Memahami Cara Kerja Gen Z, Tantangan Baru Perusahaan?

12 Nov 2024

Para Generasi Z yang lahir di antara pertengahan tahun 1990an hingga awal 2010 telah memasuki dunia kerja. Namun di sosial media, banyak sekali keluhan soal generasi yang satu ini.

Dalam beberapa tahun ke depan, jumlah karyawan di dunia kerja akan didominasi oleh generasi Z. Sebenarnya hal ini merupakan angin segar karena akan ada generasi baru di dunia kerja.

Para Gen Z tumbuh dengan teknologi digital yang tak terpisahkan dari hidup mereka. Hal inilah yang membuat Generasi Z memiliki cara pandang, nilai, dan ekspektasi yang berbeda dalam dunia kerja.

Perbedaan itulah yang membuat banyak perusahaan mengalami masalah dengan karyawan Gen Z. Sudah sangat sering kita dengar di media sosial Gen Z yang dianggap tidak cocok dengan gaya perusahaan.

Hingga banyak perusahaan menyebut, bekerja dengan Gen Z terasa merepotkan bagi generasi sebelumnya. Hal itu karena ada banyak perbedaan pemahaman tentang bekerja.

Hal ini menjadikan perusahaan khawatir. Namun perusahaan juga tidak memiliki pilihan karena bagaimanapun, para Gen Z akan memasuki dunia kerja dan suatu saat akan mendominasi.

Alasan Perusahaan Gagal Memahami Gen Z

Seperti yang sudah ditulis di atas bahwa banyak sekali kasus yang melibatkan karyawan Gen Z. Bahkan ada perusahaan yang dengan terang-terangan menyerah dan tidak ingin mempekerjakan para Gen Z.

Baca Juga: Karyawan Kontrak Juga Bisa Ajukan KPR, Begini Penjelasannya!

Mengapa perusahaan gagal memahami karyawan Gen Z? Berikut beberapa alasan mengapa perusahaan gagal memahami Generasi Z:

  1. Budaya Perusahaan Dianggap Kuno

Generasi Z adalah digital natives yang benar-benar tumbuh dengan teknologi digital. Mereka sangat mahir menggunakan berbagai perangkat dan platform digital dan memiliki adaptif terhadap perubahan teknologi.

Para Gen Z juga sering menganggap perusahaan dianggap kurang memanfaatkan teknologi. Saat ini teknologi berkembang teknologi untuk memudahkan semua pekerjaan maka jika ada perusahaan yang tidak memanfaatkannya, pekerja gen Z akan menganggap itu kuno.

Pemikiran para Gen Z biasanya juga lebih modern sehingga kadang kurang cocok dengan budaya-budaya di perusahaan. Mereka menganggap perusahaan tersebut memiliki budaya yang kuno dan perlu diubah.

Budaya perusahaan pasti awalnya terbentuk dari pemikiran dan tradisi atasan yang berasal dari generasi sebelumnya. Jadi mungkin saja memang tidak cocok dengan anak muda saat ini.

Apalagi gen Z sangat menyukai kecepatan dan tradisi yang lebih fleksibel. Singkatnya generasi ini sangat tidak suka dengan aturan terlalu ketat dan tidak suka dengan hubungan kerja yang sangat kaku.

Hal ini karena pekerja dari generasi tersebut merasa semua pekerjaan seharusnya dilakukan dengan lebih mudah memanfaatkan teknologi. Perusahaan yang tidak memanfaatkan teknologi atau lebih kaku tentu tidak sesuai dengan pandangan gen Z soal bekerja.

Baca Juga: Pesangon Karyawan Resign - Perbedaan, Syarat, dan Hak

  1. Gaji Kurang Kompetitif

Alasan berikutnya adalah karena gaji dan tunjangan dianggap kurang kompetitif. Pada zaman dulu semua orang bekerja dengan gaji berapa saja asalkan bisa dapat menghidupi keluarganya.

Pandangan jelas tak dapat diterima para Gen Z. Para Gen Z lebih menganggap gaji dan tunjangan seharusnya sesuai dengan kemampuan dan waktu yang diluangkan.

Hal ini membuat atasan dari generasi sebelumnya sering merasa keberatan karena pekerja gen Z menuntut perusahaan untuk memberikan gaji kompetitif. Namun juga mereka menuntut keseimbangan hidup.

  1. Jam Kerja

Gen Z lebih mementingkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Mereka mencari pekerjaan yang memberikan fleksibilitas dan memungkinkan mereka untuk mengejar minat di luar pekerjaan.

Banyak orang pada zaman dulu bekerja tidak mengenal waktu. Namun hal ini berbeda dengan para Gen Z, mereka menginginkan jam kerja normal dengan gaji lebih tinggi.

