Cara Menghindari Kebiasaan Berisiko dalam Bertransaksi Perbankan Digital

29 Apr 2025

Tren penggunaan perbankan digital di Indonesia terus meningkat pesat, terutama sejak pandemi COVID-19, dengan transaksi digital tumbuh lebih dari 40% per tahun dan nilai transaksi naik hampir 55% pada 2024 (sumber: Bank Indonesia). Perbankan digital memberikan kemudahan akses 24/7 melalui smartphone, memungkinkan pengguna melakukan berbagai transaksi seperti transfer, pembayaran, dan isi ulang dompet elektronik tanpa perlu ke kantor cabang. Generasi milenial dan Gen Z menjadi pengguna utama layanan ini karena kepraktisan, keamanan, dan fitur lengkap yang ditawarkan, sehingga mendorong inklusi keuangan dan efisiensi ekonomi digital di Indonesia.

Namun, hal tersebut juga menimbulkan risiko dan ancaman kejahatan siber, yang terus meningkat seiring digitalisasi layanan perbankan seperti:

  1. Risiko kebocoran data nasabah yang dapat dimanfaatkan untuk pencurian identitas dan penipuan.
  2. Serangan Phishing yang menipu nasabah agar memberikan data pribadi seperti PIN dan OTP.
  3. Malware dan Spyware yang menyusup ke perangkat untuk mencuri informasi penting.
  4. Penyalahgunaan hak akses oleh pihak internal maupun eksternal, termasuk brute force dan rekayasa sosial untuk mendapatkan akses ilegal ke sistem perbankan.
  5. Serangan Ransomware yang dapat melumpuhkan operasional bank dan menyebabkan kerugian besar.
  6. serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang mengganggu layanan, serta manipulasi transaksi palsu juga menjadi ancaman signifikan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa probabilitas serangan siber di sektor keuangan bisa mencapai 86,7% dan menimbulkan kerugian global lebih dari USD 100 miliar per tahun. Ancaman ini menuntut penerapan manajemen risiko dan keamanan siber yang ketat dari bank dan kesadaran tinggi dari nasabah.

Identifikasi Kebiasaan Berisiko dalam Transaksi Digital

Cara untuk dapat menghindari terkena kejahatan siber maka Anda diajak untuk mampu mengidentifikasikan kebiasaan-kebiasaan berisiko dalam transaksi digital, seperti:

  1. Menggunakan jaringan Wi-Fi publik saat bertransaksi

    Wi-Fi publik, seperti di kafe atau bandara, biasanya tidak aman karena banyak pengguna yang terhubung secara bersamaan. Hal ini memudahkan penjahat siber untuk mencuri data pribadi atau informasi transaksi Anda. Oleh karena itu, sebaiknya hindari melakukan transaksi perbankan digital saat menggunakan Wi-Fi publik dan gunakan jaringan internet pribadi yang lebih aman.

  2. Membagikan data pribadi (PIN, OTP, password, CVV Kartu Kredit/ATM) ke pihak lain, termasuk yang mengaku dari pihak bank.

    Data seperti PIN, password, kode OTP, dan CVV adalah kunci akses ke rekening Anda. Bank tidak pernah meminta informasi ini melalui telepon, SMS, atau chat. Memberikan data tersebut kepada siapapun, bahkan yang mengaku petugas bank, bisa menyebabkan pencurian dana dan penyalahgunaan akun.

  3. Mengabaikan update aplikasi perbankan digital

    Update aplikasi biasanya berisi perbaikan keamanan dan fitur baru yang melindungi Anda dari ancaman siber. Jika Anda tidak memperbarui aplikasi, perangkat Anda menjadi rentan terhadap serangan malware atau celah keamanan yang dapat dimanfaatkan penjahat.

  4. Mengklik tautan atau link mencurigakan dari SMS, email, atau chat

    Penjahat sering mengirim pesan palsu yang berisi link berbahaya untuk mencuri data pribadi atau menginfeksi perangkat dengan malware. Jangan pernah mengklik link dari sumber yang tidak jelas atau tidak Anda kenal, terutama yang meminta informasi akun bank.

  5. Menggunakan password yang mudah ditebak atau sama untuk semua akun

    Password yang sederhana seperti tanggal lahir atau "123456" mudah ditebak oleh peretas. Selain itu, menggunakan password yang sama untuk berbagai akun meningkatkan risiko jika satu akun berhasil dibobol, akun lain juga ikut terancam.

  6. Tidak memeriksa notifikasi transaksi secara rutin

    Notifikasi transaksi membantu Anda memantau aktivitas rekening secara real-time. Jika Anda tidak rutin memeriksa, bisa saja ada transaksi mencurigakan yang tidak segera diketahui dan dilaporkan, sehingga kerugian bisa bertambah besar.

