Just in time adalah metode pengelolaan produksi yang mengoptimalkan jumlah sesuai kebutuhan.
Dalam manajemen produksi, just in time adalah teknik yang umum digunakan untuk menghindari terjadinya overproduction atau kelebihan jumlah produksi. Dengan kata lain, produksi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai jumlah yang dibutuhkan.
Tujuan dari penerapan metode just in time adalah mengurangi pemborosan biaya produksi dan mencegah terjadinya penumpukan barang di gudang. Sehingga, kerugian perusahaan juga dapat diminimalisir.
Artikel ini akan membahas lebih lengkap tentang apa itu metode just in time beserta kelebihan dan kekurangannya. Nah, bagi Sobat OCBC yang tertarik menerapkan cara ini pada bisnis, simak penjelasannya sampai habis, ya!
Just in time adalah metode manajemen proses produksi yang fokus pada pemenuhan kebutuhan konsumen dengan tepat waktu dan berkualitas serta mengurangi adanya biaya penyimpanan inventaris di gudang.
Dengan mengacu pada dua poin tersebut, perusahaan akan lebih fokus pada return on investment (ROI) dengan memangkas biaya yang dialokasikan untuk menyimpan persediaan dan biaya transportasi.
Penerapan metode just in time adalah adopsi dari sistem produksi di perusahaan Toyota yang selanjutnya digunakan pada hampir semua perusahaan manufaktur di Jepang. Pada dasarnya terdapat tiga aspek penting yang perlu diperhatikan dalam just in time.
Pertama, just in time adalah sistem produksi yang mengurangi aktivitas tidak penting atau tidak menambah nilai pada produknya. Dengan kata lain, proses tersebut tidak memberikan output pada perusahaan.
Kedua, perusahaan tetap harus memperhatikan kualitas barang yang diproduksi telah sesuai standar. Ketiga, sistem just in time adalah teknik yang juga fokus pada perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menerapkan metode just in time. Berikut penjelasan lengkapnya:
Just in time adalah metode yang bermanfaat untuk mengoptimalkan seluruh rangkaian proses produksi, termasuk waktu tunggu antar produksi. Dengan JIT, produksi hanya dilakukan saat diperlukan.
Hal tersebut dapat mengurangi waktu tunggu antara produksi yang bertujuan memenuhi permintaan sesuai kebutuhan dan tepat waktu.
Manfaat just in time adalah mengurangi atau bahkan menghilangkan persediaan yang tidak perlu. Maknanya, perusahaan tidak menimbun barang dalam jumlah besar di gudang. Dengan begitu, biaya penyimpanan dapat diminimalkan dan ruang gudang dapat dioptimalkan untuk keperluan lainnya.
Manfaat berikutnya dari metode just in time adalah mengurangi pemborosan, seperti overproduction (produksi berlebih), overprocessing (proses berlebih), inventory excess (persediaan berlebih), waiting time (waktu tunggu), dan defects (produk cacat).
Dengan fokus pada produksi tepat waktu dan hanya dalam jumlah yang diperlukan, perusahaan mengurangi pemborosan sumber daya dan waktu sehingga meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
Keterlibatan dan kerja sama baik dengan pemasok adalah salah satu aspek penting dari JIT. Perusahaan perlu mengandalkan pemasok yang dapat memberikan bahan baku tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai, dan dengan kualitas yang baik.
Dengan proses produksi yang lebih teratur, perusahaan akan menggunakan jasa dari pemasok secara terus menerus. Hal ini akan menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan pemasoknya.
Penggunaan mesin dan fasilitas produksi pada penerapan metode just in time dapat dijadwalkan secara efisien. Dengan produksi yang terencana dengan baik, mesin dan fasilitas digunakan pada kapasitas maksimal dan dapat diatur untuk beralih dengan cepat dari satu pesanan ke pesanan lainnya.
Baca juga: 7 Cara Menentukan Harga Jual Produk Bisnis dengan Mudah
Pada umumnya, just in time adalah metode yang juga bermanfaat untuk mengoptimalkan cash flow perusahaan. Lantas, bagaimana cara kerja just in time pada perusahaan? Terdapat empat tahapan dalam proses JIT, yaitu:
Tahapan pertama dari just in time adalah masuknya pesanan dari konsumen. Perusahaan hanya akan memproduksi barang atau layanan yang diminta oleh konsumen. Pesanan ini menjadi sinyal untuk memulai proses produksi.
