Federal Reserve secara mengejutkan memangkas suku bunga acuan The Fed sebesar 50 bps. Pemangkasan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendukung pasar ketenagakerjaan yang melemah, tetapi juga memberikan tanda kepada investor bahwa Bank Sentral AS bersiap untuk bertindak agresif untuk mendukung perekonomian, jika dibutuhkan. Berikut adalah lima poin penting yang diutarakan oleh Jerome Powell pada pertemuan Fed tanggal 17-18 September 2024.
Berikut adalah lima poin penting pertemuan dari Federal Reserve:
- Perkembangan terakhir dot plot menunjukan adanya penurunan suku bunga secara bertahap ke depannya, menginsyaratkan bahwa keputusan The Fed yang memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bps sebagai langkah antisipasi untuk menstabilkan pasar ketenagakerjaan dan bukan permulaan dalam serangkaian penurunan suku bunga yang lebih dalam.
- Beberapa pejabat The Fed memberikan pandangan terhadap suku bunga acuan, 10 diantara 19 pejabat menyatakan perlu adanya pemangkasan lebih lanjut sebesar setidaknya 50 bps pada dua kali pertemuan yang tersisa pada 2024. Tujuh pejabat diantaranya menyatakan perlunya pemangkasan lagi sebesar 25 bps tahun ini, dan dua diantaranya menyatakan perlu pemangkasan lebih besar lagi. Hal ini memberikan thesis bahwa Bank Sentral AS akan memangkas suku bunga secara bertahap dalam besaran 25 bps ke depannya, kecuali jika adanya indikasi resesi pada perekonomian dan pasar tenaga kerja.
- Dot plot terbaru menunjukan pembuat kebijakan melihat akan berada pada level 4.4% sampai dengan akhir tahun ini, sejalan dengan target awal di kisaran 4.15% - 4.5%. Hal ini mengindikasikan kemungkinan dua kali lagi pemangkasan suku bunga dengan besaran 25 bps pada setiap pertemuan kebijakan Fed pada tanggal 06-07 November dan 17-18 Desember. Kemudian disusul dengan pemangkasan 100 bps di tahun 2025, dan di tahun 2026 diekspketasi suku bunga berada di level 2.9% – adanya pemangkasan 50 bps sejak 2025.
- Rangkuman proyeksi ekonomi The Fed berdasarkan tabel di atas menunjukan terjadinya soft landing untuk perekonomian AS. Perkembangan perkiraan ekonomi AS secara kuartalan menunjukan proyeksi tingkat pengangguran AS pada akhir tahun 2024 akan berada pada level 4.40%, meningkat dari perkiraan di bulan Juni sebesar 4.00%, tetapi hanya berada sedikit kenaikan dibandingkan level saat ini yaitu 4.2%. Sementara dalam hal pertumbuhan ekonomi, pejabat The Fed masih melihat GDP ril bertumbuh pada fase yang solid sebesar 2.00% tahun ini dan dalam tiga tahun selanjutnya. Sementara itu, inflasi inti PCE diperkirakan akan melambat dari level 2.60% ke level 2.20% pada tahun depan dan 2.00% di tahun 2026. Selain itu Fed tidak melihat adanya kenaikan kembali pada inflasi dan lebih pada penurunan menuju target awal di level 2.00%.
Sumber: OCBC Research, Bloomberg
- Seiring dengan keyakinan tentang pandangan perekonomian tersebut, The Fed akan menjaga fase tersebut dengan mengurangi kepemilikan obligasi setiap bulannya. Hal ini menunjukan The Fed akan melanjutkan program quantitative tightening.
Pada dasarnya, pemangkasan suku bunga oleh Fed dengan pandangan dovish dapat menjadi pertanda baik bagi investor saat mereka mencerna berita terbaru, yang pada akhirnya akan menaikan minat risiko pasar. Dukungan dari bank sentral Fed dan ekonomi AS yang tangguh memberikan latar belakang yang menguntungkan bagi ekuitas dan obligasi.
Sejarah menunjukkan bahwa pasar ekuitas cenderung berkinerja positif setelah The Fed memulai pemotongan suku bunga, dengan catatan ekonomi AS berhasil menghindari resesi dan masih terdapat pertumbuhan meskipun melambat. Pemotongan suku bunga juga akan membuat aset pasar uang kurang menarik dari waktu ke waktu, menyebabkan sejumlah besar dana yang tersimpan beralih ke aset yang lebih berisiko untuk mendapatkan imbal hasil dan pengembalian yang lebih baik.
Namun, dalam jangka pendek, investor harus bersiap menghadapi volatilitas yang tinggi menjelang pemilihan umum AS pada bulan November. Namun, tidak ada alasan untuk terlalu khawatir karena dalam jangka menengah aset ekuitas masih berpeluang untuk menguat. Volatilitas dan koreksi adalah hal yang normal dalam pasar yang sedang naik dan tidak mengubah potensi dalam jangka menengah yang masih positif.