Pada tahun 2025, pasar modal diperkirakan dapat mengalami peningkatan volatilitas, khususnya pasar pendapatan tetap. Potensi kembalinya Presiden Trump dan mayoritas Republik dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun tarif yang diusulkan dapat meningkatkan risiko inflasi, yang mendorong Federal Reserve untuk menghentikan sementara pemotongan suku bunga pada akhir Q1 2025. Sementara pemotongan suku bunga diantisipasi hingga Maret 2025, kenaikan suku bunga dapat terjadi jika inflasi AS kembali naik melebihi 2.50%. Kami memperkirakan bahwa imbal hasil UST 10 tahun dan 30 tahun dapat naik masing-masing menjadi 5.00% dan 5.50% dalam waktu 12 bulan, sementara obligasi jangka panjang mungkin mengalami kesulitan karena sensitivitasnya terhadap perubahan suku bunga dan ekspektasi inflasi. Namun, kisaran perkiraan 12 bulan saat ini untuk UST jangka panjang sangat bervariasi di pasar, berkisar antara 3.75% hingga 5.35%, mencerminkan ketidakpastian yang berpotensi terjadi pada masa kepresidenan Trump mendatang.
Seiring meningkatnya inflasi, daya tarik obligasi jangka panjang pun berkurang, menyebabkan permintaan menurun dan penurunan harga. Volatilitas ini menekankan risiko yang terkait dengan kepemilikan obligasi jangka panjang dalam lingkungan inflasi, yang mendorong investor untuk mencari alternatif aset sebagai perlindungan inflasi yang lebih baik. Meski demikian, potensi kenaikan imbal hasil UST dalam waktu dekat telah mendorong penurunan pandangan terhadap UST dan obligasi investment grade negara maju dari neutral menjadi underweight.
Meskipun terjadi perubahan kelas aset pada portfolio investasi, bukan berarti investor harus sepenuhnya menghindari obligasi. Anda dapat meninjau kembali eksposur terhadap obligasi untuk menentukan apakah masih sesuai dengan selera risiko. Mempertahankan beberapa obligasi dalam portofolio membantu melindungi diri dari peristiwa negatif seperti resesi AS di masa mendatang, dan volatilitas pada pasar ekuitas.
US Treasury merupakan aset berkualitas tinggi
US Treasury dianggap sebagai aset berkualitas tinggi karena didukung oleh pemerintah AS, sehingga meminimalkan risiko gagal bayar, mengingat peringkat kreditnya 'AA'. Obligasi ini menawarkan likuiditas tinggi, yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjual dengan mudah tanpa perbedaan signifikan dengan tolok ukur harga, dan juga memberikan manfaat diversifikasi, seiring korelasi negatif terhadap pergerakannya dengan aset ekuitas. Investor dengan jangka waktu investasi yang panjang dapat menahan Obligasi Pemerintah AS hingga jatuh tempo, sementara mereka dengan jangka waktu investasi yang lebih pendek dapat mempertimbangkan Obligasi Pemerintah AS dengan jatuh tempo 1 hingga 5 tahun atau obligasi korporasi Asia berperingkat layak investasi (investment grade), meskipun dengan alokasi yang lebih kecil.
Suku bunga, inflasi, dan imbal hasil obligasi
Selain itu, mengingat sifat siklus ekonomi, imbal hasil obligasi yang tinggi tidak mungkin bertahan lama, dengan ekspektasi penurunan karena potensi resesi atau pergeseran kebijakan moneter yang ditujukan untuk merangsang pertumbuhan. Jika di tahun depan terjadi kenaikan imbal hasil obligasi (seperti yang kami proyeksikan), ini merupakan peluang bagi investor untuk mengakumulasi secara bertahap, agar dapat menurunkan harga pembelian rata-rata dan memperoleh imbal hasil yang lebih menarik.
CATATAN PENTING