Apa perbedaan antara zakat mal dan zakat penghasilan? Berikut penjelasan lengkapnya!
Sekilas kedua jenis zakat ini seakan mirip karena sama-sama merupakan zakat yang dikeluarkan atas harta yang dimiliki. Namun faktanya, ada perbedaan mendasar di antara keduanya.
Meski terdapat perbedaan, zakat mal dan zakat penghasilan sama-sama saling menguatkan. Terutama dalam rangka mencapai tujuan dari kewajiban zakat, yaitu untuk mengentaskan kemiskinan.
Baca juga: 10 Fungsi Zakat dalam Islam, Salah Satunya Membersihkan Harta
Dari segi pengertian, zakat mal adalah zakat yang diwajibkan atas harta yang dimiliki seseorang. Dalam hal ini, harta tersebut harus merupakan milik orang itu sepenuhnya dan sudah mencapai haul yaitu batas waktu satu tahun berjalan.
Sementara zakat penghasilan adalah zakat yang diwajibkan atas penghasilan dari pekerjaan yang dikerjakan sehari-hari. Seseorang akan diwajibkan membayar zakat jika penghasilannya sudah mencapai nisab atau batas tertentu.
Setidaknya ada tiga perbedaan utama antara zakat mal dan zakat penghasilan. Berikut ketiga hal tersebut.
Perbedaan pertama antara kedua jenis zakat ini berkaitan dengan waktu pembayaran. Seperti yang disebutkan di atas, zakat mal baru bisa dihitung ketika harta sudah dimiliki selama satu tahun, sehingga waktu pembayarannya pun per tahun.
Sementara zakat penghasilan memiliki dua opsi terkait waktu pembayaran ini. Kamu bisa membayar setiap bulan atau setiap menerima gaji, atau mengumpulkannya dalam satu tahun.
Misalnya kamu mempunyai penghasilan sebesar Rp10 Juta per bulan, yang mana angka tersebut sudah masuk dalam nisab zakat penghasilan. Maka kamu bisa membayarkan 2,5% zakatnya setiap bulan yaitu Rp250.000, atau diakumulasikan dalam satu tahun sehingga zakatnya menjadi Rp3 Juta.
Sebenarnya, zakat penghasilan merupakan bagian dari zakat mal itu sendiri. Namun keduanya berbeda dari segi jenis harta yang mengharuskan pemiliknya untuk membayar zakat.
Dalam zakat penghasilan, maka sumber harta yang dikeluarkan zakatnya adalah seluruh gaji yang diterima secara rutin setiap bulan. Kamu bisa menghitung zakat berdasarkan gaji kotor (bruto) atau gaji bersih yang sudah dikurangi tanggungan dan sebagainya (netto).
Sementara zakat mal bersumber dari kekayaan yang dimiliki, mulai dari kepemilikan emas atau logam mulia, peternakan, pertanian, perkebunan, hingga perdagangan.
Baca juga: Cara Bayar Zakat Fitrah Online dan Simulasi Perhitungannya
Cara menghitung zakat mal dan zakat penghasilan juga terdapat perbedaan. Perhitungan zakat mal bergantung pada jenis harta yang dimiliki, sehingga antara logam mulia, peternakan, pertanian, atau perdagangan pun berbeda-beda cara menghitungnya.
Sementara zakat penghasilan memiliki perhitungan yang lebih sederhana, yaitu dihitung berdasarkan dua metode, yaitu bruto atau neto dengan tarif 2,5% dari total penghasilannya. Kamu sebagai muzakki bebas memilih metode mana yang diinginkan.
Selain itu, komponen dalam penghasilan yang dimaksud bukan cuma gaji semata, namun juga tunjangan, bonus, uang lembur, hingga Tunjangan Hari Raya (THR).
Itulah beberapa perbedaan antara zakat mal dan zakat profesi yang perlu kamu ketahui. Terlepas dari perbedaan tersebut, keduanya merupakan kewajiban yang harus ditunaikan ketika sudah memenuhi syarat.
Membayar zakat sesuai ketentuan merupakan cara untuk menjalankan gaya hidup sesuai syariah Islam.
Untuk menambah kenyamanan dengan gaya hidup ini, kamu bisa menggunakan layanan Syariah OCBC untuk produk perbankan. Ada banyak produk dan layanan berbasis syariah yang bisa kamu nikmati.
Salah satunya adalah produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berbasis syariah, yaitu KPR iB MMQ. Produk ini menawarkan pemilikan rumah dengan akad Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) dengan berbagai keuntungan.
Produk KPR iB MMQ menawarkan uang muka dan angsuran yang ringan. Selain itu kamu bisa mendapatkan tenor hingga 25 tahun.
Kamu bisa mengajukan produk ini jika memenuhi persyaratan berikut: