Usaha es kopi yang terus menjamur dan bagaimana usaha ini bisa terus bertahan
KIta bisa lihat sama-sama, bisnis es kopi makin hari makin menjamur. Pada 2019 aja pertumbuhan kedai kopi mencapai sekitar 2.000 kedai baru di Indonesia. Konsumsi kopi orang indonesia pun pada tahun 2020 mencapai 294.000 ton. Banyak banget, kan? Jelas, salah satu alasan peningkatannya adalah kebiasaan milenial nongkrong minum es kopi susu.
Tapi kok bisa, ya? Dengan pertumbuhan sepesat itu harusnya bisnis ini sudah sulit bersaing, alias jadi red ocean, udah kebanyakan saingan. Nyatanya, bisnis ini masih aja menjamur. Gimana cara para pelaku usahanya bisa bertahan di tengah gempuran persaingan dan momok pandemi?
Jadi, kalau menurut penelusuran, kira-kira begini alasannya ...
Delivery Service
Saat orang-orang mulai mengikuti anjuran untuk tinggal di rumah aja, khususnya pas masa pandemi, jasa delivery service ini menjadi salah satu andalan para kedai kopi untuk tetap bertahan. Apalagi sekarang ada banyak aplikasi seperti Go-Food dan Grab-Food yang menyediakan jasa membeli makanan. Mereka jadi lebih mudah ditemukan.
1 Liter
Pasti udah tau kan, saat pandemi covid berlangsung, beberapa kedai kopi menjual varian dengan ukuran jumbo. Bukan tanpa sebab, mereka menyediakan ukuran yang besar seperti ini supaya konsumen masih dapat menikmati es kopi di rumah dan omzet kedai kopi tidak terjun bebas. Ini juga bisa jadi pembeda dengan kedai-kedai kopi saingan.
Menjual Biji Kopi
Menjual biji kopi langsung kepada konsumen atau kepada coffee maker yang lain juga menjadi salah satu cara kedai kopi untuk bertahan saat pandemi. Beberapa konsumen jadi bisa menikmati kopi kustom tanpa harus beranjak dari rumah. Selain itu, konsumen juga tidak harus bersusah payah mencari penjual biji kopi karena tersedia di kedai kopi terdekat.
Berpikir kreatif
Jika konsumen tidak dapat datang ke kedai kopi, kenapa nggak kedai kopinya datang ke konsumen aja? Nah, ini. Di salah satu komplek perumahan di Kawaluyaan, Bandung, ada tukang es kopi yang setiap sore keliling. Ya buat dagang, lah. Masa buat nyiram kembang? Mereka menjual dagangan kopi mereka menggunakan gerobak yang sudah dimodifikasi.
Promosi Digital
Kedai kopi ini kan kebanyakan dikelola oleh kaum milenial. Kebetulan generasi ini sangat akrab dengan media sosial. Jadi, pas banget, mereka kreatif banget mempromosikan kopinya lewat media sosial. Beberapa coffee maker bahkan membuat beberapa akun sekaligus, dengan harapan lebih banyak yang melihat dagangan mereka.
Dengan teknologi digital juga para coffee maker dapat mengiklankan produk-produk andalan mereka dengan harga yang lebih murah. Pasang iklan nggak harus semahal pasang baliho di pinggir jalan. Udah banyak teknologinya sekarang, bisa pakai Facebook Ads, Google Ads, bahkan Tiktok Ads. Semua efektif buat berjualan. Peluang brand kita dilihat jadi lebih besar.
Modal
Ya, tentu saja, yang namanya orang berbisnis pasti butuh modal. Kalau modalnya cekak atau sudah menguap, akan sulit untuk mengoperasikan bisnis. Yang paling gampang aja: gimana caranya mau promosi kalau budget marketingnya aja nggak ada? Jangankan saingan sama kompetitor, pelanggan aja nggak tau kalo kamu ada.
Nah, jadi, bagi kamu-kamu yang emang passion banget pengen ngejalanin bikin bisnis es kopi, ada solusinya, nih. OCBC NISP punya program yang namanya NYALA Bisnis. NYALA sendiri adalah layanan perbankan dari OCBC NISP untuk mengoptimalkan dana nasabah.
Untuk NYALA Bisnis sendiri, optimasi dana itu akan dialihkan ke bisnis yang ingin kamu bangun. Selain itu, ada juga asuransi jiwa untuk keperluan bisnismu, program ini juga diintegrasikan dengan platform digital supaya lebih ringkas, tidak harus bolak-balik ke bank.
Kamu bahkan bisa mendapatkan pinjaman dengan konfirmasi secara instan. Jadi, cocok banget, kan? Kamu butuh modal, akan disediakan oleh NYALA Bisnis. Kamu bisa fokus mikirin strategi pengembangan bisnismu.
Kalau mau tau lebih lengkap soal NYALA Bisnis, kamu bisa baca di sini.
Nah itu dia beberapa cara yang dilakukan kedai kopi untuk bertahan. Jika seandainya kamu mau ikut bersaing di sektor ini, asalkan kamu mempunyai tekad yang kuat dan ehm … modal yang mumpuni, sebenarnya tidak mustahil untuk bersaing, kok.