Fokus utama dalam metode just in time adalah memahami permintaan pasar dengan baik. Data historis, analisis tren, dan prediksi permintaan menjadi kunci untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan.
Setelah menerima pesanan, perusahaan akan memesan bahan baku yang diperlukan secara tepat waktu dari pemasok. Hal ini berarti memesan jumlah yang sesuai dengan permintaan pelanggan, bukan dalam jumlah besar untuk persediaan berlebihan.
Begitu bahan baku tiba, perusahaan memulai proses produksi. Tidak seperti metode tradisional yang menghasilkan barang dalam jumlah besar, sistem just in time adalah cara yang memungkinkan produksi dalam jumlah sesuai kebutuhan pesanan.
Proses produksi akan dioptimalkan untuk efisiensi maksimal, mulai dari penggunaan teknologi, pemrosesan lebih cepat, dan mengurangi pemborosan dalam setiap tahapan produksi.
Setelah proses produksi, barang akan langsung dikirim kepada konsumen tanpa perlu disimpan dalam persediaan besar dan waktu yang lama di gudang. Siklus produksi dilakukan dengan efisien sehingga mengurangi waktu tunggu dan biaya penyimpanan.
Dalam implementasinya, terdapat beberapa hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan just in time. Berikut penjelasan lengkapnya:
Berikut adalah kelebihan dari penerapan just in time pada perusahaan:
Berikut adalah kekurangan dari penerapan just in time pada perusahaan:
Baca juga: Mekanisme Pasar: Pengertian, Cara Kerja & Contohnya
Meskipun banyak ditemui bahkan pada usaha kecil, penerapan metode just in time dalam manajemen inventaris tidak semudah yang terlihat. Bagi perusahaan yang belum memahaminya dengan baik, tantangan sistem just in time akan semakin besar.
Metode ini bergantung pada ketepatan waktu yang memerlukan prediksi tepat dan akurat. Hal ini akan sulit karena dinamika pasar sering berubah dan berpotensi mengganggu perhitungan yang sudah ada.
Sinkronisasi yang baik antara supplier, distributor, atau dropshipper juga diperlukan untuk melayani pelanggan dengan tepat waktu karena keterlambatan akan berdampak pada reputasi merek. Dengan kata lain, just in time adalah metode yang membutuhkan integrasi cermat antarpihak terlibat agar dapat mengoptimalkan produksi barang.
Penerapan metode just in time pada perusahaan sudah ada sejak tahun 1970-an. Teknik ini banyak ditemukan, baik pada perusahaan kecil maupun besar karena dinilai efektif untuk meningkatkan arus kas dan efisiensi modal kerja.
Salah satu contoh just in time adalah implementasinya di Apple Inc. CEO perusahaan ini, Tim Cook, memutuskan untuk mengubah proses manufaktur yang sudah berjalan dengan mengeluarkan proses operasional perusahan dari manufaktur serta menutup pabrik dan gudangnya di seluruh dunia.
Selanjutnya, Cook memilih menjalin hubungan dengan kontraktor manufaktur di China dengan tenaga kerja dan harga bahan baku lebih murah dari sebelumnya.
Pengambilan keputusan melalui optimalisasi supply chain ini mengakibatkan jumlah waktu persediaan pada neraca perusahaan berkurang. Hal ini menjadi faktor utama adanya keuntungan dan pertumbuhan positif bagi perusahaan.
Nah, itulah pembahasan tentang just in time dan penerapannya pada perusahaan. Pada intinya, metode just in time adalah solusi efektif yang dipilih untuk mencegah terjadinya kerugian akibat tidak adanya pertimbangan matang sebelum proses produksi.
Dengan adanya penerapan just in time pada perusahaan, bisnis dapat mengoptimalkan proses produksi sesuai permintaan dan mencegah kerugian biaya. Sederhananya, metode just in time adalah cara untuk mengurangi pemborosan, mempercepat proses, dan meningkatkan efisiensi modal kerja.
Berbicara soal keuntungan pada bisnis, ekspansi adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menambah keuntungan dan menjangkau pasar lebih luas. Bank OCBC menawarkan layanan Ekspansi Bisnis sebagai solusi pembiayaan.
Melalui Ekspansi Bisnis oleh Bank OCBC, pengusaha dapat memperoleh bantuan modal untuk pengembangan bisnis. Hal ini mencakup pembiayaan supply chain sampai pembiayaan hijau. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, kembangkan bisnis bersama Bank OCBC!
Baca juga: Apa itu Siklus Hidup Produk? Ini Tahapan dan Strateginya