Sistem pembayaran adalah seperangkat ketentuan mengenai transaksi keuangan yang berdampak besar bagi masyarakat. Yuk, ketahui jenis dan contohnya di sini!
Keberadaan sistem pembayaran adalah hal yang memiliki dampak besar bagi kehidupan dan kegiatan perekonomian masyarakat.
Pasalnya, seperangkat ketentuan tersebut mengatur bagaimana transaksi antar individu atau organisasi berjalan.
Indonesia sendiri saat ini sudah semakin maju dalam menerapkan sistem pembayaran. Mau tahu lebih lanjut mengenai peran sistem pembayaran dalam perekonomian digital?
Yuk, simak artikel ini sampai habis. Selamat membaca!
Pengertian sistem pembayaran adalah seperangkat ketentuan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan dalam aktivitas pemindahan uang untuk memenuhi kewajiban dari kegiatan ekonomi.
Artinya, sistem pembayaran adalah konsep yang bukan hanya terkait tata cara atau metode pembayaran saja, melainkan juga melibatkan peraturan dan lembaga.
Sederhananya, sistem pembayaran adalah sistem yang untuk memindahkan uang dari satu pihak ke pihak lainnya.
Hadirnya sistem pembayaran diiringi juga dengan munculnya konsep 'uang' sebagai alat tukar dalam aktivitas jual-beli barang dan jasa.
Seiring berjalannya waktu, sistem pembayaran mengalami evolusi. Penyebab perubahan ini karena inovasi teknologi, perubahan model bisnis, tradisi masyarakat, dan kebijakan otoritas.
Tujuan dibuatnya sistem pembayaran adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat yang menggunakannya.
Demi bisa mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia menetapkan empat prinsip sistem pembayaran yang harus diterapkan oleh setiap lembaga penyelenggara di Indonesia yaitu:
Tujuan prinsip efisiensi pada sistem pembayaran adalah mendorong lembaga pelaksana untuk bekerja secara efisien.
Dengan demikian, masyarakat sebagai pengguna layanan bisa mendapatkan biaya yang terjangkau.
Baca juga: Mengenal Sistem Pembayaran Cashless Hingga Plus Minusnya
Setiap sistem pembayaran memiliki resiko dan lembaga penyelenggara harus bisa mengelola dan meminimalisirnya.
Hal ini demi menjaga keamanan pengguna dan melakukan mitigasi demi mencegah berbagai macam resiko pada kredit, fraud, dan likuiditas.
Peran penyelenggara sistem pembayaran adalah menjaga dan melindungi konsumen.
Bentuk penjagaan dimulai dari jumlah uang tunai yang beredar ataupun layaknya kondisi dana tersebut untuk diedarkan. Hal ini sering disebut dengan clean money policy.
Bank Indonesia ingin mencegah terjadinya kegiatan praktik monopoli yang ada pada industri sistem pembayaran.
Pasalnya, praktik monopoli hanya akan merugikan pihak pengguna sistem pembayaran.
Berwenang untuk mengatur kebijakan seluruh komponen sistem pembayaran.
Ada empat regulator keuangan di Indonesia yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan.
Indonesia memiliki beberapa lembaga penyelenggara yang menjalankan sistem pembayaran.
Di antaranya adalah Bank Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, dan Penyelenggara Kliring Alat Pembayaran Menggunakan Kartu.
Infrastruktur yang ada pada sistem pembayaran adalah berupa sarana dan prasarana fisik atau berwujud. Peran dari infrastruktur adalah mendukung proses operasional payment system.
Baca juga: Kenali 9 Jenis Alat pembayaran Luar Negeri dan Caranya
Ada berbagai alat pembayaran yang tersedia di Indonesia saat ini. Contohnya seperti uang tunai berbentuk logam atau kertas, serta uang elektronik dan digital.
Sebuah sistem pembayaran pastinya hadir untuk membantu pengguna atau konsumen yang memanfaatkan layanan dari lembaga penyelenggara.
Kewajiban lembaga yang menjalankan sistem pembayaran adalah memiliki saluran pembayaran untuk mengirimkan dana dari pihak satu ke pihak lainnya.
Beberapa saluran pembayaran umum digunakan di Indonesia adalah mesin ATM, teller input, kartu debit dan kredit, internet banking, mobile banking, dan electronic data capturing (EDC).
