Commodity supercycle adalah fenomena harga komoditas yang melonjak cukup tinggi.
Commodity supercycle adalah momen saat harga-harga komoditas melonjak naik, karena kelangkaan atau meningkatnya demand.
Pada umumnya, harga komoditas memang bergerak naik-turun secara terus-menerus.
Hal itu bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti perang antar negara, kelangkaan supply, hingga overproduction.
Lantas, apa itu commodity supercycle? Untuk mengetahui jawabannya, mari simak artikel berikut!
Komoditas merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam perekonomian global.
Harga komoditas yang mengalami fluktuasi secara periodik sering kali menciptakan suatu kondisi bernama commodity supercycle.
Commodity supercycle adalah periode ketika harga-harga komoditas mengalami kenaikan yang signifikan dan berkelanjutan dalam jangka waktu panjang.
Hal ini terjadi ketika permintaan komoditas melampaui penawaran yang tersedia, sehingga mengakibatkan lonjakan harga, dan berlangsung selama beberapa tahun.
Periode supercycle dapat memengaruhi berbagai komoditas, seperti logam, energi, pertanian, dan sektor lainnya.
Adapun contoh komoditas yang sering terpengaruh oleh supercycle adalah minyak, gas alam, besi, tembaga, dan nikel.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya commodity supercycle, di antaranya yaitu:
Perang antar negara atau konflik geopolitik dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya commodity supercycle.
Hal ini dikarenakan, gangguan pasokan akibat konflik dapat mengurangi penawaran komoditas tertentu, sehingga meningkatkan harga.
Contohnya, konflik di Timur Tengah yang memengaruhi pasokan minyak dunia.
Permintaan tinggi dari negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, seperti Cina dan India, dapat menjadi pendorong utama terjadinya supercycle.
Pertumbuhan industri dan urbanisasi di negara-negara ini, meningkatkan permintaan akan komoditas seperti besi, baja, atau tembaga untuk membangun infrastruktur serta memenuhi kebutuhan produksi.
Selain itu, perubahan pola konsumsi masyarakat juga dapat berkontribusi terhadap meningkatnya permintaan komoditas.
Misalnya, peningkatan minat terhadap kendaraan listrik mendorong permintaan akan baterai yang mengandung komoditas seperti nikel dan kobalt.
Baca juga: Hukum Permintaan: Pengertian, Fungsi, Bunyi, dan Faktornya
Terakhir, faktor kelangkaan pasokan juga dapat memicu terjadinya commodity supercycle.
Ketika produksi komoditas terhambat oleh berbagai faktor, seperti kekurangan investasi dalam eksplorasi atau kesulitan teknis pada penambangan, penawaran komoditas menjadi lebih terbatas.
Hal ini kemudian dapat mengakibatkan lonjakan harga yang berkelanjutan.
Commodity supercycle memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek ekonomi dan industri, di antaranya yaitu:
Peningkatan harga komoditas dapat berdampak langsung pada daya konsumsi masyarakat.
Ketika harga-harga komoditas bertambah, biaya produksi juga meningkat, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kenaikan harga barang dan jasa.
Sehingga, hal ini dapat memengaruhi daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang bergantung pada komoditas tersebut.
Selanjutnya, commodity supercycle juga menciptakan peluang investasi yang menarik.
Kenaikan harga dapat menghasilkan keuntungan signifikan bagi para investor yang berpartisipasi dalam perdagangan komoditas atau saham perusahaan.
Negara-negara dengan sumber daya komoditas melimpah dapat mengalami manfaat ekonomi yang besar selama periode supercycle.
Pasalnya, kenaikan harga komoditas meningkatkan nilai ekspor, sehingga berdampak positif pada neraca perdagangan dan pendapatan negara.
Baca juga: Subsidi Adalah: Pengertian, Jenis, Manfaat dan Dampaknya
Terakhir, supercycle juga dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Peningkatan investasi dan ekspor komoditas dapat mendorong pertumbuhan sektor industri terkait, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan nasional.
Selain itu, negara-negara produsen komoditas juga dapat memanfaatkan keuntungan yang dihasilkan untuk mengembangkan infrastruktur dan sektor ekonomi lainnya.
Commodity supercycle bukanlah fenomena baru dalam sejarah ekonomi global. Berikut sejumlah peristiwa telah tercatat sebagai supercycle yang signifikan, antara lain yaitu:
Pada abad ke-19, proses industrialisasi di Amerika Serikat mengakibatkan peningkatan permintaan akan komoditas seperti besi, batubara, dan minyak.
Permintaan yang tinggi tersebut kemudian menyebabkan harga-harga komoditas naik secara signifikan, sehingga menciptakan supercycle.
Setelah Perang Dunia 2, terjadi supercycle yang didorong oleh pemulihan pascaperang dan pertumbuhan ekonomi global.
Pada kondisi ini, permintaan akan bahan baku dan komoditas meningkat seiring dengan upaya membangun infrastruktur serta industri di berbagai negara.
Cina merupakan salah satu faktor penting dalam supercycle yang terjadi pada awal abad ke-21.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Cina memicu kenaikan permintaan akan komoditas, seperti besi, tembaga, dan batubara.
Hal ini kemudian mengakibatkan lonjakan harga dan supercycle yang berlangsung selama beberapa tahun.
Nah, itulah sederet informasi mengenai apa itu commodity supercycle, mulai dari pengertian, penyebab, dampak, hingga catatan sejarah tentang commodity supercycle.
Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa commodity supercycle adalah naiknya harga komoditas secara signifikan, sehingga banyak pihak memanfaatkan peluang untuk investasi.
Berkaitan dengan investasi, Sobat OCBC NISP juga bisa melakukannya melalui pemanfaatan layanan dari Bank OCBC NISP.
Ada banyak jenis investasi yang disediakan oleh Bank OCBC NISP, mulai dari reksa dana, obligasi, hingga proteksi.
Di samping itu, Sobat OCBC NISP juga tak perlu khawatir dengan dana yang diinvestasikan. Sebab, layanan ini dikelola langsung oleh manajer berpengalaman.
Untuk itu, tunggu apa lagi, yuk mulai berinvestasi bersama OCBC NISP!
Baca juga: Komoditas Impor: Pengertian, Sistem & Jenisnya di Indonesia