menengah
Sedangkan ciri-ciri utang jangka menengah antara lain:
Ciri-Ciri Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek dapat dikenali dengan ciri-ciri berikut ini:
Sebelum berutang, Anda perlu membuat perbandingan yang seimbang antara utang dengan pendapatan untuk menjaga kesehatan finansial. Sebaiknya Anda memahami rasio utang dan pendapatan secara bijak.
Rasio ini diukur berdasarkan pembayaran cicilan utang per bulan yang diseimbangkan dengan pendapatan per bulan.
Berikut rumus menghitung rasio utang dan pendapatan:Dari rumus tersebut, untuk mengukur hasilnya gunakan indikator di bawah ini:
Ideal/Sesuai dengan Pendapatan
Jika hasil rumus tadi berada pada kisaran kurang dari 35%, maka arus keuangan dikatakan ideal. Biasanya pihak Bank akan lebih leluasa memberikan pinjaman karena nasabah dianggap bisa membayar dengan teratur dan minim risiko untuk menunda cicilan.
Dengan selalu konsisten dalam menjaga rasio utang dan pendapatan di angka ini, dan membayar angsuran secara teratur maka finansial Anda akan tetap sehat walau memiliki utang.
Kurang ideal
Keuangan dengan rasio utang dan pendapatan pada kisaran angka 36 persen hingga 49 persen tergolong kurang ideal. Anda bisa menghitung ulang semua kebutuhan dan mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang tidak terkontrol.
Jika tidak berhasil menekan rasio ini ke posisi ideal, maka besar kemungkinan akan terjadi masalah dalam finansial Anda. Sehingga berpotensi tidak memiliki kemampuan membayar utang.
Tidak ideal
Hasil angka lebih dari 50 persen masuk sebagai zona merah keuangan. Tidak ada keseimbangan antara pendapatan dan cicilan utang. Biasanya jika sudah mencapai di angka ini, Anda tidak lagi sanggup membayar cicilan dan akhirnya menunda cicilan.
Segera minta bantuan konsultan keuangan untuk membantu Anda dalam mengatasi masalah ini. Anda harus menambah pemasukan atau pendapatan agar mampu mencicil utang.
Saat memiliki hutang atau utang, ada risiko untuk mengembalikan dalam jangka waktu tertentu. Sayangnya banyak orang yang tidak bisa mengelola utang dengan bijak sehingga utang menumpuk akibat tidak segera dilunasi secara tepat waktu.
Yuk simak cara mengelola dan melunasi utang secara bijak sebagai berikut.
Menghitung total utang yang dipinjam
Cara pertama yang dilakukan untuk melunasi utang adalah menghitung total keseluruhan hutang yang dipinjam kepada pihak lembaga keuangan atau individu. Jika Anda meminjam kepada bank maka jangan lupa untuk menghitung biaya bunga yang telah disepakati.
Dalam menghitung jumlah utang yang dimiliki, pastikan pula jangka waktu pelunasannya. Selain itu hitung juga biaya-biaya yang diperlukan selama pelunasan utang. Apakah Anda pernah terlambat membayar utang sehingga dikenakan denda. Biaya denda juga harus diperhitungkan secara matang.
Merencanakan pelunasan hutang
Setelah menghitung keseluruhan jumlah utang yang dipinjam, selanjutnya mulai merencanakan pelunasan hutang. Pelunasan utang dapat dilakukan secara berkala misalnya pada setiap bulan dengan tanggal yang telah disepakati bersama.
Jika berhutang dengan saudara atau teman dekat, bayar utang secara lunas atau mencicil. Apabila berutang kepada bank, cicilan harus dibayarkan tepat waktu agar tidak dikenakan denda.
Rencanakan dana yang dimiliki dan sesuaikan dengan total seluruh utang. Apabila ternyata dana yang dimiliki tidak cukup untuk melunasi utang, maka Anda harus berusaha mencari pendapatan lain.
Membayar dengan cicilan
Sebagian besar utang yang dipinjamkan pihak bank dibayarkan secara mencicil. Cicilan utang dilakukan secara rutin tiap bulan dengan suku bunga tertentu. Lakukan pembayaran cicilan tepat waktu dan tidak terlambat. Sehingga utang akan semakin cepat lunas.
Mengalokasikan Dana untuk membayar utang
Pengelolaan finansial akan melibatkan alokasi utang. Anda bisa membuat perencanaan keuangan yang baik dengan membuat alokasi dana baik kebutuhan, dana darurat, tabungan, investasi hingga alokasi melunasi utang.
Dengan adanya perencanaan keuangan dan alokasi melunasi utang akan membantu Anda dalam memetakan dana.
Nah itulah tadi ulasan lengkap mengenai berbagai jenis utang. Berutang memang tak salah selama Anda bisa melunasinya tepat waktu. Namun, alangkah baiknya apabila Anda menghindari kebiasaan tersebut. Mulai kurangi berutang dan tingkatkan intensitas menabung. Semoga bermanfaat!