Ramadan menjadi momen yang tepat untuk berbagi, salah satunya sedekah dengan cara mengisi kotak amal masjid.
Terlebih dengan kemajuan teknologi, menyumbang masjid bisa dilakukan tanpa uang cash, yaitu melalui “kotak amal online” dengan scan QR Code yang disediakan pihak masjid.
Namun ternyata, kemudahan dalam berbuat baik ini justru dimanfaatkan pihak-pihak tak bertanggung jawab. Mereka mencuri kotak amal online dengan menyebar QR Code palsu di banyak masjid.
Alhasil, dana yang ditransfer jamaah melalui QR Code itu tidak akan masuk ke kas masjid, melainkan masuk ke kantor pencuri.
Untuk itu, kamu harus selalu waspada dan mengenali mana QRIS yang asli dari pihak masjid dan mana QRIS palsu yang menjadi modus kejahatan.
Baca juga: Apa itu OTP? Ini Fungsinya Untuk Keamanan Transaksi Online
Sebelum membahas tentang QRIS palsu di masjid, ada baiknya kamu mengetahui apa itu QRIS dan bagaimana cara kerjanya.
Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS adalah sistem integrasi berbagai macam QR Code yang dibuat pemerintah Indonesia untuk memudahkan transaksi online. Lembaga yang mengembangkan QRIS adalah Bank Indonesia.
Terciptanya QRIS merupakan salah satu upaya memudahkan konsumen Indonesia dalam melakukan transaksi digital.
Harapannya implementasi teknologi ini dapat membentuk ekosistem belanja yang lebih mudah, cepat, hemat, dan terjaga keamanannya.
Selain ramah konsumen, teknologi ini juga menawarkan berbagai kemudahan bagi para penjual. QRIS Indonesia memastikan semua penjual mulai dari UKM sampai korporat dapat menerapkan teknologi ini ke bisnis mereka.
Cara kerja QRIS yaitu menggunakan kode QR yang ditempel di kasir atau tempat pembayaran. Nantinya, konsumen tinggal memindai kode tersebut saat melakukan pembayaran.
Uang yang ditransfer melalui QRIS akan melalui proses settlement terlebih dulu sebelum masuk ke rekening penjual. Adapun jeda waktu masa settlement ini berkisar antara 1-2 hari.
Baca juga: Mengenal 8 Jenis Alat Pembayaran Non Tunai dan Manfaatnya
Kemudahan pembayaran dengan QRIS ternyata juga disalahgunakan oleh orang-orang jahat sebagai modus penipuan dan pencurian baru.
Mereka membuat kode QRIS palsu dan meletakkannya di tempat-tempat strategis untuk mengecoh korban. Jika QRIS palsu itu digunakan, maka uang yang ditransfer akan masuk ke kantong pelaku.
Para penjahat juga menyasar masjid sebagai tempat untuk menyebar QRIS palsu. Modus pencurian ini marak terjadi sejak awal tahun 2023 lalu.
Pada awal April 2023, QRIS palsu ditemukan di masjid yang ada di Jakarta. Hal ini tentu sangat merugikan baik bagi jamaah maupun masjid itu sendiri.
Untuk itu, kamu perlu mengetahui cara mendeteksi QRIS palsu agar tidak menjadi korban. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui QRIS palsu atau asli:
Baca juga: Apa itu Cashless Society - Pengertian, Kelebihan, Keuntungan
Mengetahui cara mendeteksi QRIS palsu saja tidak cukup. Kamu juga harus tahu bagaimana tips aman bertransaksi dengan menggunakan QRIS. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan.
Tips pertama yang harus dilakukan adalah memindai QR Code menggunakan aplikasi resmi, baik itu mobile banking maupun dompet digital.
Menggunakan aplikasi resmi sangat dianjurkan oleh Bank Indonesia. Pasalnya, aplikasi resmi memiliki fitur keamanan berlapis, bahkan bisa mendeteksi upaya fraud dari merchant palsu.
Kunci transaksi yang aman adalah tidak terburu-buru. Pastikan kode yang kamu pindai sesuai dengan tujuan pembayaran.
Hal ini penting, karena secara tampilan fisik, QR Code yang asli dan palsu tidak bisa dibedakan. Kamu hanya bisa melihat bedanya ketika sudah memindai dan muncul data penerima.
Jika kamu terburu-buru dan tidak membaca dengan seksama data penerima yang tercantum, maka bisa saja kamu menjadi korban QRIS palsu.
Setelah melakukan pembayaran, kamu akan mendapat notifikasi atau pemberitahuan bahwa transaksi sudah berhasil. Dalam notifikasi itu, akan tercantum nama penerima, jumlah dana, dan kapan transaksi dilakukan.
Pastikan semua data sudah sesuai, terutama nama penerima. Jika kamu merasa ada yang janggal, segera konfirmasi ke pihak penjual atau laporkan ke PJSP terkait.
Selain menerapkan beberapa tips di atas, kamu juga perlu memastikan sistem keamanan yang diterapkan aplikasi dompet digital atau mobile banking yang kamu gunakan.
Dalam hal ini, kamu bisa menggunakan bank digital dari OCBC yaitu OCBC mobile yang dilengkapi sistem keamanan berlapis!
Setiap transaksi dilindungi Two-Factor Authentication (2FA) dengan penggunaan User ID, Password, serta PIN transaksi yang hanya diketahui oleh kamu sebagai pengguna.
Selain itu, OCBC juga menyediakan kanal pengaduan yang lengkap. Adukan saja setiap transaksi mencurigakan melalui banyak kanal pengaduan seperti:
Baca juga: Apa itu Carding, Pengertian dan Tips untuk Mencegahnya