Tourist trap adalah salah satu situasi yang paling dihindari saat berlibur ke manapun. Emang apa sih tourist trap itu? Yuk simak penjelasannya!
Berlibur baik kedalam maupun luar negeri tentu perlu persiapan. Selain soal uang, persiapan itu bisa berupa pengetahuan dan informasi seputar tempat atau daerah yang akan dikunjungi.
Hal ini penting, karena ketika berkunjung ke sana, kamu akan menemui daerah baru, orang-orang baru, dengan karakter mereka yang sama sekali tidak kamu kenal sebelumnya.
Selain itu, mengetahui kultur dan budaya, termasuk menjadi selayaknya warga lokal (warlok) juga bisa membantumu untuk menghindar dari jebakan wisata atau tourist trap.
Dengan memperoleh informasi sebanyak-banyaknya, kamu akan tahu seluk-beluk tempat atau kota tujuan, karakter masyarakatnya, berapa harga rata-rata untuk barang atau akomodasi, termasuk area yang sebaiknya dihindari.
Baca juga: Begini Cara Menerima Transfer Uang dari Luar Negeri, Mudah!
Jika diterjemahkan secara bahasa, tourist trap berarti jebakan wisata. Melansir Britannica Dictionary, tourist trap adalah suatu tempat yang menarik banyak wisatawan namun mematok harga yang sangat tinggi.
Dalam pengertian lain, tourist trap diartikan sebagai sesuatu yang dirancang untuk menarik wisatawan dan uang yang mereka bawa. Praktik tourist trap ini melibatkan banyak oknum, mulai dari perusahaan akomodasi, restoran, penjual souvenir, dan sebagainya.
Tourist trap turis biasanya menyediakan layanan, hiburan, makanan, souvenir, dan produk lain yang mahal untuk dibeli wisatawan. Sebagai contoh, tourist trap terjadi ketika kamu membeli souvenir dengan harga mahal padahal kualitasnya biasa saja.
Kondisi tourist trap ini biasanya terjadi karena ketidaktahuan wisatawan terkait tempat yang dikunjungi. Maka mencari sebanyak-banyaknya informasi sebelum berlibur sangat penting!
Baca juga: 10 Tips liburan Hemat yang Tetap Seru & Menyenangkan
Ada beberapa ciri tourist trap yang bisa kamu ingat untuk menjadi deteksi awal agar tidak benar-benar terjebak. Berikut beberapa di antaranya:
Ciri utama dari tourist trap adalah harga yang sangat tinggi, cenderung tidak masuk akal, untuk barang dan layanan. Restoran, toko souvenir, dan tempat wisata lainnya di area ini biasanya mematok harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan area yang kurang turis.
Tourist trap biasanya menggunakan taktik pemasaran agresif untuk menarik pengunjung. Kamu bisa mengenalinya melalui penawaran yang cenderung memaksa, papan iklan yang mencolok, dan klaim berlebihan tentang kualitas atau keunikan produk atau layanan mereka.
Tujuannya tentu saja untuk menarik wisatawan yang mungkin tidak familiar dengan area tersebut dan lebih cenderung membuat keputusan impulsif.
Meskipun harganya tinggi, kualitas barang dan layanan yang ditawarkan di tourist trap seringkali rendah. Souvenir dibuat dengan bahan murah, dan makanan tidak segar atau autentik seperti yang diiklankan.
Tourist trap cenderung sangat ramai dan terlalu komersial. Volume pengunjung yang tinggi adalah indikator jelas, dan area ini sering dipenuhi dengan banyak toko, kios, dan atraksi yang dijejalkan dalam ruang kecil. Komersialisasi yang berlebihan ini dapat mengurangi keaslian dan daya tarik lokasi tersebut.
Penduduk setempat biasanya menghindari area yang terkenal dengan tourist trap. Jika kamu melihat bahwa suatu area dipenuhi dengan turis dan kurang penduduk lokal, ini adalah tanda kuat bahwa itu mungkin adalah tourist trap.
