Pahami apa itu profil risiko investasi dan cara ceknya berikut ini.
Dalam dunia investasi, tentu sebagai seorang investor sudah tidak asing dengan profil risiko investasi. Istilah ini merupakan tingkat besaran seseorang untuk dapat mentolerir suatu risiko saat berinvestasi.
Memahami profil risiko adalah salah satu kunci utama dalam berinvestasi dengan nyaman. Khususnya, bagi seorang pemula, profil ini akan sangat membantu menentukan instrumen investasi yang sesuai karakter. Lantas bagaimana cara ceknya? Simak artikel OCBC berikut ini.
Profil risiko investasi adalah indikator untuk mengetahui tingkat toleransi individu terhadap risiko. Salah satunya yaitu potensi mengalami kerugian akibat adanya volatilitas instrumen saham pada pasar modal.
Profil risiko investasi adalah sebuah indikator untuk mengukur tingkat toleransi seorang investor terhadap risiko. Dengan mengetahui profil risiko, Anda dapat menentukan instrumen investasi yang tepat agar portofolio investasi Anda semakin baik.
1. Agresif
Profil risiko investasi agresif adalah tipe investor yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan nilai pokok investasi dengan tingkat keuntungan maksimal dalam jangka panjang. Biasanya, rencana jangka waktu berinvestasi lebih dari 4 tahun.
Seorang investor dengan profil agresif biasanya cenderung tidak akan mencairkan dana investasi jika di kemudian hari sedang terjadi penurunan atas nilai investasi, bahkan berpotensi mengalami kerugian.l
Moderat
Profil risiko investasi moderat adalah tipe investor yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara berkala dan memiliki pertumbuhan modal dalam jangka menengah sampai panjang. Biasanya, rencana jangka waktu berinvestasi 3-4 tahun.
Biasanya, seorang investor pada jenis ini cenderung tidak mencairkan dana investasi saat terjadi penurunan nilai yang berdampak kerugian, justru Anda akan lebih memonitor investasi tersebut.
Konservatif
Konservatif adalah profil risiko investasi yang memiliki tujuan untuk mempunyai stabilitas pertumbuhan nilai investasi, serta dapat menerima hasil investasi secara berkala. Biasanya, rencana jangka waktu berinvestasi 1-3 tahun.
Seorang investor dapat mentoleransi risiko rendah dan cenderung akan mencairkan dana saat terjadi penurunan nilai. Umumnya, jenis investor ini hanya mengalokasikan sebagian kecil modalnya pada instrumen investasi dengan risiko tinggi, seperti saham maupun obligasi.
Sangat Konservatif
Sangat konservatif merupakan jenis profil risiko investasi yang sangat mengedepankan keutuhan nilai pokok investasi dan tidak ragu jika harus melepas potensi keuntungan lebih besar. Biasanya, rencana jangka waktu berinvestasi kurang dari satu tahun.
Anda tidak dapat mentoleransi risiko kerugian nilai pokok investasi, sehingga biasanya investor ini akan cenderung memilih produk investasi berupa tabungan, deposito maupun reksadana pasar uang yang dapat dicairkan kapan pun.
Dalam penentuan profil risiko investasi, tentunya terdapat beberapa faktor pendukung yang menjadi karakteristik pada tiap tingkatan. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Usia
Umunya, seorang investor pemula, khususnya berusia muda cenderung memiliki profil risiko investasi lebih besar. Sedangkan, pada investor yang telah memasuki masa pensiun akan lebih cocok untuk mengambil produk investasi dengan risiko kecil dan juga lebih stabil.
Pendapatan
Jika Anda memiliki penghasilan tak tentu seperti freelancer, maka kemampuan Anda dalam mentolerir risiko berinvestasi akan lebih rendah dibanding dengan investor yang mempunyai pendapatan tetap.
Tanggungan
Biasanya, seorang investor pemula dapat menangani risiko investasi lebih besar dibanding orang yang telah berkeluarga. Hal ini disebabkan oleh adanya tanggungan lain, seperti biaya pendidikan anak maupun persalinan.
Pengetahuan
Pengetahuan sangat penting dalam penentuan profil risiko investasi. Pasalnya, semakin banyak Anda mengetahui jenis investasi, maka semakin banyak cara untuk menghadapi risiko yang mungkin terjadi di kemudian hari.
Saat menjalankan sebuah produk investasi, tentunya Anda akan dihadapi oleh beberapa risiko yang mungkin timbul di masa depan. Beberapa contoh profil risiko adalah sebagai berikut.
Suku Bunga
Biasanya, risiko ini muncul ketika terjadi fluktuasi suku bunga di pasar modal dan berdampak pada pendapatan investasi. Misalnya, nilai obligasi akan memburuk jika suku bunga mengalami peningkatan.
Pasar
Pada dasarnya, pasar merupakan salah satu risiko yang pasti akan dialami oleh semua investor dan tak dapat dihindari. Perubahan sentimen saham maupun obligasi mengakibatkan terjadinya fluktuasi Nilai Aktiva Bersih (NAB). Misalnya, kebijakan perpanjangan waktu PSBB membuat turunnya IHSG.
Likuiditas
Kesulitan menyediakan uang tunai pada periode waktu tertentu akan menyebabkan likuiditas. Ketika seorang peminjam melunasi utang yang telah jatuh tempo, maka aset tersebut diubah menjadi uang tunai, namun waktu pencairannya sangat lama sehingga tidak likuid.
Niai Tukar Mata Uang
Risiko ini dapat terjadi ketika terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah dengan mata uang negara lain. Misalnya, tingginya nilai mata uang US$ akan berdampak buruk terhadap rupiah. Hal ini dikarenakan saat Anda berinvestasi menggunakan US$, maka semakin banyak uang rupiah yang harus dikeluarkan.
Negara
Negara menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi risiko dalam berinvestasi. Misalnya, kegiatan politik negara, beberapa perubahan terhadap ketentuan perundang-undangan akan berpengaruh pada iklim investasi maupun ekonomi suatu negara.
Reinvestasi
Saat berinvestasi pada instrumen atau produk investasi yang baru, tak menutup kemungkinan akan menimbulkan beberapa risiko. Salah satunya adalah arus kas investasi tersebut menghasilkan hasil yang lebih rendah dibanding sebelumnya.
Itu dia penjelasan mengenai profil risiko investasi. Jika Anda tertarik berinvestasi namun bingung untuk memilih produk sesuai tipe investor Anda, tak usah khawatir, kini OCBC menyediakan reksadana yang dikelola secara profesional oleh manajer berpengalaman. Semangat!