Barter adalah sistem transaksi dengan tukar menukar barang.
Barter adalah metode pembayaran yang telah ada sejak dahulu kala, bahkan sebelum ada mata uang.
Sederhananya, sistem barter adalah kegiatan transaksi berupa kesepakatan antar pihak untuk menukar barang.
Untuk dapat melakukan sistem barter tersebut, terdapat sejumlah syarat yang harus Sobat OCBC NISP penuhi.
Untuk mengetahui lebih jelas, yuk simak pengertian, sejarah, jenis-jenis, kelebihan dan kekurangan, hingga contoh barter di artikel berikut ni!
Sistem barter adalah metode transaksi yang dilakukan dengan cara menukar barang. Barter ini telah digunakan sejak dahulu kala, sebelum adanya transaksi mata uang.
Bentuk transaksi barter adalah dengan melakukan penukaran barang dan tidak menggunakan mata uang.
Artinya, syarat utama ketika melakukan barter adalah harus memiliki suatu barang terlebih dahulu untuk ditukarkan.
Transaksi barter ini juga harus ada kesepakatan antar pihak sehingga nilai barang yang ditukarkan setidaknya harus setara.
Akibatnya, sistem barter sebenarnya cukup sulit untuk menentukan nilai barang yang sesuai.
Contohnya, jika Anda membutuhkan roti, sedangkan yang dipunyai hanya hewan ayam. Maka Anda akan merasa berat hati untuk menukarkan ayam tersebut hanya demi sebuah roti.
Solusinya cukup mudah, Anda dapat memotong ayam tersebut menjadi beberapa bagian untuk ditukarkan dengan roti.
Lantas, bagaimana kita bisa mengukur berapa potongan ayam yang sesuai untuk ditukarkan dengan sebuah roti?
Untuk menentukan nilai yang setara terhadap suatu barang, maka harus didiskusikan antar pihak.
Intinya, kesesuaian nilai barang barter tersebut tergantung pada kesepakatan bersama para pihak.
Jadi, sistem barter akan membuat kita lebih selektif dalam menentukan nilai suatu barang.
Karena tujuan utama sistem barter adalah asas kemanfaatan, maka tiap individu akan saling membutuhkan satu sama lain sehingga mengurangi kesenjangan sosial.
Baca juga: Apa Itu Uang Elektronik? Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya
Sejarah barter dimulai sejak enam ribu tahun sebelum masehi dan digunakan oleh bangsa Mesopotamia.
Setelah itu, bangsa Fenisia mengadopsi sistem barter ini dengan melakukan penukaran barang komoditas.
Sistem barter terus berkembang hingga di Babilonia dengan komoditas utama paling terkenal adalah garam.
Pertukaran barang ini berlangsung lama, hingga akhirnya lambat laun sistem barter memiliki kendala dan kesulitan yang cukup sering terjadi.
Contoh kesulitan barter adalah sulitnya mencari orang yang membutuhkan suatu barang di saat bersamaan.
Oleh karena itu, manusia memutuskan untuk menciptakan alat tukar baru, yaitu koin emas, perak, dan tembaga.
Meskipun tujuan utama barter adalah melakukan penukaran barang atas dasar kesepakatan, namun tetap saja ada syarat-syarat yang harus terpenuhi oleh pihak di dalam barter.
Adapun syarat-syarat dalam barter adalah:
1. Barang yang akan ditukarkan harus nyata dan mampu dibuktikan oleh para pihak.
2. Tidak ada unsur paksaan maupun penundaan di luar kesepakatan.
3. Barang harus ditukarkan pada waktu yang bersamaan.
4. Tiap pihak di dalam barter harus saling membutuhkan barang yang akan ditukarkan.
5. Nilai barang pada sistem barter harus setara, menentukannya melalui diskusi maupun kesepakatan para pihak.
Barter memang identik dengan sistem pembayaran tradisional, namun ternyata hingga kini masih digunakan, meskipun tidak banyak.
Salah satu negara ASEAN yang masih ditemukan sistem barter adalah Indonesia, yaitu di Pasar Terapung Lok Baintan dan Flores.
