Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi tanda seorang investor harus melakukan cut loss saham berapapun nilainya. Berikut penjelasannya!
Investasi saham memang menjanjikan keuntungan yang besar. Namun di sisi lain, risiko kerugiannya juga besar. Inilah mengapa investasi saham termasuk dalam aset yang high risk high return.
Dalam situasi merugi, investor akan dihadapkan pada dua pilihan. Pertama tetap memegang saham tersebut dengan harapan segera recovery atau yang dikenal dengan istilah hold. Kedua langsung menjualnya untuk menghindari kerugian yang lebih besar atau cut loss.
Head of Research OCBC Sekuritas, Budi Rustanto memberikan tips yang bisa dijadikan dasar untuk mengambil keputusan dalam kondisi tersebut. Salah satunya adalah dengan melihat kondisi perusahaan.
“Lihat saja kondisi perusahaan, anda dapat lihat dari penjualan perusahaan, laba, laporan tahunan. Kalau memang masih ada potensi, mungkin bisa hold,” kata Budi dalam Nyala Festival 2024, Jumat (16/8/2024).
Namun, lanjut Budi, ada kalanya investor harus berani untuk melepas kepemilikan saham. Hal ini berlaku ketika investor melihat adanya tanda-tanda redflag terkait kondisi perusahaan.
“Tapi kalo sudah redflag, jadi kan ada indikator perusahaan itu redflag atau tidak, kalau memang sudah redflag, anda harus berani cut loss berapapun nilainya,” imbuh Budi.
Baca juga: Mengenal Cara Kerja Reksa Dana sebagai Instrumen Investasi
Apa yang disarankan Budi dalam paparannya itu mengingatkan kembali pada investor untuk mengambil keputusan berdasarkan analisis investasi.
Analisis investasi adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi terkait suatu instrumen investasi, lalu menganalisisnya secara mendalam untuk melihat potensi keuntungan dan kerugiannya.
Dengan analisis investasi, kamu akan mendapat gambaran terkait historis perusahaan, manajemen perusahan, potensinya di masa depan, hingga tren pasar yang sedang berlangsung saat itu.
Sebaliknya, berinvestasi ke perusahaan tanpa analisis yang komplit akan membuatmu masuk dalam situasi yang buruk. Pasalnya, kamu tidak mengetahui potensi keuntungan dan kerugian, serta kondisi perusahaan yang kamu pilih.
Dalam dunia pasar modal, ada beberapa jenis analisis investasi, yaitu analisis fundamental, analisis teknikal, dan analisis sentimen. Ketiga jenis analisis itu memiliki kelebihan masing-masing.
Ada beberapa tanda yang bisa dijadikan sebagai bahan analisis terkait kondisi perusahaan yang disebut Budi dalam kondisi redflag. Berikut beberapa di antaranya.
Perusahaan yang mengalami kerugian dari waktu ke waktu akan menghabiskan uang mereka secara cepat. Pastikan kamu meninjau neraca perusahaan dan laporan arus kasnya untuk menentukan bagaimana uang tunai tersebut dibelanjakan.
Selain itu, bandingkan arus kas saat ini dan kepemilikan kas dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya untuk menentukan apakah trennya menurun atau meningkat.
Jika perusahaan menghabiskan uang untuk hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan aktivitas investasi, itu mungkin berarti perusahaan tersebut berinvestasi untuk masa depannya.
Namun, jika pada laporan arus kas, perusahaan mengonsumsi kas dalam aktivitas operasinya yang ditunjukkan dengan kas negatif dari operasi, hal ini mungkin perlu dikhawatirkan.
Baca juga: Investasi Dinar: Cara, Tips, kelebihan dan Kekurangan
Tanda ini memang bersifat teknis. Namun sebagaimana yang diketahui, setiap perusahaan publik harus memiliki laporan keuangan yang diaudit oleh auditor eksternal.
Memang, menjadi hak masing-masing perusahaan untuk mengganti auditor kapan saja mereka mau. Namun jika penggantian itu dilakukan secara tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, dengan kondisi perusahaan yang merugi, maka keputusan penggantian auditor itu perlu dipertanyakan.
Umumnya, keputusan itu merupakan tanda adanya perselisihan mengenai cara membukukan pendapatan atau konflik dengan anggota tim manajemen. Tentu saja hal ini bukan pertanda baik!
Perusahaan yang mengurangi, atau menghilangkan, pembayaran dividen kepada pemegang saham belum tentu berada di ambang kebangkrutan. Namun, ketika perusahaan mengalami masa-masa sulit, dividen biasanya menjadi salah satu hal pertama yang harus diambil.
Manajemen kemungkinan besar tidak akan memotong dividen kecuali benar-benar diperlukan karena pemotongan atas alasan apapun akan menurunkan harga saham perusahaan secara signifikan.
Oleh karena itu, anggaplah pemotongan dividen atau penghapusan dividen sebagai tanda bahwa masa-masa sulit akan datang.
Biasanya, saham perusahaan publik juga dimiliki oleh kalangan internal perusahaan. Nah, tanda yang perlu diwaspadai adalah ketika banyak orang dalam yang menjual sahamnya.
Mungkin jika 1-2 orang saja yang menjual akan terlihat biasa saja. Namun jika ada banyak, atau bahkan mayoritas, ini pertanda bahaya. Pasalnya, mereka biasanya sedang mencari exit plan, agar situasi sulit tidak semakin merugikan.
Itulah ulasan tentang cara mengetahui kapan harus menjual saham untuk meminimalisir kerugian. Investasi saham memang memberikan tantangan tersendiri bagi investornya.
Namun jika ingin yang lebih simpel dalam berinvestasi, kamu bisa menaruh uang pada reksa dana dari OCBC. Reksa Dana di OCBC menawarkan kemudahan dalam transaksinya.
Di antara kemudahan yang ditawarkan adalah kamu bisa membeli dan menjual reksadana dengan mudah melalui OCBC mobile.
Banyak produk reksadana yang ditawarkan, mulai dari Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Campuran, Saham, Terproteksi, hingga Reksadana Index.
Download OCBC mobile sekarang juga untuk merasakan kemudahan berinvestasi reksadana!
Baca juga: 6 Tujuan Investasi yang Benar, Begini Tips Mencapainya!