Konsumsi media sosial saat ini sudah sangat masif. Bahkan sebagian anak muda dalam hal ini Gen Z, menjadikan konten-konten viral di media sosial sebagai standar hidup. Hingga muncul istilah standar TikTok.
Standar hidup yang dimaksud meliputi standar kecantikan, gaya hidup, pencapaian sosial, dan masih banyak lagi. Beberapa konten yang dianggap menjadi standar hidup adalah:
Sejak konten-konten bucin atau percintaan membanjiri TikTok, kriteria remaja sekarang memiliki selera yang tinggi dalam memilih pasangan. Banyak anak muda dituntut untuk memenuhi kriteria yang sedang hits di sosial media.
Selain standar mencari pasangan, berbagai selera penampilan seperti gaya rambut, musik, hingga tempat nongkrong sering kali menjadi hal yang diperdebatkan. Hal ini yang memicu adanya standar penampilan dan gaya hidup.
Salah satu contoh viralnya istilah ‘aura maghrib’ yang dipakai untuk para wanita berkulit coklat gelap seperti sawo matang. Alhasil, karena adanya istilah tersebut bisa membuat banyak orang berlomba untuk menjadi cantik dengan mengubah warna kulitnya menjadi putih, glowing, dan kinclong meskipun dengan cara yang gak sehat.
Banyak dari generasi Z berlomba-lomba untuk masuk sekolah maupun universitas impiannya, dan tidak jarang kita menemui orang-orang yang mengaku 'terpaksa' masuk sebuah kampus, karena ditolak oleh kampus impiannya itu.
Ada juga yang terpaksa menunda masuk kulihat karena tak diterima di universitas impiannya dan menunggu tahun depan untuk mengikuti tes masuk kembali.
Satu lagi standar TikTok yang paling mengerikan adalah banyak konten yang seolah menormalisasi hal-hal negatif. Tak sedikit kita jumpai akun yang dengan bangganya memamerkan kenakalan-kenakalan remaja yang sangat minim moral.
Baca Juga: 7 Tips Memilih KPR yang Aman Sesuai Kebutuhan, Wajib Tahu!
Karena para pengguna didorong untuk berimajinasi dan meluapkan ekspresi, tanpa disadari beberapa perubahan terhadap pola pikir bisa dirasakan. Berikut adalah pengaruh TikTok terhadap gaya hidup khususnya para remaja yang masih di dalam masa pertumbuhan.
Banyak sekali asumsi dan standar yang tercipta untuk kriteria pasangan yang beredar, akhirnya pertimbangan dalam memilih pasangan semakin ketat. Terlebih, karena banyaknya konten bucin dan percintaan juga semakin tersebar yang menunjukkan betapa bahagianya mereka berada di dalam suatu hubungan dan mengekspresikan rasa cintanya dengan memamerkan love language masing-masing. Sayangnya, karena adanya konten seperti itu lah membuat seseorang sulit dalam PDKT.
Banyak sekali orang yang berani mengekspresikan diri. Terlebih, dengan adanya fasilitas TikTok Shop bisa mempermudah orang untuk menjual semua barang dari pakaian, alat rumah tangga, makanan kemasan dan yang paling ramai di jual belikan yaitu skincare atau alat perawatan tubuh lainnya.
Karena kemudahan tersebut, banyak orang yang merasa terbantu dan akhirnya tertarik untuk membeli di TikTok termasuk para remaja.
Alhasil, mereka semakin terpacu untuk mencari jati diri dan membuat anak zaman sekarang menjadikan TikTok sebagai inspirasi untuk memilih fashion agar lebih percaya diri. Gak cuma itu saja, selain murah, pakaian atau barang yang ditawarkan memiliki kualitas yang bagus sehingga ketika digunakan tetap terlihat kece dan aesthetic.
Karena remaja termasuk kaum yang masih labil dan mencari jati diri, perubahan pada gaya hidup mungkin saja dirasakan terlebih anak zaman sekarang lebih sering terpapar oleh teknologi.
Gak cuma dari cara berpakaiannya saja, remaja zaman sekarang yang ingin sekali terlihat mewah dan mengikuti gaya hidup budaya barat yang sering dikaitkan dengan hal-hal negatif lho!
Karena powernya yang sangat kuat sebagai platform media sosial, tentu saja hidup dengan standarisasi TikTok bisa berbahaya untuk seseorang terutama dalam segi psikologisnya.
