Hari Perempuan Internasional adalah bentuk penghargaan terhadap prestasi wanita.
Hari Perempuan Internasional adalah bentuk penghargaan terhadap prestasi wanita di berbagai sektor, salah satunya pada bidang ekonomi.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan RI pada 2021, tercatat 54% UMKM dimiliki perempuan.
Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat signifikan.
Untuk mengetahui informasi lengkap tentang peran perempuan dalam ekonomi Indonesia, simak artikel ini sampai habis.
Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret yang berkaitan dengan apresiasi terhadap para wanita di dunia atas pencapaiannya dan menjunjung kesetaraan gender.
Hari Perempuan Internasional lahir dari upaya para buruh dalam memperjuangkan hak-haknya.
Hal itu bermula dari para buruh perempuan yang bekerja tak kenal lelah dan terbentuknya organisasi anti-perang di Amerika Serikat, Eropa, serta Rusia.
Akibatnya, ketika terjadi perang pada tahun 1917, para perempuan di Rusia melakukan aksi mogok kerja serta menuntut hak memilih, perdamaian, dan makan.
Sejak aksi gerakan buruh tersebut, pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun meresmikan kejadian itu sebagai Hari Perempuan Internasional pada tahun 1975.
PBB turut menggaungkan pentingnya memperjuangkan hak perempuan, melakukan perlindungan, hingga melibatkan kaum wanita dalam pembangunan berkelanjutan.
Hal ini membuktikan bahwa perempuan juga turut andil dalam memajukan perekonomian dunia dan berpartisipasi di bidang politik.
Hingga saat ini, Hari Perempuan Internasional dirayakan sebagai bentuk apresiasi dan perjuangan kaum wanita untuk mencapai kesetaraan gender.
Baca juga: 8 Cara Menjadi Eksportir untuk Pemula, UMKM Bisa Coba!
Hari Perempuan Internasional tidak tak terlepas dari peran kaum wanita dalam memajukan perekonomian dunia.
Bahkan sejarah Hari Perempuan Internasional sendiri berkaitan dengan bidang ekonomi. Meski begitu, banyak masyarakat yang masih memandang remeh kinerja perempuan.
Bagi masyarakat Indonesia misalnya, sebagian besar masih beranggapan bahwa perempuan lebih cocok untuk terlibat dalam pekerjaan domestik atau menjadi ibu rumah tangga saja.
Padahal, peran perempuan dalam ekonomi Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, sekitar 54% pelaku UMKM didominasi oleh perempuan. Bahkan, pada bidang investasi, peran perempuan mencapai angka 60%.
Situasi tersebut menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki kapasitas yang sama sebagaimana laki-laki, baik dari segi kecerdasan hingga kemandirian.
Bahkan kemampuan perempuan dalam mengelola keuangan rumah tangga juga membantu mereka untuk lebih produktif berinvestasi.
Berdasarkan situasi di atas, peran perempuan dalam ekonomi Indonesia dapat digolongkan menjadi 3 hal, yaitu:
Peran tradisional dengan pekerjaan domestik, hal ini tidak dapat diremehkan karena menjadi unsur vital suatu rumah tangga.
Peran transisi, yaitu selain menjadi ibu rumah tangga, perempuan juga turut andil sebagai tenaga kerja, baik di bidang pertanian hingga industri.
Peran kontemporer adalah posisi perempuan yang kini banyak dijumpai sebagai wanita karier.
Peran perempuan dalam ekonomi juga tampak dari sektor kewirausahaan. Tak bisa dipungkiri bahwa hingga kini, laki-laki masih mendominasi dalam dunia kerja.
Oleh sebab itu, banyak perempuan yang mulai membuka mata dan melihat peluang besar di sektor kewirausahaan.
Para perempuan pun banyak yang membuka usaha hingga menjadi karyawan. Bahkan 54% dari para pelaku UMKM dan 97% pegawai didominasi oleh perempuan.
Keberadaan UMKM ini merupakan wujud nyata dari kemandirian perempuan dan pembuktian diri bahwa kaum wanita tidak selalu bergantung kepada orang lain.
Bertambahnya sektor UMKM ini juga diharapkan mampu meningkatkan peran perempuan dalam ekonomi di Indonesia.
Meski begitu, keputusan perempuan untuk mendorong kemandirian ekonomi dengan membuka usaha tidaklah mudah.
Keputusan tersebut didukung oleh adanya minat, motivasi, proses pemberdayaan diri, hingga lingkungan sosial.
Baca juga: Apa Itu Diskonto SKBDN? Berikut Ketentuan dan Perhitungannya
Era Revolusi Industri 4.0 memengaruhi perkembangan teknologi digital yang memudahkan masyarakat dalam mengambil, menyebarkan, serta menyajikan informasi.
Di dunia pekerjaan pun teknologi digital mulai memunculkan profesi baru seperti data science dan business intelligence, sehingga setiap orang perlu melakukan adaptasi.
Bahkan era digital turut menunjukkan bahwa dominasi kemampuan teknologi perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Di sisi lain, peluang pekerjaan di bidang teknologi informasi terus berkembang. Oleh sebab itu, ada peluang sekaligus tantangan yang perlu dihadapi perempuan di era digital, yaitu sebagai berikut.
Laki-laki dan perempuan memiliki peluang yang sama di era digital. Mengingat bahwa pekerjaan yang berkaitan dengan pengolahan data, Artificial Intelligence (AI), dan profesi lain sedang banyak dibutuhkan.
Peluang ini juga ditunjukkan dengan peningkatan minat perempuan untuk mendapatkan gelar di bidang teknologi, engineering, industri sains, hingga matematik yang biasanya didominasi oleh laki-laki.
Ketertarikan perempuan di bidang ini membantu untuk meningkatkan peluangnya di dunia digital.
Hal ini membuktikan bahwa pendidikan mampu membantu menyetarakan posisi laki-laki dan perempuan.
Peran perempuan dalam ekonomi digital kini tidak dapat dipandang sebelah mata.
Banyak perempuan hingga ibu rumah tangga yang memulai aktivitas menulis blog untuk menyuarakan isu terkini, berbagi informasi, hingga bergabung menjadi jurnalis.
Situasi tersebut membantu mereduksi keterbatasan perempuan dalam mengakses media digital dan justru meningkatkan peluangnya.
Selain peluang, tentu ada tantangan yang perlu dihadapi oleh perempuan di era digital.
Berdasarkan data ITU, penguasaan teknologi informasi pada perempuan Indonesia masih berada di peringkat 88.
Hal itu menunjukkan masih minimnya literasi digital yang dapat diakses perempuan. Oleh sebab itu, industri TIK menjadi tantangan baru bagi perempuan Indonesia.
Meskipun industri digital berpeluang tinggi, para perempuan masih banyak yang menganggap bahwa bidang TIK banyak melakukan aktivitas fisik, sehingga membuat mereka kurang berminat.
Adapun sejumlah tantangan di era digital bagi perempuan dapat dihadapi dengan melakukan sejumlah hal berikut.
Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya literasi digital.
Mengikuti pelatihan digital.
Bergabung dalam organisasi pemberdayaan perempuan.
Menghilangkan persepsi bahwa industri digital tidak cocok untuk perempuan.
Demikian penjabaran lengkap mengenai Hari Perempuan Internasional dan perannya di sektor ekonomi.
Kontribusi perempuan dalam memajukan perekonomian Indonesia tentu tidak perlu diragukan lagi, mulai dari industri UMKM hingga tantangan di era digital mampu dihadapi dengan baik.
Nah, apabila tertarik untuk mengelola keuangan dengan investasi, Sobat Cuan bisa memanfaatkan fitur Life Goals OCBC NISP.
Life Goals OCBC NISP menawarkan berbagai jenis investasi dengan modal mulai dari Rp20.000/hari.
Ayo, jadi perempuan tangguh dengan mencapai #FinanciallyFit bersama OCBC NISP!
Baca juga: Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Ahli, Klasik sampai Modern