Dengan berbagai alasan tersebut, wajar jika banyak perusahaan khawatir dengan Generasi Z. Untuk itu, perlu ada solusi agar perusahaan dapat mempekerjakan para Gen Z dengan baik.

Strategi untuk Memahami Karyawan Gen Z

  1. Adaptif dengan Perubahan

Strategi pertama yang bisa dilakukan perusahaan adalah dengan beradaptasi dengan perubahan. Mau tak mau, cara kerja dunia memang akan berubah dengan berjalanya waktu dan perkembangan.

Jika perubahan itu ke arah kebaikan untuk dunia kerja, tak ada salahnya perusahaan melakukan perubahan agar kinerja lebih baik, lebih efektif, dan lebih efisien.

  1. Memahami Potensi Gen Z

Meskipun banyak perusahaan merasa bermasalah dengan karyawan Gen Z namun sejatinya generasi tersebut memiliki potensi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Hal itu karena mereka akrab dengan teknologi.

Potensi–potensi tersebut bisa jadi belum pernah ada dalam sejarah perusahaan sebelumnya. Dengan kata lain sebaiknya perusahaan mengambil sisi positif dengan hadirnya para pekerja Gen Z.

Baca Juga: Usaha Sendiri atau Jadi Karyawan, Mana yang Lebih Baik?

  1. Memberikan Gaji yang Sesuai

Gaji adalah salah satu hal yang menjadi permasalahan para Gen Z. Untuk mengatasi hal ini, mungkin perusahaan dapat memberikan gaji yang sesuai dengan kemampuan mereka.

Dengan memberikan gaji yang sesuai, perusahaan juga dapat menuntut hal lebih kepada para karyawan. Misalnya jam kerja, lembur, atau target perusahaan.

Selain gaji, perusahaan juga dapat menawarkan sejumlah tunjangan seperti tunjangan kesehatan dan manfaat lainnya. Tunjangan kesehatan tak cuma untuk Gen Z tapi juga generasi-generasi sebelumnya.

  1. Memberi Kesempatan Berkembang

Gen Z ingin bekerja pada perusahaan yang memberi kesempatan kepada karyawan untuk berkembang. Mereka ingin mendapatkan peluang untuk mengikuti pelatihan dan perkembangan dengan bekerja.

Karena itu, ada baiknya perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan pelatihan untuk mengembangkan diri. Tapi mungkin perusahaan khawatir karyawan akan resign setelah mendapatkan pelatihan.

Untuk mengatasi hal itu, perusahaan dan karyawan mungkin bisa menerapkan perjanjian. Misalnya jika mendapatkan pelatihan tersebut, maka karyawan tersebut harus bertahan untuk jangka waktu tertentu.

  1. Peduli Mental Health

Para Gen Z sangat peduli dengan kondisi mental health. Mereka rentan mengalami burnout atau stress fisik, mental, dan emosi, ketika banyak tekanan dalam pekerjaan

Perusahaan perlu lebih memperhatikan tentang hal tersebut. Misalnya dengan memberikan jam kerja yang layak dan tidak berlebihan agar para karyawan Gen Z tidak mengalami burnout.

Demikian beberapa strategi yang bisa dilakukan perusahaan untuk bisa bekerja sama dengan para Generasi Z atau Gen Z. Ingatlah bahwa bagaimanapun para Gen Z akan mendominasi dunia kerja.

Karena itu, perusahaan perlu lebih menyadari bahwa ada banyak potensi yang sebenarnya dimiliki oleh para Gen Z. Memahami karakter Gen Z merupakan aspek penting dalam dunia kerja.

Pelatihan Keuangan untuk Gen Z

Meskipun Para Gen Z mahir dalam teknologi dan memiliki akses informasi yang luas, namun sering kurang memiliki pemahaman mendalam tentang pengelolaan keuangan.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Gen Z sangat memerlukan pelatihan pengelolaan keuangan:

1. Beban Utang yang Meningkat

Kemudahan mendapatkan kartu kredit membuat Gen Z cenderung terjebak dalam utang konsumtif. Tumbuhnya platform pinjaman online yang cepat dan mudah membuat Gen Z tergoda untuk meminjam uang tanpa pertimbangan matang.

2. Prioritas yang Berbeda

Gen Z lebih memprioritaskan pengalaman hidup dan perjalanan daripada menabung untuk masa depan. Tekanan sosial media untuk tampil gaya mendorong Gen Z untuk terus berbelanja dan mengikuti tren terbaru.

3. Kurangnya Pendidikan Keuangan di Sekolah

Kurikulum sekolah seringkali kurang memberikan materi yang komprehensif mengenai pengelolaan keuangan. Kurangnya kesempatan untuk menerapkan pengetahuan keuangan secara langsung.