Semenjak popularitasnya meningkat di tahun 2018 dan konten di TikTok banyak yang berhubungan pada kehidupan, sosial media ini jadi memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan mental seseorang.
Konten-konten yang viral itu bisa menjadi acuan dan membuat masyarakat meniru dan mengadopsi tren tertentu hingga tercipta lah standar hidup tiktok. Salah satu contohnya adalah tren kecantikan yang semakin meningkat dan standar sifat tertentu yang bisa mempengaruhi identitas seseorang. Nantinya, bila tidak terwujud bahkan bisa berujung pada masalah psikologis seperti rendah diri atau kecemasan.
Tak cuma soal standar fisik yang seringkali dibahas dalam sebagian besar konten di TikTok, ada pula soal hubungan sosial dan identitas diri seperti konten kehidupan yang ideal, hubungan yang romantis dan harmonis, hingga karier atau pekerjaan impian.
Gaya hidup standar TikTok juga berdampak pada kondisi finansial seseorang. Karena kemudahan dalam berbelanja dan banyaknya video haul fashion, tips kecantikan, atau tutorial DIY sering kali mengarahkan pengguna untuk membeli produk tertentu membuat perubahan pada sikap konsumtif seseorang.
Rupanya, ada teori yang membahas soal ini juga dalam ilmu sosiologi yakni Capitalism of Desire yang mana banyak yang beranggapan bahwa jika mereka memiliki perilaku konsumtif yang berlebihan bisa meningkatkan status sosial dan kesejahteraan hidup.
Melanggengkan gaya hidup konsumtif sangat berbahaya untuk keuangan di masa depan. Gaya hidup konsumtif adalah suatu pola perilaku saat seseorang cenderung membeli barang atau jasa secara berlebihan, tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya dan kemampuan finansial.
Hal ini seringkali didorong oleh faktor psikologis, seperti keinginan untuk merasa lebih baik, diakui oleh lingkungan sosial, atau sekadar mencari kepuasan sesaat. Gaya hidup konsumtif dapat membawa dampak buruk yang signifikan terhadap kondisi keuangan seseorang, di antaranya:
Kebiasaan belanja impulsif dan melebihi kemampuan seringkali mengakibatkan seseorang terjebak dalam lingkaran utang. Kartu kredit, pinjaman online, atau pinjaman dari keluarga dan teman menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya tidak mendesak.
Dengan pengeluaran yang tidak terkendali, akan sangat sulit untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung. Padahal, tabungan sangat penting untuk menghadapi keadaan darurat atau mencapai tujuan finansial jangka panjang.
Beban hutang yang menumpuk dan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat menyebabkan stres keuangan yang signifikan. Stres ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Gaya hidup konsumtif dapat menghambat pencapaian tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah, membeli mobil, atau merencanakan masa pensiun.
Orang yang terjebak dalam gaya hidup konsumtif cenderung merasa lebih bahagia dan puas ketika memiliki barang-barang materi. Hal ini dapat menciptakan siklus yang tidak sehat dan sulit untuk dihentikan.
Itulah dampak buruk standar TikTok terutama dari segi finansial untuk para Gen Z. Agar dampak buruk tersebut tidak kamu alami, sebaiknya kamu mulai mengatur keuangan dengan baik.
Kamu bisa mulai mempersiapkan kebutuhan di masa depan dengan memanfaatkan layanan Nyala dari OCBC. Kamu bisa menabung dan melakukan investasi seperti deposito, tabungan berjangka, hingga hingga menabung emas dengan Nyala.
Mendapatkan benefit dari Nyala sangat mudah. Kamu cukup memiliki total saldo gabungan rata-rata mulai Rp1 Juta per bulan. Nyala memberikan solusi untuk menumbuhkan uang dan menikmati benefit setiap bulan.
Benefit yang diberikan antara lain:
Untuk menikmati semua kemudahan dan benefit Nyala tersebut, kamu cuma perlu mendownload aplikasi OCBC mobile yang bisa kamu temukan di App Store atau Play Store terlebih dulu.
Berikutnya lakukan pendaftaran atau pembukaan layanan Nyala dengan lima langkah mudah sebagai berikut:
OCBC mobile juga punya fitur Life Goals yang bisa membantumu mencapai tujuan finansial. Yuk, gunakan OCBC mobile dan dapatkan semua kemudahannya sekarang!
Baca Juga: 7 Cara Beli Rumah KPR, Ketahui Dulu Syarat & Keuntungannya!