Retensi adalah program penting perusahaan untuk mempertahankan karyawan.
Retensi adalah salah satu strategi penting yang perlu dipersiapkan oleh perusahaan. Perlu diketahui, retensi adalah sejumlah cara yang dilakukan perusahaan agar karyawan tetap bekerja di sana.
Adapun retensi karyawan adalah salah satu bagian penting dari perencanaan bisnis. Sebab, mempertahankan karyawan dapat mempermudah dalam merencanakan operasional usaha.
Untuk mengetahui tujuan dan contoh strategi retensi karyawan selengkapnya, Sobat OCBC NISP harus baca artikel ini hingga akhir!
Menurut KBBI, retensi adalah penyimpanan atau penahan. Dalam bisnis, retensi adalah istilah yang merujuk pada strategi mempertahankan karyawan.
Adapun retensi karyawan adalah hal yang wajib diupayakan oleh perusahaan, terutama terhadap staff terbaiknya.
Sebab, karyawan berkualitas yang sudah memahami perusahaan akan sangat membantu dalam mengembangkan bisnis.
Tentunya, tujuan retensi adalah untuk mempertahankan karyawan terbaiknya. Adapun retensi adalah program perusahaan yang sangat bermanfaat untuk kelangsungan bisnis.
Karenanya, tujuan retensi karyawan berkembang menjadi untuk mendapatkan manfaat-manfaat ini pula. Selengkapnya, tujuan retensi karyawan adalah sebagai berikut.
Tujuan utama retensi adalah mempertahankan karyawan terbaik. Dengan mempertahankan karyawan terbaik, perusahaan tidak perlu mencari pekerja yang dapat mengisi kekosongan posisinya lagi.
Tentunya, operasional perusahaan juga ikut berjalan lancar karena karyawan sudah beradaptasi dengan budaya kerjanya.
Tidak hanya itu, potensi karyawan yang dinilai baik bekerja untuk kompetitor juga makin rendah.
Baca juga: Memahami Manajemen Produksi dan Operasional dalam Bisnis
Menghemat biaya rekrutmen merupakan tujuan retensi karyawan lainnya. Sebab, rekrutmen merupakan proses yang juga memerlukan sejumlah biaya.
Biasanya, biaya ini digunakan untuk memasang iklan hingga merencanakan serangkaian tes dan seleksi. Oleh karena itu, jika angka retensi tinggi, rekrutmen juga tidak perlu sering dilakukan.
Salah satu tujuan retensi karyawan adalah membuat produktivitas lebih konsisten.
Tentu, karyawan yang sudah terbiasa dengan budaya kerja di perusahaan akan lebih produktif. Dengan begitu, performa tim juga lebih konsisten dan visi misi perusahaan mudah tercapai.
Kemudian, tujuan retensi lainnya adalah memberikan efisiensi dalam training karyawan.
Kalau karyawan lama berhasil dipertahankan, perusahaan tidak perlu terlalu banyak merencanakan training staff baru.
Menguatkan budaya perusahaan merupakan salah satu tujuan retensi karyawan. Jika karyawan sudah memahami perusahaan dengan baik, budaya yang berusaha dibangun juga akan makin kuat.
Di antaranya, pemahaman atas nilai, tujuan, dan visi perusahaan dapat membuat kolaborasi lebih efisien.
Lalu, salah satu tujuan retensi adalah meningkatkan kualitas produk. Sebab, karyawan lama tentu lebih memahami bagaimana produk dan kualitas yang diinginkan oleh perusahaan.
Jadi, retensi karyawan lama dapat membantu menjaga dan bahkan meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan.
Lebih mudah mendapat kepercayaan pelanggan merupakan tujuan lainnya. Pasalnya, karyawan yang bertahan lama di perusahaan mungkin memiliki hubungan kuat dengan pelanggan, terutama pada bagian pelayanan jasa.
Jika retensi karyawan optimal, pelanggan cenderung lebih loyal terhadap perusahaan.
Baca juga: Apa itu Aset? Ini Pengertian, Jenis, Sifat, & Contohnya
Pada dasarnya, selalu terdapat masalah atau faktor yang mempersulit program dalam perusahaan, tidak terkecuali retensi karyawan.
Umumnya, masalah dalam retensi adalah terkait kurangnya kepuasan karyawan terhadap perusahaan.
Adapun beberapa masalah yang biasa dialami dalam retensi karyawan adalah sebagai berikut.
Sudah jelas, retensi adalah program yang penting dilakukan oleh perusahaan. Untuk mengetahui apakah retensi karyawan sudah dijalankan dengan baik, perusahaan dapat menghitungnya.
Pada dasarnya, cara mengukur tingkat retensi karyawan adalah dengan mengetahui jumlah yang berhasil dipertahankan pada periode tertentu.
Dalam perhitungan ini, semakin tinggi persentasenya, maka tingkat retensi karyawan makin baik. Dengan demikian, rumus menghitung tingkat retensi karyawan adalah sebagai berikut.
Jumlah karyawan yang bertahan di akhir masa perhitungan / Jumlah karyawan di awal masa perhitungan x 100%
Setelah mengetahui masalahnya, strategi-strategi retensi adalah hal yang perlu dipersiapkan serta diterapkan oleh perusahaan.
