Literasi keuangan adalah pengetahuan tentang sektor-sektor keuangan dan cara memanfaatkannya. Kenali pengertian, tingkatan dan pentingnya bagi masyarakat.
Bahasan tentang financial literacy atau literasi keuangan adalah salah satu yang paling sering digaungkan pemerintah beberapa tahun terakhir, utamanya oleh Bank Indonesia selaku bank sentral. Akan tetapi, banyak orang masih belum paham pengertian literasi keuangan dan pentingnya literasi keuangan bagi masyarakat. Selengkapnya tentang literasi keuangan akan OCBC NISP bahas di bawah ini, yuk simak!
Literasi keuangan adalah pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait finansial agar mampu mengelola dan memanfaatkan keuangan secara maksimal. Dengan adanya literasi keuangan, masyarakat diharapkan memiliki bekal edukasi mumpuni terkait finansial sehingga mampu mengambil sikap dan memilih keputusan keuangan secara bijak.
Sedangkan pengertian literasi keuangan menurut OJK yaitu ilmu, keahlian, dan keyakinan yang mempengaruhi tingkah laku manusia sebagai bentuk peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan sehingga tercapainya kesejahteraan hidup.
Literasi keuangan adalah aspek yang terus digencarkan pemerintah agar masyarakat Indonesia mampu mempunyai pengetahuan finansial sesuai kebutuhan sehari-hari mereka. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) oleh OJK, indeks literasi keuangan Indonesia mengalami peningkatan di tahun 2019 sebesar 29,7% dari tahun 2016.
Meskipun demikian, OJK tetap berusaha meningkatkan literasi keuangan Indonesia melalui berbagai cara. Beberapa program dicanangkan oleh OJK sebagai bentuk dukungan dan perluasan edukasi finansial.
Contohnya, OJK mengembangkan edukasi keuangan secara digital melalui online course, media sosial, dan sejenisnya. OJK juga mengajak influencer dan komunitas dalam melakukan branding terkait pendidikan keuangan.
Nah setelah mengetahui pengertian literasi keuangan, lantas sebenarnya bagaimana ukuran sebuah masyarakat dikatakan memiliki edukasi keuangan yang baik? Temukan jawabannya dalam indikator literasi keuangan yang dibuat oleh OJK berikut ini.
Well Literate
Pertama, indikator literasi keuangan adalah well literate. Suatu masyarakat dapat disebut sebagai well literate jika mempunyai pengetahuan informasi dan keyakinan terhadap produk dan lembaga keuangan, mulai dari fitur, layanan, manfaat, risiko, hak dan kewajiban. Selain itu, masyarakat well literate juga punya keterampilan dalam memakai produk dan jasa keuangan.
Sufficient Literate
Ketika masyarakat memiliki pengetahuan dan percaya terkait produk dan lembaga jasa keuangan dari seluruh aspek, tetapi kecakapan atau keahlian dalam menggunakannya masih minim. Situasi demikian masuk dalam kategori sufficient literate.
Less Literate
Level berikutnya indikator literasi keuangan adalah less literate. Dalam hal ini, masyarakat hanya mempunyai pengetahuan saja terkait produk dan lembaga jasa finansial, belum memiliki rasa percaya terhadap produk dan jasa keuangan yang tersedia.
Not Literate
Poin terakhir indikator literasi keuangan adalah not literate. Ini merupakan tingkatan literasi keuangan terendah dimana masyarakatnya tidak mempunyai pengetahuan dan kepercayaan terhadap produk dan lembaga keuangan. Sehingga dapat dikatakan sebagai masyarakat tertinggal akan kemajuan zaman.
Pemerintah berusaha sedemikian rupa dalam meningkatkan literasi keuangan Indonesia, mengingat betapa pentingnya literasi keuangan. Sebenarnya, apa saja pentingnya literasi keuangan bagi masyarakat? Berikut ini informasinya.
Lebih Mengetahui Tentang Macam-Macam Produk Keuangan
Pentingnya literasi keuangan pertama yakni masyarakat menjadi lebih mengetahui berbagai macam produk keuangan. Semakin luas pengetahuan finansialnya, maka masyarakat akan semakin familiar dan mengenal produk keuangan di pasaran. Setelah mengetahuinya, masyarakat akan mampu menikmati manfaat dari masing-masing layanan finansial.
