Mengerjakan amal kebaikan tentu harus dikerjakan tanpa pamrih dan hanya mengharap ridha dari Allah swt. Namun tidak dipungkiri, Allah juga menjanjikan pahala yang bagi siapa saja yang berbuat kebaikan.
Hanya saja, ada beberapa hal yang bisa membuat amal saleh kita rusak. Alhasil, amal kebaikan yang kita kerja akan menjadi sia-sia dan membuat gagal mendapatkan pahala
Untuk itu, kamu perlu menghindari hal-hal yang merusak amal tersebut. Apa saja kah itu? Simak uraian berikut ini!
Baca juga: 10 Fungsi Zakat dalam Islam, Salah Satunya Membersihkan Harta
Kebaikan dan keburukan tidak akan pernah bisa bercampur dalam satu wadah. Begitu pula dengan amal saleh yang kita kerjakan, ia tidak bisa dicampur dengan perbuatan buruk
Pasalnya, perbuatan buruk itu akan merusak amal saleh sehingga alih-alih mendapat pahala, yang ada kita akan mendapat dosa akibat keburukan tersebut.
Berikut ini adalah 6 perkara yang bisa merusak amal dan harus kamu hindari sekuat tenaga.
Perkara yang merusak amal pertama adalah iri dengki. Dalam Islam, sifat iri disebut dengan hasad, yaitu perasaan benci ketika seseorang sedang mendapatkan kebahagiaan.
Tak hanya benci, orang yang sedang dinaungi sifat iri juga berharap kebahagiaan orang tersebut dicabut dan dialihkan kepadanya.
Misalnya kamu merasa tidak suka ketika tetangga membeli rumah baru yang lebih bagus dari rumahmu. Bahkan kamu menuduh tetangga tersebut membeli rumah dari uang yang tidak halal.
Menurut tokoh tafsir Imam al-Sya'rawi, dengki adalah perbuatan putus asa yang lebih jahat dari kekuatan gaib yang mendatangkan keburukan kepada manusia.
Nabi Muhammad saw. juga dengan tegas melarang umat Islam berlaku iri dan dengki terhadap kebahagiaan orang lain. Beliau bersabda:
اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ
Artinya: “Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud)
Maka agar kebaikan dan amal saleh yang sudah dikerjakan tidak rusak dan sia-sia, hindari sifat iri dan dengki. Sebaliknya, kamu harus turut bahagia dengan kenikmatan yang didapat orang lain.
Perbuatan yang harus dihindari agar amal saleh tidak sia-sia adalah emosi atau marah. Marah memang merupakan sifat yang melekat pada manusia, namun sebisa mungkin harus ditahan agar tidak meluap tanpa kendali.
Nabi Muhammad saw. sangat mewanti-wanti umat Islam untuk tidak marah dalam hal apapun. Bahkan beliau menjanjikan orang-orang yang menahan marah dengan surga. Beliau bersabda:
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
Artinya: "Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga." (HR Ath-Thabrani).
Nabi Muhammad juga memberikan kiat untuk menghalau kemarahan yang datang. Caranya adalah dengan mengubah posisi, yaitu jika sedang berdiri maka hendaknya duduk, jika sedang duduk maka berbaring, dan seterusnya. Selain itu, kamu juga bisa mengambil wudhu untuk meredam emosi.
Mungkin banyak di antara kamu yang lepas kendali dan hobi membicarakan orang lain, baik itu benar maupun salah. Hati-hati, membicarakan orang atau ghibah itu perbuatan yang bisa merusak amal.
Dalam Al-Quran, Allah swt. menyebutkan bahwa membicarakan orang lain sama seperti sedang memakan bangkai saudaranya sendiri. Mengerikan, bukan. Allah berfirman:
“Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka (kecurigaan), sebab sebagian prasangka adalah dosa; janganlah (kalian) mencari-cari keburukan orang, dan jangan (kalian) menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara engkau suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah engkau merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT ! Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)
Baca juga: 7 Tujuan Akikah dalam Islam, Manfaat, & Tata Caranya, Catat!
Berlaku sombong juga perbuatan tercela yang bisa merusak amal saleh yang kamu kerjakan. Dalam Islam, sombong dikenal dengan istilah takabur, yaitu besar kepala, merasa dirinya lebih baik dan lebih benar dibanding semua orang.
Dalam Al-Quran, Allah menceritakan tentang nasihat seorang saleh bernama Luqman kepada anaknya. Di antara salah satu nasihat yang diberikan adalah agar sang anak tidak berlaku sombong kepada orang lain.
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
Sementara Nabi Muhammad saw. bahkan menyebutkan bahwa neraka akan dipenuhi oleh orang-orang yang sombong. Beliau bersabda:
“Mahukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabur (sombong).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Riya’ adalah penyakit hati yang harus dihindari. Berasal dari bahasa Arab, riya’ berarti suka pamer dan memperlihatkan diri kepada orang lain agar keberadaannya baik ucapan, tulisan, sikap, maupun amal perbuatannya diketahui. Misalnya memberikan sedekah lalu memamerkannya kepada orang lain.
Allah sangat tidak menyukai orang yang memamerkan amal kebaikannya kepada orang lain. Bahkan perbuatan riya’ ini dianggap sebagai syirkul asghar atau kesyirikan kecil. misa
Allah dalam sebuah hadits qudsi yang disampaikan Nabi Muhammad berfirman:
“Aku Dzat yang paling tidak butuh kepada sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan dan ia menyekutukan Aku dengan selain-Ku, niscaya Aku tinggalkan ia bersama sekutunya itu.” (HR. Muslim)
Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Maka sebagai seorang muslim, kamu tidak dianjurkan untuk terlalu cinta mati kepada dunia. Pasalnya, orang yang cinta mati kepada dunia akan merasa hidupnya hanya di dunia saja sehingga tidak mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat.
Padahal, Allah sudah mengingatkan bahwa kehidupan dunia bersifat sementara dan hanya berupa senda gurau saja. Sementara kehidupan yang sesungguhnya dan kekal abadi adalah di akhirat, tempat semua orang akan mendapatkan balasan atas apa yang dilakukan di dunia. Allah berfirman:
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS. Al-Hadid: 20)
Itu dia 6 hal yang bisa merusak amal dan membuat pahala menjadi sia-sia. Sebisa mungkin kamu harus meninggalkannya, dan fokus untuk mengerjakan amal saleh saja.
Ada banyak amal saleh yang bisa kamu kerjakan, salah satunya berbagi dalam bentuk sedekah atau infak. Dalam hal ini, kamu bisa memanfaatkan layanan Syariah OCBC yang siap membantu menyalurkan setiap infak dan sedekah yang kamu berikan.
Pembayaran ZIS di OCBC dikelola secara profesional karena bekerja sama dengan Rumah Zakat. Jadi, setiap sedekah dan infak dari kamu akan didistribusikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Baca juga: 5 Perbedaan Haji dan Umroh yang Wajib Diketahui, Apa Saja?