Mengenal Apa itu Debt Burden Ratio dalam Pengajuan KPR

16 Feb 2023

Debt Burden Ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan debitur melunasi utang.

Debt Burden Ratio adalah salah satu indikator pertimbangan saat seseorang mengajukan pinjaman KPR.

Dalam hal ini, bank menggunakan Debt Burden Ratio (DBR) untuk mengetahui apakah calon debitur bisa melunasi pinjaman yang diajukan.

Meskipun DBR memang telah diperkirakan oleh bank, namun peminjam juga dapat menghitungnya terlebih dahulu sebagai bahan pertimbangan sebelum pengajuan.

Nah, untuk mengetahui bagaimana cara menghitungnya, yuk simak penjelasannya dalam artikel berikut ini!

Pengertian Debt Burden Ratio

Debt Burden Ratio artinya adalah perbandingan antara pendapatan bersih dengan cicilan utang per bulan.

Pada praktiknya, DBR digunakan oleh bank untuk mengetahui jumlah beban calon nasabah.

Jadi, jika nilai Debt Burden Ratio adalah rendah, artinya nasabah tersebut memiliki beban utang kecil.

Sebaliknya, jika Debt Burden Ratio yang dimiliki tinggi, artinya calon debitur tersebut mempunyai beban utang besar juga.

Hal ini merupakan salah satu langkah bank atau lembaga keuangan untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dan mencegah Non-Performing Loan (NPL) alias kredit macet.

Selain itu, fungsi lain dari Debt Burden Ratio adalah untuk membantu bank menentukan besaran cicilan yang mampu dibayar oleh nasabah tiap bulan.

Untuk mengetahui rasio DBR calon nasabah, pihak bank akan menghitung seluruh jumlah cicilan serta utang yang dimiliki oleh calon debitur tersebut.

Artinya, dalam perhitungan DBR, semua pinjaman akan dihitung. Baik itu kartu kredit, kredit tanpa agunan, maupun cicilan kendaraan.

Jika melebihi rasio DBR yang ditentukan oleh bank, maka kemungkinan besar pinjaman tersebut akan ditolak.

Namun, jika masih dalam rasio yang ditetapkan, besar kemungkinan pinjaman tersebut diterima.

Baca juga: Minat KPR Syariah? Pelajari Simulasi & Perhitungannya Yuk!

Cara Menghitung Debt Burden Ratio

Meskipun biasanya Debt Burden Ratio dihitung oleh bank, namun Anda juga dapat memperkirakannya sendiri, lho.

Sebagai dasarnya, Anda bisa mengikuti ketentuan persentase Debt Burden Ratio yang ditetapkan oleh kebijakan bank tujuan, umumnya adalah sekitar 30-40 % dari take home pay.

Adapun rumus Debt Burden Ratio adalah sebagai berikut:

DBR = (total cicilan utang per bulan / pendapatan bersih per bulan) x 100%

Nah, agar lebih jelas, mari simak simulasinya di contoh kasus berikut ini.

Misalnya, A ingin mengajukan KPR untuk rumah di kawasan Ubud, Bali dengan harga Rp1 miliar. Berdasarkan informasi berikut ini, berapakah Debt Burden Ratio A?

Diketahui:

  • Cicilan 1 = Kartu kredit bank ABC dengan total pinjaman Rp20.000.000 dan cicilan per bulan Rp2.000.000
  • Cicilan 2 = Kredit mobil dengan harga Rp250.000.000 dan cicilan per bulan sebesar Rp4.000.000.
  • Pendapatan bersih adalah sebesar Rp25.000.000

Dijawab:

Persentase DBR          = (total cicilan utang per bulan / pendapatan bersih per bulan) x 100%

          = (Rp2.000.000 + Rp4.000.000) / (Rp25.000.000) x 100%

          = 25%

Jadi, dalam kasus di atas, persentase Debt Burden Ratio adalah sebesar 25%. Karena masih kurang dari 30%, maka kemungkinan besar pengajuan A bisa diterima oleh bank.

Baca juga: Sistem Take Over KPR: Biaya, Syarat & Cara Mengurusnya

Tips Menyiasati DBR Agar Pengajuan KPR lebih Mudah

Jika ternyata rasio DBR pinjaman Anda melebihi ketetapan bank, ada beberapa tips yang dapat dilakukan agar pengajuan KPR lebih lancar, di antaranya adalah sebagai berikut:

1.  Melunasi Utang Terlebih Dahulu

Seperti dalam penjelasan sebelumnya, jumlah utang yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap besaran DBR Anda.

Oleh karena itu, jika Anda sedang memiliki cicilan berjalan, sebaiknya lunasi dulu utang-utang tersebut.

Jika tidak mungkin untuk melunasi seluruh utang dalam waktu dekat, paling tidak pastikan bahwa jumlahnya sudah berkurang dari sebelumnya.

Sebab, nominal utang yang berkurang akan meningkatkan nominal plafon KPR serta mengurangi jumlah rasio DBR.

2. Perbesar Nominal DP Rumah

Cara kedua untuk menyiasati Debt Burden Ratio adalah dengan memperbesar jumlah down payment. Sebab, semakin besar DP, maka semakin kecil pula nominal cicilan per bulannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Debt Burden Ratio adalah cara bank menilai kemampuan debitur membayar cicilan.

Jika persentase rasionya tinggi, maka kecil kemungkinan pinjaman tersebut bisa disetujui.

Namun, jika persentase rasio DBR rendah, maka kemungkinan pinjaman untuk disetujui akan semakin besar.

Selain Debt Burden Ratio, masih ada banyak insight lain yang bisa Anda ketahui seputar pinjaman KPR di blog OCBC NISP!

Apabila Sobat OCBC tertarik untuk mengajukan KPR, maka KPR Easy Start dari OCBC NISP bisa menjadi salah satu pilihannya.

Sebagai solusi bagi generasi mudah untuk mewujudkan rumah impian, KPR Easy Start menawarkan berbagai keuntungan, mulai dari tenor yang lama, cicilan bertahap, hingga pilihan rumah. Cari tahu tentang KPR Easy Start lebih lanjut yuk!

Baca juga: 9 Cara Beli Rumah Tanpa Riba, Lebih Aman & Terjangkau

Story for your Inspiration

Baca

Edukasi - 4 Nov 2024

Rekomendasi Tabungan Bisnis Valas USD untuk Transaksi Lebih Mudah

Baca

Edukasi - 4 Nov 2024

Daftar Perusahaan Batu Bara Terbesar di Indonesia

See All

Produk Terkait

KPR Easy Start

KPR Easy Start

KPR untuk generasi muda wujudkan rumah impian dengan angsuran rendah

Download OCBC mobile