Tahu Cara Memanfaatkan Produk Keuangan untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Selanjutnya, pentingnya literasi keuangan adalah masyarakat menjadi tahu cara memanfaatkan dan menggunakan produk keuangan. Setelah mempunyai wawasan cukup terkait produk dan jasa keuangan, masyarakat akan berani mencoba menikmati produk keuangan. Selain itu, mereka akan memilih dan mengkonsumsi produk dan layanan finansial berdasarkan kebutuhan.
Peningkatan Taraf Hidup
Apabila masyarakat telah mampu terampil memanfaatkan produk dan layanan keuangan, maka taraf hidup menjadi meningkat. Masyarakat menjadi mengetahui terkait perencanaan dan pengelolaan keuangan secara efisien dan bijak. Mereka akan mengenal investasi dan belajar melihat peluang sebagai pemasukan tambahan.
Terhindar dari Penipuan
Poin keempat pentingnya literasi keuangan adalah masyarakat terhindar dari penipuan. Ketika masyarakat mempunyai pengetahuan memadai terkait produk dan layanan keuangan, mereka tidak akan mudah tertipu produk merugikan seperti investasi bodong, skema ponzi, monkey business, dan sebagainya.
Distribusi Kekayaan Jadi Lebih Merata
Terakhir, pentingnya literasi keuangan adalah distribusi kekayaan menjadi lebih merata. Pemanfaatan produk dan layanan keuangan mengakibatkan dana dari masyarakat terhimpun dan terdistribusi kembali dalam masyarakat.
Orang yang kelebihan dana akan menyimpannya dalam produk dan lembaga keuangan untuk mendapatkan keuntungan. Danatersebut kemudian akan didistribusikan kepada pihak membutuhkan (misal untuk kredit, pinjaman usaha, dan sebagainya). Dengan demikian, setiap orang punya akses mencapai kesejahteraan sama sehingga kekayaannya lebih merata.
Dalam penerapannya, contoh literasi keuangan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Adapun contoh literasi keuangan adalah berikut ini.
Tabungan Makin Beragam Jenisnya
Adanya tabungan yang beragam jenisnya merupakan salah satu contoh literasi keuangan. Saat masyarakat semakin sadar dengan kebutuhan finansialnya, lembaga keuangan atau perbankan akan membuat beragam program tabungan guna memenuhi kebutuhan tersebut.
Masyarakat Semakin Aktif Berpartisipasi di Sektor-Sektor Keuangan
Poin selanjutnya contoh literasi keuangan adalah masyarakat semakin aktif berpartisipasi di sektor keuangan. Selama ini, dunia literasi keuangan Indonesia masih banyak didominasi pemerintah dan perusahaan finansial. Apabila masyarakat sudah mulai aktif mengkampanyekan literasi keuangan, itu artinya literasi keuangan negara tersebut telah membaik.
Masyarakat Punya Kesadaran Menabung/Berinvestasi Sejak Dini
Contoh literasi keuangan yang terjadi di sekitar yaitu masyarakat mempunyai kesadaran menabung atau berinvestasi sejak dini. Begitu menyadari pentingnya perencanaan dan pengelolaan keuangan agar kebutuhan terpenuhi, masyarakat akan sadar untuk lebih banyak menabung dan menginvestasikan uang demi kebahagiaan jangka panjang.
Kemampuan Memanfaatkan Utang untuk Kegiatan Produktif
Terakhir, contoh literasi keuangan adalah masyarakat mempunyai kemampuan memanfaatkan utang untuk aktivitas produktif. Dengan berkembangnya literasi keuangan, masyarakat menjadi sadar bahwa berhutang tidak selalu buruk. Justru sebaliknya, berhutang bisa membantu peningkatan ekonomi bila dimanfaatkan sebagai utang produktif.
Demikian pembahasan dari OCBC NISP tentang pengertian literasi keuangan, indikator, contoh, dan pentingnya literasi keuangan bagi masyarakat! Literasi keuangan adalah salah satu tolak ukur kemajuan bangsa dari segi ekonomi, sehingga yuk kita galakkan bersama-sama!