Jika dikelola dengan baik serta menghindari masalah-masalah tersebut, tingkat retensi karyawan menjadi tinggi dan program rekrutmen berjalan maksimal. Adapun beberapa strategi retensi karyawan adalah sebagai berikut.
Salah satu strategi retensi karyawan adalah membuat proses onboarding yang komprehensif.
Adapun onboarding merupakan masa pengenalan budaya perusahaan dan produk sekaligus pelatihan karyawan.
Jika dilakukan secara komprehensif, karyawan akan merasa lebih nyaman bekerja untuk perusahaan.
Baca juga: Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung, Inilah Perbedaannya
Menawarkan kompensasi yang kompetitif merupakan strategi retensi karyawan lainnya. Seperti dijelaskan sebelumnya, gaji merupakan salah satu faktor yang menyebabkan retensi karyawan rendah.
Jika bisa memberikan gaji yang sesuai, karyawan akan lebih berkeinginan untuk bertahan di perusahaan.
Memberikan apresiasi atas kinerjanya adalah salah satu contoh retensi karyawan. Sebab, karyawan tentu akan merasa lebih dihargai jika pekerjaannya diapresiasi oleh lingkungannya.
Jika evaluasi kerjanya baik, karyawan juga bisa diberi apresiasi tambahan, seperti memberi kenaikkan gaji, bonus, tunjangan, cuti berbayar, hingga promosi.
Selain itu, upaya retensi karyawan adalah dengan memberikan jadwal kerja yang fleksibel.
Jika perusahaan memberikan opsi WFA atau hybrid, karyawan lebih ingin untuk menetap. Sebab, dengan opsi ini, karyawan mendapatkan kebebasan mengatur waktu dan ritme kerja sesuai kebutuhannya.
Strategi retensi lainnya adalah dengan meningkatkan komunikasi dengan karyawan. Maksudnya, perusahaan perlu berkomunikasi secara transparan kepada karyawan.
Dengan begitu, karyawan merasa terlibat sehingga kemungkinan keluar dari perusahaan lebih rendah.
Salah satu cara retensi karyawan adalah dengan menyediakan jenjang karier yang jelas. Pada dasarnya, pekerjaan yang stagnan dapat mengakibatkan karyawan memilih resign.
Namun, dengan mendapat dorongan untuk berkembang dari perusahaan dan mengetahui jenjang kariernya, karyawan akan lebih semangat bekerja supaya mendapat promosi.
Selanjutnya, menciptakan budaya work balance adalah contoh retensi karyawan lainnya. Pada dasarnya, karyawan lebih suka berada di lingkungan yang dapat memberikan keseimbangan antara dunia kerja dan kehidupan personal.
Apalagi, jika pekerjaan yang diberikan terlalu banyak, karyawan cenderung akan mudah burnout.
Jadi, perusahaan harus memberikan jam dan beban kerja yang wajar agar karyawan tidak memilih resign karena terlalu burnout.
Baca juga: Ini Hitungan Pesangon Karyawan Akibat Perusahaan Pailit, Catat!
Salah satu strategi retensi adalah dengan menciptakan budaya perusahaan yang positif.
Dalam hal ini, perusahaan perlu menciptakan budaya yang suportif dan inklusif agar karyawan merasa dihargai.
Tak hanya itu, lingkungan kerja yang positif akan membuat hubungan antarkaryawan lebih baik.
Lalu, menyediakan fasilitas kesejahteraan karyawan dapat menjadi salah satu strategi retensi.
Adapun perusahaan yang menjamin kebahagian dan kesehatan karyawannya tentu lebih disukai.
Jadi, untuk mempertahankan karyawan, perusahaan dapat memberikan fasilitas seperti asuransi kesehatan, program kebugaran, dan dukungan kesehatan mental.
Salah satu contoh strategi retensi karyawan adalah dengan memberikan fasilitas kantor yang memadai.
Dengan menyediakan fasilitas sesuai kebutuhan, pekerjaan akan makin lancar dan karyawan merasa lebih nyaman untuk bekerja di perusahaan.
Contoh strategi retensi yang terakhir adalah menyediakan layanan pengembangan keterampilan.
Jika memberikan layanan pengembangan keterampilan, karyawan merasa memiliki peluang pertumbuhan karier yang baik.
Adapun layanan ini dapat meliputi mengadakan pelatihan, mengikuti workshop atau konferensi untuk karyawan, hingga memberikan beasiswa bagi yang ingin melanjutkan studi.
Demikian ulasan lengkap mengenai apa itu retensi karyawan. Tidak hanya dengan strategi retensi karyawan, Sobat OCBC NISP juga harus mengelola dana perusahaan sebaik mungkin agar operasional bisnis berjalan maksimal.
Adapun OCBC NISP menawarkan solusi lebih lanjut untuk pengelolaan dana bisnis, lho!
Selengkapnya, solusi yang ditawarkan adalah penggunaan 13 mata uang dalam satu rekening, transaksi forex dengan kurs real-time dan kompetitif, serta kemudahan transaksi via Velocity kapan dan di mana saja.
So, tunggu apalagi? Yuk, kelola dana bisnis bersama OCBC NISP mulai dari sekarang!
Baca juga: Berapa Dana Darurat Ideal untuk Karyawan? Ini Jawabannya!