Cash to cash cycle adalah salah satu jenis perhitungan arus kas perusahaan
Cash conversion cycle atau juga dikenal sebagai cash to cash cycle adalah perhitungan untuk mengetahui jangka waktu dari sebuah investasi hingga dapat menjadi uang tunai.
Cash to cash cycle adalah hal yang biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk membantu proses pengelolaan dan pengendalian keuangan, terutama arus kas di dalam maupun luar perusahaan.
Untuk mengetahui selengkapnya, yuk pelajari lebih lanjut tentang cash to cash cycle mulai dari pengertian hingga cara menghitungnya dengan membaca informasi di bawah ini.
Secara umum, cash to cash cycle adalah bagian dari pengelolaan arus kas perusahaan untuk menilai kinerja yang tercermin dalam neraca perusahaan.
Neraca perusahaan mencakup kecukupan modal kerja, pengembangan aset, dan struktur modal. Dalam hal ini, cash to cash cycle adalah bagian kecukupan modal kerja.
Secara spesifik, cash to cash cycle adalah alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dua aset modal kerja, yaitu piutang dan inventori.
Cash to cash cycle adalah perhitungan berbentuk metrik yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah investasi dalam bentuk inventori menjadi uang tunai.
Oleh karenanya, cash to cash cycle juga bisa disebut dengan cash to cash cycle time.
Pengertian cash to cash cycle time adalah perhitungan yang mengukur berapa lama kas dalam persediaan diikat hingga akhirnya dijual dan dikonversi menjadi uang tunai.
Baca Juga: Kredit Modal Kerja - Cara Daftar, Besar Bunga & Contoh
Menghitung cash to cash cycle tentu memiliki manfaat tersendiri dalam mengatur arus kas serta inventaris perusahaan.
Adapun beberapa manfaat yang diberikan dari perhitungan cash to cash cycle antara lain adalah:
Manajemen inventaris melalui perhitungan cash to cash cycle berguna untuk mengidentifikasi masalah seperti gangguan dalam proses inventaris, rantai pasokan, atau pengumpulan.
Hal ini dapat berguna bagi perusahaan untuk mepertimbangkan peningkatan bahan pasokan yang bisa meningkatkan modal kerja.
Fakta bahwa cash to cash cycle dapat menjadi sarana untuk mengidentifikasi gangguan pada inventori atau arus kas, mak
a hasil perhitungannya bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan tindakan penyeimbangan.
Misalnya, setelah melakukan perhitungan cash to cash cycle ditemukan ada gangguan dalam inventori, maka muncullah tindakan yang bisa dilakukan.
Tindakannya bisa meliputi pengurangan jumlah pasokan, memperketat kredit pelanggan, atau negosiasi pembayaran dengan pemasok.
Baca Juga: Analisis Kredit Adalah: Definisi, Tujuan, Aspek & Contohnya
Berikut adalah beberapa hal terkait arus kas perusahaan yang bisa dievaluasi setelah menghitung cash to cash cycle:
- Memberikan penilaian akurat atas dampak perubahan interval pembayaran atau penagihan terhadap uang tunai.
- Membantu pengelolaan uang saat pulih dari kebangkrutan atau utang besar yang mana ketersediaan uang tunai terbatas.
Sebelum menghitung cash to cash cycle time, pertama kita harus memahami rumusnya. Berikut adalah rumus dari cash to cash cycle time dan komponennya:
Pelajari rumus cash to cash cycle time di bawah ini
Cash to Cash Cycle Time = DIO + DSO – DPO
dengan,
DIO = Days Inventory Outstanding
DSO = Days Sales Outstanding
DPO = Days Payables Outstanding
Baca informasi selanjutnya untuk mengetahui cara menghitung ketiga komponen dalam rumus cash to cash cycle.
DIO atau Days Inventory Outstanding adalah rasio keuangan yang menunjukkan rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah inventaris menjadi penjualan.
Berikut adalah rumusnya:
Days Inventory Outstanding = (Rata-rata Inventaris/Harga Pokok Penjualan) x 365
DSO atau Days Sales Outstanding adalah perhitungan hari yang dibutuhkan perusahaan untuk mengumpulkan pembayaran dari penjualan.
Umumnya, perhitungan ini dilakukan bulanan, triwulanan, atau tahunan.
Berikut adalah rumusnya:
Days Sales Outstanding = (Rata-rata Piutang/Total Kredit Penjualan) x 365
DPO atau Days Payable Outstanding adalah rasio keuangan yang menunjukkan rata-rata hari yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar tagihan dan fakturnya kepada kreditur dagang, seperti pemasok, vendor, atau modal.
Perhitungan ini umumnya dilakukan setiap triwulan atau tahunan. Hal ini dilakukan untuk menilai seberapa baik pengelolaan arus kas pengeluaran perusahaan.
Berikut adalah rumusnya:
Days Payable Outstanding = (Rata-rata Hutang/Harga Pokok Penjualan) x 365
Baca Juga: 9 Cara Melunasi Hutang dengan Cepat, Tak Perlu Bingung!
Setelah memahami rumus serta elemen-elemen yang ada dalam cash to cash cycle, kita akan mempelajari cara menghitungnya dengan menggunakan contoh perhitungan perusahaan A.
Berikut adalah inventaris dan arus kas perusahaan A:
- Inventaris Awal: Rp20.000.000
- Inventaris Akhir: Rp60.000.000
- Harga Pokok Penjualan: Rp700.000.000
- Piutang Awal: Rp40.000.000
- Piutang Akhir: Rp40.000.000
- Total penjualan Kredit: Rp1.000.000.000
- Hutang Awal: Rp15.000.000
- Hutang Akhir: Rp35.000.000
Baca Juga: 7 Perbedaan Hutang dan Piutang yang Wajib Diketahui Pebisnis
Setelah mengetahui inventaris dan arus kasnya, Anda bisa mulai menghitung DIO dari perusahaan A seperti berikut:
DIO =
Maka, dapat diartikan bahwa perusahaan A membutuhkan sekitar 20 hari untuk mengubah inventarisnya menjadi penjualan.
Selanjutnya, Anda bisa mulai menghitung DSO dari perusahaan A seperti berikut:
DSO =
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan A membutuhkan sekitar 14 hari untuk menagih piutang.
Terakhir, Anda bisa mulai menghitung DPO perusahaan A seperti berikut:
DPO =
Sehingga dapat dilihat bahwa Perusahaan A membutuhkan waktu sekitar 13 hari untuk membayar hutang dan tagihannya.
Setelah selesai menghitung ketiga elemen di atas, Anda bisa mulai menghitung cash conversion cycle time seperti berikut:
Cash Conversion Cycle Time = 20,85 + 14,6 - 13,03 = 22,42
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diartikan bahwa perusahaan A membutuhkan sekitar 22 hari untuk mengubah investasi awal dalam inventori menjadi uang tunai.
Itu dia penjelasan pengertian, manfaat, dan cara menghitung cash to cash cycle.
Dapat dikatakan bahwa cash to cash cycle adalah perhitungan yang penting untuk dipahami oleh setiap pebisnis.
Namun jika masih bingung dalam pengelolaan arus kas bisnis, Sobat OCBC NISP bisa mendapatkan layanan pengelolaan keuangan usaha dari OCBC Cash Management.
Akhir kata, semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Baca Juga: 7 Layanan Cash Management Untuk Memudahkan Bisnis