Nah, contoh barter yang sering terjadi di masa lampau adalah sebagai berikut:
Untuk contoh barter pada masa kini, ada beberapa yang melakukannya untuk pertukaran saja, bukan karena kebutuhan. Contohnya sebagai berikut:
Baca juga: Uang Adalah: Pengertian, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya
Penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis barter adalah sebagai berikut.
Barter alih adalah sistem pertukaran antara dua pihak yang dialihkan. Intinya, barter alih terjadi ketika salah satu pihak mengalihkan barang ke orang lain.
Hal tersebut dikarenakan pihak di dalam barter tersebut ternyata tidak bisa memanfaatkan barang yang ditukarkan.
Contohnya, ketika pedagang menukarkan buah ke penjual ayam, tapi ternyata penjual ayam tersebut telah memiliki stok buah yang banyak.
Akhirnya, pedagang tersebut menukarkan buah tadi ke toko kelontong.
Barter langsung dilakukan ketika penukaran barang terjadi secara langsung atas dasar kesepakatan. Contohnya, baju ditukarkan dengan celana, dan masih banyak lagi.
Jenis barter ini masih banyak dijumpai di pedesaan, yaitu dengan menggunakan prinsip bagi hasil.
Artinya, barter imbal beli dilakukan dengan cara membeli sekaligus menukarkan suatu barang atau jasa.
Contohnya, ketika seseorang membeli tanah, namun butuh tenaga orang tersebut untuk menggarap dan mengurus lahan.
Baca juga: Perbedaan Dinar dan Dirham, Alat Transaksi atau Investasi?
Meskipun identik dengan sistem transaksi yang kuno dan tradisional, namun terdapat beberapa kelebihan dalam barter, yaitu:
Asas utama dalam sistem barter adalah kemanfaatan dan saling membutuhkan satu sama lain.
Oleh karena itu, kelebihan barter yang pertama adalah memperluas relasi. Dengan sistem barter, Anda dapat memperluas relasi ketika saling membutuhkan.
Sistem barter memang tidak menggunakan mata uang sebagai alat transaksi sehingga Anda dapat menyimpannya untuk kebutuhan-kebutuhan lain.
Selain itu, barter sangat bermanfaat ketika terjadi penurunan nilai mata uang.
Kelebihan lain dari barter adalah mengurangi sikap boros, karena terdapat asas kemanfaatan. Artinya, Anda tidak akan menyia-nyiakan barang yang ditukar, karena memang butuh.
Selain beberapa kelebihan di atas, barter juga memiliki kekurangan, yaitu:
Seperti yang telah dijelaskan di atas, nilai barang pada barter terkadang tidak sama.
Contohnya, yaitu ketika Anda hanya mempunyai ayam, namun ingin ditukarkan dengan sekarung beras.
Maka, Anda mungkin tidak rela menukarkan ayam tersebut untuk sekarung beras. Hal inilah yang sering terjadi pada sistem barter.
Barang yang ditukarkan dalam barter terkadang tidak bisa dibagi. Artinya, barang dalam barter sering kali harus ditukar secara utuh, tidak bisa dibagi-bagi menjadi bagian kecil.
Hal ini disebabkan karena dalam barter Anda tidak menggunakan mata uang sebagai alat transaksi. Akibatnya, nilai suatu barang yang ditukar tidak memiliki kepastian dan ketetapan.
Dalam barter, Anda dituntut untuk memiliki suatu barang sehingga memakan ruang penyimpanan yang lebih besar daripada mata uang.
Selain itu, barang tersebut juga rentan hilang atau rusak sehingga bisa membuat nilai tukarnya menjadi rendah.
Demikian penjelasan tentang pengertian barter beserta sejarah hingga kelebihan dan kekurangannya.
Berdasarkan pembahasan di atas, barter adalah alat transaksi yang telah ada jauh sebelum uang tunai.
Namun, seiring berkembangnya zaman, kini alat transaksi pun juga mengalami perubahan. Nah, apakah Sobat OCBC NISP pernah menggunakan sistem barter ini?
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda, ya! Kunjungi artikel edukatif dan informatif lainnya hanya di blog OCBC NISP, selamat membaca!
Baca juga: 10 Cara Menghemat Uang Jajan yang Mudah & Efektif