pengetahuan dasar investasi yang harus diketahui supaya kita tidak terjebak dalam euforia investasi
Sebagai anak muda yang menjunjung tinggi keamanan finansial untuk jangka panjang, berhemat dan menabung pasti jadi prioritas. Tapi, tahukah kamu bahwa sebenarnya ada satu cara lagi untuk mengamankan kondisi keuangan jangka panjangmu?
Benar, investasi. Investasi itu emang terbilang lebih pasti ketimbang berbisnis, jadi kamu nggak harus pontang-panting cari klien atau pelanggan.
Bentar, bentar. Jadi, apa itu investasi?
Investasi itu adalah penanaman modal pada suatu badan/lembaga, barang-barang berharga, atau perusahaan, supaya kita mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Kita bisa berinvestasi di perusahaan, surat berharga, logam mulia, atau barang branded, demi mendapatkan keuntungan atau penambahan nilai di kemudian hari.
Enak, kan. Tinggal tanam duit, bobo, dapet duit. Eh, semudah itukah? Tentu saja tidak!
Ini dia permasalahannya. Tidak semua orang paham bagaimana cara berinvestasi yang baik. Seringkali asal-asalan aja menanam uang. Akibatnya, bukannya balik modal, malah rugi bandar.
Memang, investasi itu mirip kayak nabung, tetapi perbedaannya kita tidak boleh pasif. Dalam investasi, ada beberapa hal yang juga mesti kita awasi terus. Kalau kamu tidak memahami prinsipnya, akan susah untuk balik modal. Oleh karenanya, supaya kamu nggak kena masalah, kami kasih beberapa tips investasi bagi pemula. Cekidot!
Investasi itu sama kayak membangun hubungan, nggak bisa buru-buru langsung pacaran atau ke jenjang pernikahan. Betul, kan? Ada proses, ada step-by-step yang harus kita lalu terlebih dahulu untuk bisa merasakan manisnya hubungan.
Begitu pula dengan investasi. Untuk bisa merasakan hasil yang sepadan dari investasi, kita harus bersabar. Komitmen harus dikuatkan. Komitmen apa saja? Komitmen untuk menyisihkan uang secara rutin, komitmen waktu, hingga komitmen menghadapi risiko.
Nah, ini harus kamu perhatikan juga. Investasi memang asyik, tapi komitmennya juga harus tinggi. Sebelum investasi, pastikan kebutuhanmu sudah tercukupi semua. Kamu juga perlu mengamankan dana darurat dulu, apalagi musim pandemi begini ekonomi semakin tak menentu. Paling tidak, punya dana darurat 3-6 kali dari penghasilan bulananmu. Jangan sampai gara-gara kamu berinvestasi, kehidupan kamu jadi lebih menderita. Jika penghasilanmu tidak pasti, lebih baik menabung dengan cara klasik saja.
Jika ingin berinvestasi, pastikan uangnya dari “dana dingin” alias bukan uang untuk kebutuhan sehari-hari yang sifatnya urgent.
Jadi begini, agar investasi kamu bisa cuan maksimal dan risiko minimal, maka kamu harus melakukan diversifikasi. Artinya, jangan habiskan dana kamu hanya untuk satu instrumen investasi. Sebar dananya di instrumen-instrumen yang berbeda, misalnya obligasi 70%, deposito 10%, saham 20%.
Supaya apa? Supaya meminimalisir kerugian apabila ada instrumen investasi yang sedang turun.
Berinvestasi itu memang tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan, tetapi motif spesifik setiap orang bisa berbeda-beda. Ada yang ingin berinvestasi untuk tabungan jangka panjang, tetapi ada juga yang ingin berinvestasi untuk dijadikan media utama menambah kekayaan sebanyak-banyaknya. Berbeda tujuan, berbeda risiko, pasti berbeda juga jenis investasinya. Nah, kamu perlu pastikan soal ini, supaya nggak salah langkah saat berinvestasi.
Cari komunitas atau mentor yang bisa membimbingmu berinvestasi secara baik dan benar. Karena kita tidak menanam uang secara pasif, sehingga insting bisnis dan marketmu perlu sedikit diasah. Itulah kenapa kita sebaiknya punya mentor. Investasi itu kayak berenang, kalau nggak ada gurunya, kita bisa tenggelam dan nggak ada yang nolongin.
Penting bagi semua investor, apalagi investor pemula, untuk mempelajari jenis-jenis investasi yang akan mereka jalankan. Pelajari syarat, ketentuan, biaya, aturan main, mekanisme keuntungan, dan juga risikonya. Jangan asal-asalan menanam duit hanya dari dengar-dengar gosip saja. Kalau perlu, konsultasikan dengan ahli keuangan terdekat.
Setiap orang punya gaya berinvestasi dan menyisihkan uang. Itu tandanya setiap orang juga punya profil risiko yang berbeda-beda. Ada orang-orang yang lebih suka berinvestasi langsung besar, meskipun ia tidak bisa memastikan apakah 100% uangnya akan kembali, tetapi ia tahu jika uangnya kembali maka hasilnya juga akan lebih besar lagi. Ini berarti profil risikonya tinggi.
Namun, ada juga yang main aman. Investasi kecil-kecilan saja, hasilnya juga tidak seberapa, tetapi konsisten ia bisa mendapatkan hasil setiap bulan, misalnya dengan bermain reksa dana. Ini berarti profil risikonya rendah.
Nah, tipe-tipe seperti ini harus dikenali dulu sebelum kamu berinvestasi.
Nah, ini juga penting, supaya kamu aman dan nyaman saat berinvestasi pastikan perusahaan tempat kamu investasi itu legal. Wajib sudah terdaftar di OJK. Jadi, kamu nggak bakal tertipu sama orang yang ngaku-ngaku bisa jadi tempat investasi terpercaya, taunya bodong.
Investasi ini beda sama cinta. Kamu nggak bisa mengandalkan perasaan. Semuanya harus kamu riset terlebih dahulu. Investasi itu mempercayakan uang kita kepada orang atau aset berharga. Kalau tidak hati-hati, pada akhirnya bukan untung, malah buntung.
Jadi, gimana? Sudah cukup tercerahkan? Kalau sudah, kira-kira jenis investasi apa yang paling cocok buatmu?