Baca juga: 8 Tips Liburan ke Jepang, Terjangkau Tapi Tetap Seru!
Menjadi korban tourist trap merupakan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Salah satu efeknya adalah kamu harus membayar mahal untuk barang atau layanan yang sebenarnya biasa saja.
Maka, selain mengetahui ciri-ciri tourist trap, penting bagi kamu untuk mengetahui bagaimana cara menghindarinya. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan!
Sebelum bepergian, luangkan waktu untuk melakukan riset tentang tujuan kamu. Baca ulasan dari wisatawan lain di situs web seperti TripAdvisor, Yelp, atau forum perjalanan lain.
Cari tahu tempat-tempat yang direkomendasikan oleh penduduk lokal dan hindari tempat-tempat yang sering disebut sebagai tourist trap. Informasi ini akan membantu kamu menentukan mana saja tempat yang layak dikunjungi dan mana yang sebaiknya dihindari.
Penduduk lokal biasanya mengetahui tempat-tempat terbaik yang sering tidak diketahui oleh turis. Mintalah rekomendasi mereka untuk restoran, toko, dan atraksi.
Penduduk lokal cenderung memberikan saran yang lebih jujur dan autentik dibandingkan dengan brosur wisata.
Berbicara dengan staf hotel, pengemudi taksi, atau bahkan orang yang kamu temui di jalan bisa memberikan wawasan berharga tentang tempat-tempat yang harus dikunjungi dan dihindari.
Jika suatu tempat atau atraksi terlalu dipromosikan dengan papan iklan besar, brosur mencolok, atau penjual jalanan yang agresif, itu bisa menjadi tanda bahwa tempat tersebut adalah tourist trap.
Sebaliknya, cari tempat-tempat yang lebih tenang dan kurang dipromosikan yang sering kali menawarkan pengalaman yang lebih otentik dan harga yang lebih wajar.
Tourist trap biasanya sangat ramai dengan turis. Jika kamu menemukan tempat yang penuh sesak dengan pengunjung dan tidak banyak penduduk lokal, itu bisa menjadi tanda bahwa tempat tersebut adalah tourist trap.
Selain itu, pergi pada waktu yang kurang ramai, seperti pagi hari atau hari kerja, dapat membantu kamu menghindari keramaian dan mendapatkan pengalaman yang lebih baik.
Baca juga: Tips Bepergian Ke Luar Negeri Tanpa Ribet, Yuk Ikuti!
Selain harga yang mahal, tourist trap juga beroperasi pada metode pembayaran. Misalnya pembayaran cash, yaitu dengan tidak menyediakan uang kembalian.
Jika kembaliannya sedikit, mungkin tidak terasa. Namun jika kondisi itu terus berulang, lama-lama uang yang kamu miliki akan habis juga.
Nah untuk itu kamu perlu mengantisipasinya dengan pembayaran nontunai sehingga tidak perlu ada kembalian. Pastikan kamu belanja di tempat-tempat yang menyediakan metode pembayaran ini agar tidak menjadi korban tourist trap.
Selain itu, kamu juga perlu alat pembayaran yang praktis untuk menghadirkan kenyamanan bagi dirimu sendiri dan orang lokal di sekitarmu, serta menghindari diri dari jebakan.
Caranya gimana? Gunakan dua kartu wajib liburan dari OCBC, yaitu Nyala Global Debit dan Kartu Kredit 90°N OCBC!
Nyala Global Debit OCBC merupakan pilihan terbaik bagi kamu yang sedang liburan di Hong Kong. Kartu ini akan memudahkan setiap transaksi yang kamu lakukan, termasuk ketika menggunakan transportasi publik dan berbelanja.
Praktisnya kartu ini karena dilengkapi dengan fitur contactless. Fitur memungkinkan pengguna melakukan transaksi pembayaran hanya dengan menempel kartu, tanpa memasukkannya ke dalam mesin EDC dan PIN Transaksi.