Sistem pembayaran yang satu ini berupa sebuah sistem utuh berupa tata kerja dan peraturan yang membuat terjadinya pengiriman dana dari satu pihak ke pihak lainnya.
Saat ini, ada banyak sistem pembayaran yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan transaksi jual-beli.
Orang-orang tidak hanya bisa membeli suatu produk dengan uang tunai, tapi juga e-money atau bahkan cryptocurrency.
Setiap alat pembayaran tersebut dikelompokkan ke dalam dua jenis sistem pembayaran, yaitu tunai dan non-tunai. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Alat pembayaran yang paling krusial, umum dan telah lama digunakan masyarakat adalah uang tunai.
Uang digunakan untuk melakukan hampir semua transaksi mulai dari belanja di mall, makan di restoran, membayar parkir, hingga membeli barang mewah.
Sistem pembayaran tunai berupa uang fisik terdiri dari uang kartal dan uang logam.
Walaupun sering dipakai untuk transaksi konvensional, uang tunai memiliki kekurangan karena akan menyulitkan sebagian penjual ketika ingin memberikan kembalian uang tunai.
Risiko keuangan lainnya yang ada pada sistem pembayaran tunai adalah banyak oknum tidak bertanggung jawab yang menipu atau memalsukan uang, serta aksi kriminal seperti pencurian.
Baca juga: Mengenal 8 Jenis Alat Pembayaran Non Tunai dan Manfaatnya
Sistem pembayaran non-tunai tidak memiliki wujud fisik, namun bisa berupa kartu atau aplikasi.
Pembayaran non tunai memiliki cara kerja yang lebih efisien dibandingkan dengan uang tunai karena penggunaannya yang bersifat pribadi.
Pengguna yang ingin memakainya hanya perlu mengecek atau melakukan scanning pada sebuah barcode untuk melakukan pembayaran seperti e-money.
Selain itu, masih ada banyak jenis alat pembayaran non tunai lainnya seperti cek, giro, nota debit, kartu kredit, dan lainnya.
Ada banyak manfaat dan keuntungan yang bisa diraih oleh pengguna dari sistem pembayaran non tunai, di antaranya adalah sifatnya yang praktis.
Anda tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak dan beresiko kehilangan. Paalnya, semua uang Anda telah tersimpan di dalam aplikasi atau kartu elektronik.
Berikut ini adalah beberapa contoh sistem pembayaran pada sistem tunai ataupun non-tunai:
1. Kartu Debit dan Kredit: Alat transaksi non-tunai yang berasal dari bank. Sistem pembayaran pada kartu kredit adalah utang, sedangkan kartu debit menggunakan saldo pemilik rekening.
2. Giro: Surat berisi perintah untuk memindahkan dana dari satu rekening ke rekening lainnya baik itu milik sendiri atau nasabah lain.
3. Cek: Surat perintah dari nasabah kepada pihak bank untuk mencairkan uang dari saldo miliknya atas nama nasabah yang bersangkutan.
5. Nota Debit dan Kredit: Surat yang digunakan melalui kliring. Nota Debit yang digunakan untuk menagih dana nasabah dari bank lain. Sedangkan Nota Kredit untuk mengirim dana ke nasabah di bank lain.
6. E-money dan E-wallet: Uang elektronik yang mengandalkan teknologi internet dan aplikasi untuk melakukan transaksi.
7. Wesel Pos: surat untuk mengirim uang dan melakukan kegiatan transaksi ke luar negeri.
8. Cryptocurrency: Aset digital yang berperan sebagai alat tukar, biasanya dalam jumlah besar. Tujuan penggunaannya untuk menjaga transaksi keuangan tetap aman, mengelola proses pembuatan unit tambahan, dan melakukan verifikasi transfer aset.
Demikian penjelasan seputar apa yang dimaksud dengan sistem pembayaran hingga contohnya. Peran sistem pembayaran adalah hal yang tak terpisahkan dari masyarakat.
Dengan adanya sistem ini, masyarakat jadi lebih mudah melakukan transaksi dan mendukung keberlangsungan kegiatan ekonomi negara.
Semoga penjelasan di atas bisa menambah ilmu dan bermanfaat bagi Anda. Yuk, cari tahu lebih seputar bisnis dan keuangan dengan membaca artikel OCBC NISP lainnya!
Baca juga: Open Account: Metode Pembayaran Luar Negeri, Ini Keuntungannya