  7. Tidak segera melapor jika ada aktivitas mencurigakan

Segera laporkan ke bank jika Anda melihat transaksi yang tidak Anda lakukan atau mencurigakan. Penanganan cepat dapat mencegah kerugian lebih besar dan membantu bank mengambil langkah pengamanan akun Anda.

Dengan mengenali dan menghindari kebiasaan-kebiasaan berisiko ini, Anda dapat menjaga keamanan transaksi perbankan digital dan melindungi dana serta data pribadi dari ancaman kejahatan siber

Jenis Ancaman dan Modus Kejahatan Digital Banking

Jenis-jenis ancaman dan modus kejahatan siber dalam bertransaksi dengan menggunakan digital banking dapat dibaca selengkap pada artikel kenali modus-modus penipuan. Berikut adalah jenis dan modus kejahatan digital banking secara singkat:

  1. Phishing: Penipuan dengan mengirim pesan/email palsu yang mengatasnamakan bank
  2. Malware: Perangkat lunak berbahaya yang mencuri data melalui perangkat pengguna
  3. Skimming: Pencurian data kartu melalui alat khusus di ATM
  4. Social engineering: Manipulasi psikologis untuk memperoleh data pribadi
  5. Pharming: Pengalihan ke situs palsu yang tampak seperti situs resmi bank
  6. Man-in-the-middle: Penyadapan komunikasi antara nasabah dan bank

Dampak Kebiasaan Berisiko dalam Bertransaksi Perbankan Digital

Dampak kebiasaan berisiko dalam transaksi perbankan digital dapat menimbulkan konsekuensi serius, antara lain:

  1. Kerugian finansial akibat pencurian dana

    Ketika kebiasaan berisiko seperti membagikan data pribadi atau menggunakan jaringan tidak aman terjadi, pelaku kejahatan siber dapat mengakses akun nasabah dan melakukan transaksi tanpa izin. Hal ini menyebabkan hilangnya dana secara langsung dari rekening nasabah, yang sering kali sulit atau memerlukan proses panjang untuk pemulihan.

  2. Kebocoran data pribadi dan penyalahgunaan identitas

    Data pribadi nasabah seperti nomor rekening, PIN, dan informasi identitas dapat dicuri melalui serangan siber. Data ini kemudian disalahgunakan untuk pencurian identitas, pembukaan rekening palsu, atau transaksi ilegal lainnya yang merugikan korban secara finansial dan reputasi.

  3. Menurunnya kepercayaan terhadap layanan perbankan digital

Insiden pencurian data dan kerugian finansial yang dialami nasabah dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap keamanan layanan perbankan digital. Penurunan kepercayaan ini berdampak pada loyalitas nasabah, citra bank, dan bahkan dapat mengganggu stabilitas operasional serta pertumbuhan sektor perbankan digital secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, dampak ini menuntut penerapan keamanan siber yang ketat dan kesadaran tinggi dari Anda agar transaksi digital dapat berlangsung aman dan terpercaya.

Strategi dan Tips Menghindari Kebiasaan Berisiko

  • Jaga kerahasiaan data pribadi (PIN, password, OTP, CVV)
  • Gunakan jaringan internet pribadi saat bertransaksi, hindari Wi-Fi publik
  • Update aplikasi dan sistem keamanan perangkat secara rutin
  • Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) untuk perlindungan tambahan
  • Hanya unduh aplikasi resmi dari penyedia layanan di platform terpercaya
  • Waspada terhadap modus penipuan, jangan klik link atau lampiran mencurigakan
  • Periksa mutasi dan notifikasi transaksi secara berkala, segera lapor jika ada kejanggalan
  • Gunakan password yang kuat dan berbeda untuk setiap akun
  • Hubungi contact center resmi bank jika mengalami kendala atau menerima pesan mencurigakan

Sebagai penutup, mari kita selalu tingkatkan kewaspadaan dan disiplin dalam menerapkan kebiasaan aman saat bertransaksi digital. Dengan menjaga kerahasiaan data pribadi, menggunakan jaringan yang aman, serta selalu memeriksa setiap aktivitas rekening, kita tidak hanya melindungi diri dari ancaman kejahatan siber, tetapi juga turut mendukung terciptanya ekosistem perbankan digital yang lebih aman dan terpercaya bagi semua. Ingat, keamanan transaksi digital dimulai dari kesadaran dan tindakan bijak setiap individu. Pelajari lebih lanjut mengenai jenis penipuan dan cara melindungi diri melalui ocbc.id/digisecure.

 

Story for your Inspiration

Baca

Investasi - 25 Apr 2025

Mau Investasi Saham? Yuk Kenali Mahal Murahnya Saham Dengan Valuasi

Baca

News Update - 22 Apr 2025

Trump, Powell and Fed independence

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB
OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.
Nyala

Nyala

Dorong ambisimu untuk wujudkan kebebasan finansial, karena Tidak Ada Yang Tidak Bisa dengan Nyala OCBC

Download OCBC mobile