Saat memegang kartu dengan fitur ini, kamu bisa melakukan transaksi tanpa PIN dengan jumlah akumulasi maksimal sebesar Rp1 Juta per transaksi per hari. Kamu baru akan diminta memasukkan PIN jika nominal transaksi sudah melebihi limit.
Jika kamu menemukan merchant yang tidak menerima cashless, kamu juga bisa bebas tarik tunai mata uang Hong Kong dengan Nyala Global Debit. Tarik tunai dengan Nyala Global Debit tidak dikenakan biaya sama sekali alias gratis!
Dengan tarik tunai ini, kamu jadi tak perlu ke money changer untuk menukar mata uang. Nggak bikin repot, kan?
Selain bebas tarik tunai, Nyala Global Debit juga memungkinkan kamu untuk transaksi secara online maupun offline langsung dengan mata uang Hong Kong, Malaysia, Singapura untuk Nasabah Layanan Nyala. Artinya, transaksi penarikan tunai akan langsung didebet dari rekening valas.
Hal ini lantaran Nyala Global Debit OCBC dilengkapi dengan 11 mata uang asing, yaitu USD, AUD, SGD, JPY, EUR, HKD, CHF, NZD, CAD, GBP, dan CNH. Semua transaksi yang dilakukan dengan 11 valas ini akan langsung mendebet rekening IDR yang kamu punya.
Cara mendapatkan kartu Nyala Global Debit OCBC ini sangat mudah bagi kamu yang sudah menjadi nasabah OCBC. Kamu tinggal datangi kantor cabang OCBC terdekat dan tukarkan kartu ATM/Debit Tanda 360 dengan Kartu Nyala Global Debit.
Sementara bagi kamu yang belum menjadi nasabah OCBC, bisa langsung membuka rekening OCBC melalui OCBC mobile dan nikmati semua kemudahannya.
Salah satu ciri yang membedakan adalah adanya logo Mastercard pada kartu milikmu. Jika kartu debit OCBC yang kamu pegang tidak berlogo 'Mastercard', maka itu adalah kartu biasa atau GPN. Namun jika ada, kamu berarti sudah memakai kartu Nyala Global Debit OCBC.
Sebagai catatan, fitur contactless pada kartu Nyala Global Debit OCBC hanya bisa digunakan di mesin EDC yang memang mendukung transaksi nirsentuh. Jika mesin EDC tidak mendukung, maka transaksi harus dilakukan secara manual dengan memasukkan kartu dan PIN Transaksi.
Kamu juga bisa menonaktifkan fitur contactless ketika sudah pulang dari Hong Kong. Cara mudah, datangi saja kantor cabang OCBC terdekat atau nonaktifkan melalui fitur Pengelolaan Kartu di OCBC mobile.
Baca juga: 7 Tips Liburan Ke Luar Negeri dengan Budget Hemat Tapi Seru
Kartu wajib liburan berikutnya adalah Kartu Kredit 90°N OCBC. Produk ini merupakan andalan saat traveling dengan keuntungan pengumpulan miles lebih cepat.
Ada beberapa keuntungan yang bisa kamu dapat dengan menggunakan Kartu Kredit 90°N OCBC, yaitu:
Selain beberapa keuntungan tersebut, Kartu Kredit 90°N OCBC juga merupakan kartu kredit serba digital melalui aplikasi OCBC mobile.
Artinya, banyak transaksi yang bisa kamu lakukan melalui aplikasi itu, mulai dari aktivasi, cairkan sisa limit kartu kredit, ubah transaksi jadi cicilan semua mudah melalui OCBC mobile.
Info lebih lengkap mengenai dua kartu itu bisa kamu dapatkan dengan klik link ini!
Baca juga: 6 Tips Backpacker ke Luar Negeri, Siapkan dari Sekarang!