4. Lingkungan yang Konsumtif

Gen Z terus-menerus dibombardir oleh iklan yang mendorong mereka untuk membeli produk dan jasa. Tekanan untuk mengikuti gaya hidup teman-teman sebaya juga menjadi faktor yang mempengaruhi pengeluaran.

5. Ketidakpastian Ekonomi

Perubahan ekonomi yang cepat dan tidak pasti membuat perencanaan keuangan menjadi lebih kompleks. Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi dan keuangan generasi muda.

Manfaat Pelatihan Pengelolaan Keuangan untuk Gen Z adalah:

  • Mencegah Utang

Membantu Gen Z membuat keputusan finansial yang lebih bijak dan menghindari jebakan utang.

  • Mencapai Kemandirian Finansial

Membekali Gen Z dengan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

  • Meningkatkan Kualitas Hidup

Membantu Gen Z hidup lebih nyaman dan bebas dari kekhawatiran finansial.

  • Mempersiapkan Masa Depan

Membekali Gen Z dengan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan finansial di masa depan.

Setelah mendapatkan pengetahuan tentang keuangan, para Gen Z membutuhkan bantuan perbankan untuk membantu mengelola keuangan mereka. Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah Nyala dari OCBC.

Nyala adalah layanan perbankan yang memberi manfaat terbaik berdasarkan saldo gabungan dari berbagai produk yang Gen Z miliki di OCBC. Artinya, para Gen Z bisa mendapatkan manfaat dari setiap produk OCBC dimiliki.

Hanya dengan Nyala, Gen Z sudah bisa menabung dan melakukan investasi seperti deposito, tabungan berjangka, hingga hingga menabung emas. Gen Z juga bisa mendapatkan fasilitas pinjaman dari Bank.

Mendapatkan benefit dari Nyala sangat mudah. Gen Z cukup memiliki total saldo gabungan rata-rata mulai Rp1 Juta per bulan. Nyala memberikan solusi untuk menumbuhkan uang dan menikmati benefit setiap bulan.

Baca juga: Tahapan dan Jenis Tes Masuk Kerja di Bank

Benefit yang diberikan antara lain:

  • Pilihan lengkap tabungan dan investasi
  • Bebas biaya transfer BI-FAST tanpa batas
  • Bebas biaya transfer online antar bank hingga 30x
  • Tarif khusus biaya transfer valas 1x per bulan untuk Nasabah level benefit Nyala Pro & Master
  • Bebas biaya tarik tunai hingga 30x
  • Bebas biaya top up e-wallet dan tagihan bulanan hingga 30
  • Gratis ikut kelas finansial tanpa batas
  • Gratis konsultasi hingga 6x dengan Nyala Trainer
  • Rewards lebih dari Rp1,5 Juta dalam bentuk Poinseru

Untuk menikmati semua kemudahan dan benefit Nyala tersebut, Gen Z cuma perlu mendownload aplikasi OCBC mobile yang bisa Gen Z temukan di App Store atau Play Store terlebih dulu.

Berikutnya lakukan pendaftaran atau pembukaan layanan Nyala dengan lima langkah mudah sebagai berikut:

  1. Buka aplikasi OCBC mobile, klik ‘Daftar OCBC mobile’ lalu pilih ‘Saya Belum Punya Rekening’
  2. Pilih layanan ‘Nyala’, buat akun dan aktifkan Nyala. Siapkan E-KTP dan klik ‘Ajukan Produk’
  3. Lengkapi data diri, lalu pilih kartu debit dan lokasi pengiriman kartu
  4. Verifikasi video, lalu akan mendapat Nomor Rekening dan User ID. Masukkan User ID dan Password sementara yang dikirim via SMS
  5. Buat Password dan PIN Transaksi, lalu setujui syarat dan ketentuan
  6. Lakukan setoran awal dan rekening bisa digunakan

Selain itu, OCBC mobile juga punya fitur Life Goals yang bisa membantu Gen Z mencapai tujuan finansial. Yuk, gunakan OCBC mobile untuk pengelolaan keuangan lebih baik!

Baca juga: Tahapan dan Jenis Tes Masuk Kerja di Bank


Story for your Inspiration

Baca

News Update - 20 Des 2024

Four lessons from the US inflation data

Baca

Investasi - 18 Des 2024

Pinjol Makin Mudah, Hati-hati Terjebak Hutang Konsumtif

See All

Produk Terkait

Individu

Individu

Solusi perbankan OCBC siap bantu kamu penuhi semua aspirasi dalam hidup #TAYTB
Nyala Bisnis

Nyala Bisnis

Layanan saldo gabungan untuk mengatur keuangan pribadi dan bisnis secara terpadu
OCBC mobile
ONe Mobile

OCBC mobile

Tumbuhkan uang dalam 1 aplikasi bersama OCBC mobile yang baru.

Download OCBC mobile