Semenjak Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS pada November 2024 lalu, pasar obligasi mulai kehilangan momentumnya.
Penurunan suku bunga Fed di bulan November dan Desember 2024 tidak mampu menahan kenaikan imbal hasil obligasi USD dan IDR. Ekspektasi investor terkait potensi semakin memanasnya inflasi akibat semua kebijakan Trump yang lebih mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi AS, turut mendukung spekulasi terkait kebijakan suku bunga AS. Pada akhirnya, investor menjual aset pendapatan tetap.
Namun, secara tidak terduga, Bank Indonesia mengambil keputusan dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0.25%, sehingga suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate turun dari 6.00% menjadi 5.75%. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menyelamatkan pasar keuangan Indonesia, terutama obligasi. Dimana tolok ukur imbal hasil obligasi (surat utang negara RI) tenor 10 tahun hampir menyentuh level 7.3% di pada tiga minggu pertama tahun 2025. Dengan terkendalinya inflasi Indonesia, memungkinkan bank sentral untuk lebih longgar dalam memutuskan kebijakan.
Penurunan suku bunga, umumnya akan mendukung pergerakan obligasi, dengan level imbal hasil (yield) yang lebih rendah, maka pergerakan harga akan lebih tinggi. Mulai 27 Januari hingga 20 Februari 2025, Kementerian Keuangan Indonesia akan kembali menerbitkan surat utang negara berdurasi rendah jenis Obligasi Ritel Indonesia. Hal ini tentu untuk mendukung berbagai kebijakan dan program pemerintah RI disepanjang tahun 2025. Tentunya, dalam mengatur portofolio investasi disarankan tidak hanya bergantung pada satu jenis obligasi saja, kamu harus mengimbangi obligasi berdurasi pendek tersebut dengan obligasi yang berdurasi lebih panjang, seperti FR 106 (15 tahun) dan FR 107 (20 tahun), atau kamu pun dapat memilih Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan durasi menengah, dimana terdapat berbagai jenis obligasi pilihan manager investasi, seperti Reksa Dana Ashmore Dana Obligasi Nusantara, BNP Paribas Prima 2, Schroder Dana Mantap Plus II, dan juga Manulife Obligasi Negara Indonesia II.
*) Kinerja investasi diluar pembayaran dividen setiap 6 bulan sekali. Kisaran dividen per tahun sebesar 5-6% nett.
Sumber: Bloomberg 17 Jan 2025
Informasi lebih lanjut mengenai reksa dana, klik tautan berikut https://www.ocbc.id/id/individu/wealth-management/reksa-dana
CATATAN PENTING